Minggu, 25 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG

"TEMPAT KEMBALI"

Bukankah kita mengatakan tentang wanita Eskimo atau wanita kulit hitam
bahwa mereka semua adalah perempuan.
Dan kita katakan terhadap gadis Swedia  yang cantik , bahwa ia perempuan.
Tetapi, betapa jauh perbedaan antara yang itu dan ini ?
Ini adalah contoh tentang perbedaan di bumi, maka terlebih lagi perbedaan
antara bumi dan langit.
Kemudian, 
bukankah buah-buahan surga digambarkan sebagai  buah-buahan 
yang tak pernah berhenti berbuah dan tidak dilarang untuk memetiknya ?
Dan bukankah buah-buahan yang kita kenal bersifat musiman dan
terlarang mengambilnya ?
Di surga, khamr juga digambarkan bahwa peminumnya tidak akan 
mengalami mabuk dan pening.
Sedang di dunia , kita tidak pernah tahu selain bahwa peminum khamr 
akan mengalami pening dan mabuk .
Lalu , 
taman manakah yang luasnya seluas langit dan bumi , 
jika memang sekadar taman ?

Semua itu mengandung isyarat-isyarat yang menunjukkan 
pada aspek kegaiban. 
Kemudian, di samping semua kenikmatan inderawi  dan ragawi ini,
di surga juga terdapat keridhaan Allah yang agung.
Dan keridhaan Tuhan juga merupakan satu rahasia lagi 
yang belum pernah dilihat oleh mata, belum  terdengar oleh telinga,
dan belum pernah terdetik dalam hati manusia.

Dalam kaitan ini, al-Qur'an mengatakan :
Q.S. 50:35, artinya

"Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki,
 dan pada  sisi Kami ada tambahannya".

Yang dimaksud dengan tambahan di sini ialah melihat Dzat Allah 
dan berbicara langsung dengan-Nya.
Ini adalah kenikmatan tersendiri yang tak bisa digambarkan 
oleh ilusi manusia.
Surga dengan pengertian seperti ini berarti memiliki derajat 
yang bertingkat-tingkat dan berbeda-beda, dan bahwa 
di sana juga ada perjalanan .
Derajat tertinggi di surga adalah wasilah, yakni derajat 
yang hanya dimiliki oleh seorang saja, yaitu Nabi Muhammad saw.
Dengan wasilah  beliau kita berdo'a dalam pembukaan-pembukaan 
shalat , 
"Ya Allah , 
  semoga Engkau datangkan (jadikan) Muhammad sebagai wasilah dan
  utuslah beliau pada derajat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan".

Ini adalah maqam syafaat teragung yang membuat beliau berhenti 
di hari kiamat (tidak masuk surga dahulu).

DR. Musthafa Mahmud




Tidak ada komentar:

Posting Komentar