"KESAKSIAN TAUHIDI DAN TERSINGKAPNYA HIJAB".
"Jangan kau cela kami jika kami bertassawuf.
Sesungguhnya kami apabila mengingat-Nya ,
meluncurlah rayuan kami,
Kami adalah golongan yang gila cinta kepada-Nya,
Dia menganugerahi kami kesaksian-kesaksian dan rahasia-rahasia
Tak ada yang mengetahui keadaan kami ...
kecuali orang yang telah beroleh restu dan terpilih oleh kami.
Rahasia kami amat terselubung,
biarkanlah aku bernyanyi ...
di kalangan manusia tidak ada yang menyamai keadaanku.
Bayangan-bayangan diriku tidak pernah cenderung..
kecuali kepada yang rahasia
Anda melihatnya ia semakin berubah , tahap demi tahap".
Sekali lagi beliau bercerita tentang gambaran asma-asma Ilahi :
"Mereka memberiku minuman ,
dan mereka telah mengangkat kain penutup keindahannya,
hingga lenyaplah titik ghin (jasad) darinya berganti kejernihan.
Sungguh minuman suci yang baik, yang pada saat meminumnya
tergambarlah penampil di permukaannya ...
mengisyaratkan akan dzat(ku).
Minuman ini membuat aku lupa diri,
karena kini aku telah sampai kepada hakikatku ...
dengan terhapusnya shad (jasad) , sin (zaman) dan perbedaan.
Kini,
yang ada hanyalah Dzat Yang Mahasuci
yang meliputi segalanya tanpa hijab dan tak bisa digambarkan.
Dia meliputi diriku dengan nur-nur sifat-Nya,
tampak oleh dzatku nur-nur itu bercahaya tanpa warna".
Kemudian beliau berbicara tentang al-mahwu (penghapusan) :
"Dia menghapus (diri) ku sesudah pemandangan tauhidku,
dan Dia melepaskan aku dari semua selainku ...
dan hanya untuk-Nya.
Kini,
sesudah penghapusan ,
hanya Dia-lah yang terpandang oleh dzat-ku
yang tampak cemerlang dari cahaya-Nya
mengungkapkan rahasia-ku".
Mata yang dipakai olehku untuk melihat-Nya
adalah berasal dari Allah.
Sebab, mustahil Allah bisa dilihat
selain hanya oleh-Nya sendiri.
DR. Musthafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar