Menurut pendapat Ibnu 'Arabi, memang ada sebagian asma-Nya
yang hanya khusus untuk Dia sendiri, dan asma-asma tersebut
tidak menetapi hukum seperti pada asma-asma -Nya yang berlangsung.
Imam Abu 'l Azaim mengatakan hal yang sama tentang asma-asma-Nya ini.
Menurut beliau , asma-asma -Nya berada dalam Dzat-Nya.
"Penyesuaian pengertian asma-asma-Nya berada pada Dzat-Nya ".
Asma-asma tersebut saling turun guna pelimpahan sifat-sifat-Nya
kepada para hamba karena kebutuhan , permintaan dan hajat
pada hamba kepada-Nya.
"Derajat kehambaan ditentukan berdasarkan kecintaan,
yang dengannya asma-asma Allah menampakkan Diri-Nya
dari alam gaib".
Kebutuhan sifat kehambaan merupakan rahasia dari limpahan Ilahi ini.
Asma-asma dan sifat-sifat-lah yang memberikan gambaran terhadap
cetakan-cetakan di dalam rahim, dan yang senantiasa mensuplai
para makhluk dalam masa pertumbuhannya.
"Aku berpindah -pindah di dalam asma-asma sebelum kejadianku,
dan aku ditampakkan dalam suatu gambaran yang tampak bercahaya".
Abu -'l Azaim mengeluarkan kata-kata indah di antara hikmah-hikmahnya.
"Orang yang berbahagia di antara makhluk adalah orang yang mengetahui
hikmah perwujudan dirinya dan rahasia pensuplaian atas dirinya".
Baca kembali uraian ini sejak permulaan,
maka anda akan menjumpai ...
suatu upaya untuk menjawab pertanyaan yang besar ini ! ! !
DR.Musthafa Mahmud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar