"CINTA ALLAH"
Sejak detik Kun,
yakni saat di mana Allah memandang semua dzat makhluk di alam 'adam,
kemudian memerintahkan mereka agar bersujud , dan akhirnya semua dzat
itu pun bisa melihat Allah dan mabuk cinta kepada-Nya, maka
sejak itulah alam seluruhnya mengarahkan cintanya hanya kepada Allah.
Jika tidak ada cinta yang bermisteri ini,maka tidak akan ada gerak
dan perjalanan alam semesta.
Semua minta kesempurnaan, dan semua berjalan menuju kesempurnaan.
Tetapi, tidak ada yang sempurna melainkan hanya Dzat Allah.
Dia adalah tempat meminta bagi segala kesulitan dan kesusahan,
meski Dia berada samar di balik asma-asma dan gambaran-gambaran
yang beraneka ragam.
Dia adalah yang Mahalahir bagi setiap yang dicintai-Nya, yakni
bagi dzat yang mencintai-Nya.
Tiada sesuatu di alam wujud ini selain Dia Yang Maha Menyintai.
Alam seluruhnya adalah yang menyinta dan dicinta, dan
kesemuanya itu bakal kembali kepada-Nya.
Yakni kepada toleransi kesempurnaan-kesempurnaan-Nya
dan sifat-sifat Nya di alam lahiriah seperti,
cinta tanah air, cinta ibu, cinta seni, cinta keindahan dan cinta hakikat.
Semua itu merupakan kedok-kedok dan nama-nama bagi cinta Allah.
Cinta ibu kepada anak kecil merupakan gambaran dari sifat-sifat
Yang Maha Pemberi,Yang Maha Penganugerah,Yang Maha Memberi rezeki,
Yang Maha Memelihara, Yang Maha Memberi kekuatan.
Seorang seniman kreatif yang menyintai apa yang dijeniskan
oleh penciptaan-Nya merupakan gambaran bagi nama-nama
Yang Maha Pencipta, Yang Maha Memberi kehidupan,
Yang Maha Memberi kehidupan, Yang Maha Memberi gambaran.
Seorang pemikir dan failasuf menyintai asma-asma Yang Mahanyata,
Yang Maha Mengetahui, Yang Mahalembut, Yang Mahawaspada dan
Yang Maha Meliputi.
Pada akhirnya,
apa yang kita cintai ada dalam kandungan diri kita sendiri,
yakni di antara tulang-tulang rusuk kita dan yang paling dekat
kepada kita melebihi urat leher kita sendiri tanpa kita sendiri.
"Sungguh , aku sangat heran.
Aku merindukan mereka dan aku bertanya tentang mereka.
Siapa sebenarnya yang kulihat ,
sedang mereka selalu saja bersamaku.
Mereka selalu ada dalam pengamatan mataku,
mereka ada pada kornea mataku.
Tetapi,
hatiku sangat rindu kepada mereka,
meski mereka berada di antara tulang rusukku".
DR.Musthafaa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar