Dan tentang perhimpunan segala hakikat dalam diri manusia,
Imam Abu 'l-Azaim mengatakan :
"Jika engkau telah memperlihatkan hakikat diriku,
engkau menjadi bodoh dan sekaligus mengetahui,
bahwa
engkau terhadap Dzat selalu memanggil-manggil.
Dan engkau bagi kedudukan Yang Maha Penyayang,
adalah bagaikan "Arays .
(Engkau) bagaikan papan yang tertuliskan tanpa tinta.
Dan engkau adalah bagaikan kursi bagi rahasia-rahasia
yang menampilkan Diri-Nya,
dan bagaikan tangga kenaikan para hamba".
Dan dalam kesempatan lain,
beliau mengatakan tentang dirinya yang terhimpun
di dalamnya segala hakikat tersebut. :
"Aku adalah Sidratu 'l-Muntaha, Lauh dan kursi-Nya
Aku adalah 'arsy dan qalam Yang Mahaluhur
Aku adalah alam semesta dan nur yang dilimpahkan
sejak permulaan.
Aku adalah quds dalam kesuciannya dan
baik dalam kejernihannya.
Aku adalah ruh jika kubuktikan di alam barzakh.
Aku adalah gambaran luhur yang memancarkan nur Ilahi.
Aku adalah simbol bagi penampilan Ilahi
di saat terhibur".
Manusia - menurut kaum shufi- bagaikan Baitul l-Makmur dan Ka'bah
(karena manusia dilimpahi nur Ilahi)
Dan Imam Abu 'l Azaim menginterpretasikan dirinya
yang menghimpun segala hakikat dengan mengatakan :
"Karena diriku terhadap-Nya merupakan Kull dalam Kull
(gambaran Allah dan dirinya sama)
Manusia adalah gambaran sepenuhnya bagi Yang Mahakuasa,
oleh sebab tiupan yang dihembuskan dari Allah , yakni
sebagian dari ruh-Nya kepada bentuk manusia
yang terbuat dari tanah.
Sedang Ruh Allah mencakup semua hakikat dan bersifat Kulli
(menyeluruh).
Karena itu, Allah mengangkat manusia sebagai khalifah-Nya
di muka bumi, dan memerintahkan para malaikat agar bersujud
kepadanya".
Pada diri manusia , Nabi Muhammad saw, adalah
bentuk yang paling sempurna dan kejadian yang paling paripurna.
Dan tentang ruhaniah Muhammadiyah (nur Muhammad),
para shufi membicarakan nya dengan penuh pengagungan,
oleh karena beliau adalah makhluk pertama yang diciptakan
Allah dengan nur-Nya :
"Yang pertama diciptakan Allah adalah Nur Nabimu, wahai Jabir".
(Hadits yang mulia)
DR.MUSTHAFA MAMUD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar