"TEMPAT KEMBALI"
Bukankah kita mengatakan tentang wanita Eskimo atau wanita kulit hitam
bahwa mereka semua adalah perempuan.
Dan kita katakan terhadap gadis Swedia yang cantik , bahwa ia perempuan.
Tetapi, betapa jauh perbedaan antara yang itu dan ini ?
Ini adalah contoh tentang perbedaan di bumi, maka terlebih lagi perbedaan
antara bumi dan langit.
Kemudian,
bukankah buah-buahan surga digambarkan sebagai buah-buahan
yang tak pernah berhenti berbuah dan tidak dilarang untuk memetiknya ?
Dan bukankah buah-buahan yang kita kenal bersifat musiman dan
terlarang mengambilnya ?
Di surga, khamr juga digambarkan bahwa peminumnya tidak akan
mengalami mabuk dan pening.
Sedang di dunia , kita tidak pernah tahu selain bahwa peminum khamr
akan mengalami pening dan mabuk .
Lalu ,
taman manakah yang luasnya seluas langit dan bumi ,
jika memang sekadar taman ?
Semua itu mengandung isyarat-isyarat yang menunjukkan
pada aspek kegaiban.
Kemudian, di samping semua kenikmatan inderawi dan ragawi ini,
di surga juga terdapat keridhaan Allah yang agung.
Dan keridhaan Tuhan juga merupakan satu rahasia lagi
yang belum pernah dilihat oleh mata, belum terdengar oleh telinga,
dan belum pernah terdetik dalam hati manusia.
Dalam kaitan ini, al-Qur'an mengatakan :
Q.S. 50:35, artinya
"Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki,
dan pada sisi Kami ada tambahannya".
Yang dimaksud dengan tambahan di sini ialah melihat Dzat Allah
dan berbicara langsung dengan-Nya.
Ini adalah kenikmatan tersendiri yang tak bisa digambarkan
oleh ilusi manusia.
Surga dengan pengertian seperti ini berarti memiliki derajat
yang bertingkat-tingkat dan berbeda-beda, dan bahwa
di sana juga ada perjalanan .
Derajat tertinggi di surga adalah wasilah, yakni derajat
yang hanya dimiliki oleh seorang saja, yaitu Nabi Muhammad saw.
Dengan wasilah beliau kita berdo'a dalam pembukaan-pembukaan
shalat ,
"Ya Allah ,
semoga Engkau datangkan (jadikan) Muhammad sebagai wasilah dan
utuslah beliau pada derajat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan".
Ini adalah maqam syafaat teragung yang membuat beliau berhenti
di hari kiamat (tidak masuk surga dahulu).
DR. Musthafa Mahmud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar