Senin, 26 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG

"TEMPAT KEMBALI"

Pemikiran tentang keumuman rahmat Tuhan tidak bisa dimengerti
di kalangan mereka (orang-orang yang berdosa).
Al-Qur'an  telah menegaskan tentang hak mereka dengan lafazh 
yang terang dan pasti, yang tidak memerlukan interpretasi lagi.

Kami memahami pengertian kelanggengan di neraka bagi 
sebagian jiwa manusia ,karena sesungguhnya sebagian mereka 
(yaitu orang-orang yang berjiwa angkara murka dan berjiwa setan)
adalah sejenis dengan api.
Sifat keapian jiwa mereka sama dengan api, bahkan lebih panas lagi.
Bukankah al-Qur'an sendiri telah mengatakan tentang nerakaa ?

"Sebagai pembakarnya (neraka) adalah manusia dan batu-batuan.".

Waquduha, demikianlah  kata al-Qur'an.
Yakni , mereka (adalah) sebagai bahan bakarnya yang membuat 
nyalanya semakin hebat,  lantaran manusia lebih hebat keapian 
dan kebernyalaannya ketimbang api neraka sendiri.
Inilah kunci teka-teki.
Sebagian jiwa manusia lebih hebat sifat keapiannya ketimbang 
api itu sendiri secara pembawaan.
Mereka adalah para angkara murka , penggerak fitnah, 
penyebab peperangan dan siksaan terhadap umat manusia
dan bagi diri mereka sendiri.
Kita bisa menyaksikan mereka dalam kehidupan dunia 
tidak pernah senang kecuali jika kehidupan di sekitarnya 
berubah menjadi neraka jahim bagi mereka dan orang lain.
Dan tempat yang layak bagi orang-orang seperti mereka -
sesuai dengan pembawaan mereka  - adalah neraka, 
karena kesamaan antara keduanya.
Kekekalan mereka di neraka sangat bisa di mengerti , 
oleh karena neraka adalah lingkungan mereka.
Disitulah mereka terbiasa melakukan siksaan , 
baik terhadap orang lain maupun diri mereka sendiri tanpa henti.
Inilah kehidupan mereka, dan mereka tidak layak kecuali
hanya untuk neraka, sedang neraka pun tidak layak 
kecuali hanya untuk mereka.
Apalagi, neraka adalah tempat siksaan mereka yang abadi .
Orang-orang yang seperti mereka , sifat keapian jiwanya 
tidak tampak dalam kehidupan dunia, meski apinya menyala-nyala.
Demikian itu lantaran terhijab oleh pakaian tanahnya., 
yakni daging dan darah.
( bukankah di dunia ini kita memadamkan api dengan tanah/pasir dan air ?)
Tetapi, jika pakaian tanah ini telah tertanggalkan oleh sebab kematian, 
maka terbukalah keadaan yang sebenarnya, dan setiap orang di antara 
mereka bisa mengetahui  hakikat diri masing-masing, yang ternyata 
adalah api belaka.
Dalam kehidupan akhirat , 
mereka adalah bara-bara yang menyalakan api neraka jahanam, 
hingga nasib mereka adalah kekal di dalamnya 
sebagai keputusan yang haq , adil dan rahmat bagi mereka 
dan selain mereka.

DR. Musthafa Mahmud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar