Jumat, 23 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG

"CINTA ALLAH"

Tak ada yang dicintai oleh lelaki habis-habisan melainkan hanya wanita.
Sebab, wanita adalah penampilan yang paling sempurna , 
dan antara keduanya ada kesepadanan, oleh karena wanita adalah
makhluk yang memiliki gambaran seperti dirinya.
Karena itu, lelaki menghadapinya dengan seluruh anggota jasadnya 
yang sesuai dengannya (wanita).
Dari situlah keberadaan fitnah , hingga hal itu diketemukan 
oleh ahli tasawuf .
Dia adalah rumus , mimbar penampilan Ilahi, kedok dan hijab

atas apa yang ada dibaliknya.
Dia tidak lebih hanyalah sekadar jendela untuk melongok apa yang ada
di baliknya dan membimbing lelaki kepada apa yang ada di baliknya.

Mungkinkah seks itu bisa menjadi pendengaran dan penglihatanmu ?
Tentu saja tidak !
Karena ia tak lain adalah kebutaan , belenggu, batasan-batasan, 
keterjerumusan ke dalam ikatan -ikatan materi , tanah dan 
air yang hina (mani).
Karena sesungguhnya kerinduan-kerinduan yang luhur hanyalah 
dengan memecahkan mata rantai ini dan keluar daripadanya 
dalam upaya merangkul Yang Mahahaq lagi Mahaluhur 
dari semua gambaran yang samar di balik semua kedok.
Di sinilah , 
hati bisa bertemu degan segala yang sesuai dengannya 
dalam kemutlakan dan dalam segala keluasannya, maka terjadilah
kesegaran yang besar.
Cinta Ilahi mengarah kepada semuanya dan kepada apa yang ada
di balik kesemuanya itu.
Akan halnya cinta seks , maka ia mengarah kepada sebagian saja,
kemudian menahan dirinya ke dalam bagian dari bagian, lalu
terpenjaralah dirinya ke dalam lubang.
Dan akhirnya, sampailah lelaki kepada "lubang yang sempit",
bahkan sangat sempit .
Tetapi , akan halnya cinta Ilahi , maka ia bisa berangkat 
menuju semua gambaran, kemudian terpecahlah bingkai-bingkai
seluruh gambaran , lalu berangkatlah dengan penuh kegembiraan,
keriangan dan kebebasan untuk memeluk apa yang ada di balik 
kesemuanya itu.

Pada mulanya , cinta adalah wujud toleransi antara hamba dengan rumus
(antara lelaki dan wanita, jantan dan betina, serta dzat dan penampilan)
Pada akhirnya , ketika cinta telah mencapai kecemerlangannya, maka
ia adalah toleransi antara hamba dengan Tuhannya (yakni setelah rumus
bisa mengungkapkan apa yang dirumuskannya)

Gambaran terindah adalah apa yang dikatakan oleh Ibnu "Arabi , bahwa
orang yang bercinta sungguh perlu dikasihani, lantaran adanya 
kebutuhan-kebutuhan cinta dan gambaran-gambarannya
(inilah asal mula silatur 'r-rahimi, dan Allah telah menjadikan cinta
 sebagai jalan menuju silatu 'r-rahimi).

DR.Musthafa Mahmud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar