Imam Abu 'l-'Azaim bertanya pada dirinya,
"Mengapa Tuhan tak tampak ?"
"Bagaimana Tuhan tak tampak, sedang alam yang di atas dan bawah
telah menampakkan contoh penampilan sosok-Nya ?
Segala sesuatu yang kulihat di alam semesta ini , mengisyaratkan
akan makna -makna keesaan-Nya secara global."
Selamanya, jika diungkapkan dengan kata-kata ,
tingkah laku shufi akan mengatakan :
"Tiada Tuhan selain-Nya sejak awal hingga akhir, lahir dan batin,
terisyaratkan di belakang hijab.
Apa yang kaulihat di alam semesta ini, tak lain adalah rahasia
nama-nama-Nya yang baik, yang menampakkan gambaran
di balik nya".
Tajalli Ilahi (penampakan Tuhan) pada tiap sesuatu ini,
sama sekali berbeda dengan inkarnasi yang dikatakan dan diyakini
dalam agama Hindu.
Berkenaan dengan hal ini, Ibnu 'Arabi berkata,
"Matahari tampak di permukaan bulan".
Padahal , di dalam bulan itu sendiri tidak ada matahari.
Sama halnya sinar matahari yang merupakan pantulan
dari asma (cahaya) -Nya , dan bukan berarti
Tuhan menjelma di situ.
"Alam semesta beroleh anugerah kedudukan-Nya.
Dia bukan ruh dan jasad. Tak ada batasan yang bisa memuat-Nya.
Dia senantiasa dicari dan menjadi tempat meminta.
Semua makhluk mencari-Nya, tapi tak seorangpun
menemukan-Nya . Dia itu Satu dan tak ada sesuatu pun
yang menyamai-Nya .
Menyendiri dalam kesempurnaan sifat-Nya".
Tidak ada penampilan ulangan pada setiap penampilan Ilahi,
meski banyak sekali dilakukan-Nya.
Oleh karena tiap sesuatu milik-Nya mempunyai aspek khusus
yang membedakan dari sifat-sifat lain yang di miliki-Nya.
Jadi, perumpamaan atau persamaan itu hanya ada pada sisi lahiriah,
(pada setiap sesuatu yang memantulkan keagungan sifat-Nya)
Dari aspek khusus inilah terangkai hubungan antar segala sesuatu
dengan Allah.
Dan di situlah letak rahasia cipta Ilahi, yang melaluinya terpantulkan
keagungan Allah yang tak pernah berulang sosok penampilan-Nya
dengan yang serupa.
DR.MUSTAFHA MAHMUD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar