Rabu, 21 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG

"KESAKSIAN TAUHIDI DAN TERBUKANYA HIJAB"

Ibnu 'l-Faridh mengatakan dalam pendalaman yang amat jauh,
dimana beliau mencampuradukkan antara Tuhan dengan hamba-Nya.
Bahkan beliau hampir menghapus sama sekali  sifat kehambaan dirinya.
Beliau berkata melalui lisan Tuhannya :

"Tak ada yang hidup kecuali bahwa kehidupannya itu 
  berasal dari kehidupan-Ku.
  Setiap jiwa yang menjadi murid menuruti  apa yang Ku-kehendaki.
  Tak ada yang berbicara kecuali bahwa ia  berbicara dengan lisan-Ku
  Tak ada yang melihat kecuali bahwa ia melihat dengan mata-Ku
  Tak ada yang berbicara kecuali bahwa ia mendengar 
   dengan pendengaranku.
  Tak ada yang membalas kecuali bahwa ia memakai kekuatan-Ku
   yang azali.
  Tak ada yang berbicara selain Aku,  
  Tak ada yang memandang dan mendengar di antara makhluk 
   selain Aku.
   Dan di alam tarkib (dunia) , setiap gambaran yang tampak indah
   adalah perhiasan-Ku".

Ini merupakan ekstremitas penyandaran seluruh pekerjaan 
hanya kepada Allah , yang berpengertian menafikan perhitungan amal
dan meruntuhkan tanggung jawab .

Kita akan melihat bahwa Ibnu 'l-Faridh tidak memaksudkan hal itu 
sebagai tindak kekufuran ,lantaran ia merupakan ungkapan kecintaan 
dan kekangenan yang telah menguasai dirinya,
Keadaan nya persis seperti apa yang dikatakan oleh seseorang kepada
kekasihnya pada saat kerinduan melanda dirinya :

"Aku adalah orang yang kucintai, dan 
 orang yang kucintai adalah aku.
 Kami adalah dua ruh yang menempati ragaku".

Sekali  lagi Anda bisa membaca ekstremitas penyandaran 
semua pekerjaan kepada Allah dalam bait-bait sya'ir Ibnu 'l-Faridh:

"Dalam zaman kesendirian, 
 anggaplah engkau bakal menjumpai segala sesuatu 
 yang terlihat olehmu , bukan dalam masa yang panjang.
 Semua yang kausaksikan adalah pekerjaan yang Mahatunggal sendiri,
 tetapi dengan hijab-hijab makhluk.
 Apabila hijab terangkat, hanya Dia-lah yang kaulihat, 
 dan semua bentuk yang meragukan akan sirna.
 Dan engkau bakal menjumpai hakikat pada saat kasyf, 
 bahwa melalui nur-Nya engkau akan beroleh petunjuk
 kepada pekerjaan-pekerjaan-Nya dalam kegelapan".

Dan saking begitu dalam kemabukan cintanya kepada Ilahi,
hingga ia pun bisa memaklumi kesesatan setiap orang yang sesat.
Beliau berkata melalui lisan Tuhannya :

"Sesungguhnya penyembah api majusi yang tak pernah padam,
 seperti telah dijelaskan oleh berita-berita, meski  seribu hujjah 
 (menyerangnya)
 Mereka  tidak bermaksud selain Aku, meski (pada lahiriahnya),
 mereka mengarah kepada selain-Ku, dan meski mereka 
 tidak menampakkan niatnya.
 Mereka melihat cahaya nur-Ku sekali, 
 lalu mereka menyangkanya api, 
 hingga tersesatlah mereka dari hidayah
 hanya lantaran cahaya api".

Itulah yang disebut sebagai lumpur-lumpur ketauhidan 
yang banyak menenggelaamkan tokoh-tokoh shufi seperti,
Ibnu 'l-Faridh daan al-Hallaj, dan terlebih lagi adalah
shufi-shufi peringkat bawah.

DR. Musthafa Mahmud.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar