"TEMPAT KEMBALI"
Semua hal yang terbatas ,
selamanya berada dalam penciptaan yang baru.
Tetapi, manusia masih senantiasa keliru dalam memandang
masalah ini.
Allah swt berfirman dalam al-Qur'an :
QS. 50:15, artinya,
"Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama ?
Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu
tentang penciptaan baru ".
Apakah sulit bagi Kami menciptakan kamu
seperti penciptaan pertama ini ?
Dan letihkah Kami dalam hal ini , hingga kamu bertanya-tanya
tentang bagaimana Kami memperbaharui ciptaan ?
Dari sisi inilah shufi senantiasa takjub di hadapan alam semesta.
Taklif manusia masih senantiasa berkelanjutan hingga
ia melintasi ash-shirat.
(jembatan menuju surga atau neraka jahim di akhirat).
Ketika itu ,
ibadah manusia bersifat dzati ( keharusan dari dirinya),
bukan lantaran dorongan perintah atau larangan yang mengandung
konsekwensi wajib, atau sunnah, atau haram, atau makhruh.
Tetapi,
masanya adalah ibadah secara refleksi setelah melihat
tersingkapnya semua hakikat.
Mengenai keberpindah-pindahan derajat di akhirat,
kami menemukan hal-hal yang mengisyaratkan kepada itu
di dalam al-Qur'an.
Yakni ketika Dia berbicara tentang keadaan kaum Mu'minin
yang sedang berjalan di surga , sedang cahaya mereka
ada dihadapan dan seputarnya :
QS, 66:8,artinya
"Ya Tuhan kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami".
Ayat tadi menunjukkan secara jelas, bahwa kenaikan
masih senantiasa berlangsung , dan di sana
memang ada perpindahan.
Dan perjalanan itu ada yang dari kekurangan kepada pertambahan,
dan dari pertambahan kepada pertambahan yang lebih lagi.
DR. Mustafha Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar