Kamis, 22 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG

"KESAKSIAN TAUHIDI DAN TERSINGKAPNYA HIJAB".

Pengetahuan tentang ketuhanan (Allah) merupakan ilmu yang langka
oleh karena panjatan (tanjakan) nya memang sulit.

Orang yang mengetahui ilmu ini, hakikatnya adalah 
orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak tahu , yakni
ketidaktahuan akan Dzat Ilahi .
Dalam kaitan ini, seorang shufi berkata :

"Tidak mampu mengetahui pengetahuan,
  hakikatnya, adalah suatu pengetahuan".

Artinya, 
jika Anda tidak mampu dan Anda bertemu dengan jalan buntu,
hingga karenanya Anda tahu bahwa Anda tidak tahu, maka
berarti Anda  telah tahu.

Akan halnya mereka yang mendakwakan diri 
orang-orang yang pandai dan ahli dalam bidang keberpura-puraan tahu.
Al-Qur'an mengenakan atas mereka firman Allah :
Q.S. 30:32, artinya

"Tiap-tiap golongan merasa bangga 
  dengan apa yang ada pada golongan mereka".

Mereka adalah kaum yang fanatik, 
yakni orang-orang yang tertutup akalnya, 
persis seperti katak di bawah tempurung.
Dalam ayat lain al-Qur'an menyebutkan :
Q.S. 40:83, artinya

"Tatkala datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan membawa
  bukti-bukti , mereka merasa cukup dengan ilmu yang ada pada mereka".

Mereka adalah orang-orang yang disesatkan Allah sepengetahuan mereka
dan mereka ingkar, padahal mereka mengetahui.

Jika pembaca telah merampungkan makalah ini dengan membuahkan  
kesimpulan bahwa betapa besar , betapa agung, dan betapa dalam 
ilmu-ilmu  Ilahi, serta betapa sedikit apa yang telah diperolehnya,
maka Anda telah merampungkan nya dengan membawa sesuatu (ilmu).

Karena sesungguhnya merasa bodoh (tidak tahu) , itu merupakan 
perahu penyelamat di lautan yang banyak menenggelamkan 
tokoh-tokoh shufi.

Merasa bodoh akan membuat seseorang rendah hati, memiliki rasa malu,
mendengar dengan baik, tidak gampang terperangkap dalam kancah

perbalahan (perdebatan), tidak fanatik, tidak terjerat 
dengan suatu pendapat , mau berintrospeksi dan senantiasa 
menimbang kata-kata yang akan diucapkannya.

Semua itu merupakan keutamaan-keutamaan dan itulah pelita
bagi mereka yang melangkah di jalan yang sulit ini.

Dr. Musthafa Mahmud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar