Minggu, 25 Oktober 2015

SANG AKU

Aku adalah nama yang mengumpulkan semua hakikat-hakikatmu.
Aku adalah bukti bagi yang dinamakan juga menamakan Dzat yang murni yang memiliki sifat kesempurnaan dan ‘tiada-hubungan’ (tanzih). 
Tunggulah sehingga Aku masuk kepada pembuktian-Ku.
 Dan semua pada waktunya akan terbuka pada mu dan sekalian alam.
”Aku (Allah SWT) tidak bertempat dan tidak bermisal.
Mana mungkin  ada tempat jika  selain daripadaNya tiada..?    
Mana tempat, mana misal, mana warna..?  
Hamba pun demikian  hendaknya, jangan bertempat,jangan bermisal, kerana sifat hamba adalah sifat Tuhannya, seperti kata-kata berikut: 
Apabila sempurna Fakir,  maka Ia itu Allah dan hidupNya dengan hidup Allah.  
Seperti Firman Allah SWT : QS AR RAHMAN 55: 29:
‘’Pada segala hari Ia dalam kelakuanNYA’’

(Zhahir dan batin,  yang ada hanya wajah Allah) 
 Maka, Jika pergi aku mencari Dia, tiadalah berkesudahan pencarianku itu, hingga datang aku ke hadiratNya, 
Tidak  aku melihat Dia, Karena Dia tidak jauh dari penglihatanku,
 Bermula ia ada di  dalamku dan kini di umur 30 tiada pernah lagi aku kan bertemu pada seumur hidupku. 
Karena ku telah karamkan pada laut yang tidak bersisi (Dzat Allah),
 Maka lenyaplah aku di dalamnya, Daripada ada dan tiada pun aku tiadalah tahu. 
 Kembalilah aku daripada menuntut dan yang dituntut. 
Dan berhimpunlah aku antara yang memberi kurnia dan yang dikurniai,
 Dan kembalilah daripada aku bagi adaMu. engkau di dalamnya dan juga tiada aku.

 Nyawa pun diberi selesailah  dari mencari. 
Kertas pun dibakar dan pena pun dipatahkan dan dakwah pun ditumpahkan dan nafas pun ditarik.
DaripadaNya kembalilah, setengah  daripadaNya melihatlah, bertemasya, tepuk dan tari.
 Yang fakir itu tiada suatu pun baginya. 
Maka pemberian dari yang tidak memiliki apapun,lebih berfaedah daripada pemberian orang yang memiliki.

Maka firman Allah dalam Hadis Qudsi:
Tidur fakir itu tidurKu, Makan fakir itu makanKu, Dan minum fakir itu minumKu.
 Barangsiapa yang mengenal Allah maka ia akan menyekutukannya dan barangsiapa mengenal dirinya maka ia itu kafir.

Maka ketahuilah, ma’rifat itu dinding bagiNya, 
Bermula jikalau tiada wujud kedua (alam) nescaya nyatalah AdaNya.

 Kerana belajar dan marifat, rindu dan merindu, sekeliannya itu, pada itibarnya adalah sifat hamba juga, jikalau sekelian itu tiada padanya, maka lenyaplah Dia.Kerana dzatnya dan sifatnya nisbat kepada Allah SWT . jikalau sudah tiada ia, maka sifat hamba seperti sifat ombak, pulang ke laut (Dzat).

 Inilah makna Firman Allah QS  Fajr 89:28:Pulang kepada Tuhannya dengan ridha dandiridhoi.Dan makna QS Al Baqarah 2:156: Daripada Allah kami datang dan kepada Allah kami kembali.Dan Firman Allah QS Al Qashash 28:88: Tiap-tiap sesuatu binasa kecuali wajah Allah.
Firman Allah QS Ar Rahman 55:26,27: Segala sesuatu akan fana, dan yang kekal Dzat Tuhanmu yang empunya Kebesaran dan Kemuliaan 
Jikalau masih ada lagi cintanya, rasanya dan lezatnya itu bermakna sifatnya dua jua, seperti musyahadah pun dua  Dan jika lagi syuhud pun masih ada dua kehendaknya. Seperti rasa, yang dirasa dan merasa pun hendaknya tiada, seperti mencinta dan dicinta hendaknya tiada, karna masih dua belum lagi esa.
Sekalian sifat itu pada itibarnya dua juga, seperti  ombaknya laut pada lautnya, belum  kembali ke laut.
Apabila ombak dan laut sudah menjadi satu, muqabalah pun tidak, musyahadah pun tidak, makanya hanya fana dengan fana fil fana. Tetapi jika dengan fananya itupun jika diketahuinya, maka belum bertemu dengan fana, kerana ia lagi ingat akan fananya. Itu masih lagi dua sifatnya.
akhir makrifatullah itu  penzahiran akan Diri Nya…..karana selagi ada dua wujud ia tetap berlawan dengan tauhid…….tiada nafi……esa ada nya….. fiil wahdah….fill haqiqati…..ALLAH
 la hayyun la mutakalliman la sami’an la aliman la muriddan la bashiran, la qodirun la maujud fiil hakikati Allah….HU
Bahwasanya di riwatkan dari Abdullah Bin Umar r.a, katanya adalah duduk pada suatu ketika seseorang  ke hadapan Rasulullah SAW, minta belajar ilmu Jibril a.s, daripada ilmu yang sempurna dunia dan akhirat, yaitu membiasakan dari hakikat didalam shalat lima waktu yaitu wajib bagi kita untuk mengetahuinya. Yang harus mereka ketahui pertama kali hakikat shalat ini supaya sempurna kamu menyembah Allah, bermula hakikatnya didalam shalat itu atas 4 (empat) perkara :1. BERDIRI (IHRAM).  2. RUKU’ (MUNAJAH).                                                                                                                                                            3. SUJUD (MI’RAJ).  4. DUDUK (TABDIL).
Adapun hakikatnya : 1. BERDIRI ( IHRAM) itu karena huruf ALIF asalnya dari API, bukan api pelita dan bukan pula api bara. Adapun artinya API itu bersifat JALALULLAH, yang artinya sifat KEBESARAN ALLAH TA’ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara KUAT dan LEMAH.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga, karena hamba itu tidak mempunyai KUAT dan LEMAH karena hamba itu di-KUAT-kan dan di-LEMAH-kan oleh ALLAH, bukannya kudrat dan iradat Allah itu lemah. Adapun kepada hakikatnya yang sifat lemah itu shalat pada sifat kita yang baharu ini. Adapun yang dihilangkan tatkala BERDIRI itu adalah pada segala Af’AL (perbuatan) hamba yang baharu.
 2. RUKU’ (MUNAJAH) itu karena huruf LAM Awal, asalnya dari ANGIN, bukannya angin barat dan bukan pula angin timur. Adapun artinya ANGIN itu bersifat JAMALULLAH yang artinya sifat KEELOKAN ALLAH TA’ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara : • TUA. • MUDA.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga. Adapun hamba itu tidak mempunyai TUA dan MUDA. Adapun yang dihilangkan tatkala RUKU’ itu adalah pada segala ASMA (nama) hamba yang baharu.
 3. SUJUD (MI’RAJ) itu karena huruf LAM Akhir, asalnya dari AIR, bukannya air laut dan bukan pula air sungai. Adapun artinya AIR itu bersifat QAHAR ALLAH yang artinya sifat KEKERASAN ALLAH TA’ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara : • HIDUP. • MATI.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga. Adapun hamba itu tidak pun mempunyai HIDUP dan MATI. Adapun yang dihilangkan tatkala SUJUD itu adalah pada segala NYAWA (sifat) hamba yang baharu.
 4. DUDUK (TABDIL) itu karena huruf HA, asalnya dari TANAH, bukannya pasir dan bukan pula tanah lumpur. Adapun artinya TANAH itu bersifat KAMALULLAH yang artinya sifat KESEMPURNAAN ALLAH TA’ALA, yang terdiri atas 2 (dua) perkara : • ADA. • TIADA.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga. Adapun hamba itu tidak ADA dan TIADA. Adapun yang dihilangkan tatkala DUDUK itu adalah pada segala WUJUD/DZAT hamba yang baharu, karena hamba itu wujudnya ADAM yang artinya hamba tiada mempunyai wujud apapun karena hamba itu diadakan/maujud, hidupnya hamba itu di-hidupkan, matinya hamba itu di-matikan dan kuatnya hamba itu di-kuatkan. Itulah hakikatnya shalat.
 Barangsiapa shalat tidak tahu akan hakikat yang empat tersebut diatas, shalatnya hukumnya KAFIR JIN dan NASRANI, artinya KAFIR KEPADA ALLAH, ISLAM KEPADA MANUSIA, yang berarti KAFIR BATHIN, ISLAM ZHAHIR, hidup separuh HEWAN.
bukannya hewan seperti kerbau atau sapi tapi bahkan  Balhum adhol : lebih rendah dari hewan ternak.
Tuntutan mereka menuntut ilmu ini wajib atas kamu. Karna awaludin ma’rifatullah. Awal agama kenal kpd Allah.
Ya yasu shola illa bil ma’rifah. Tidak sah sholat tanpa ma’rirat. Jangan shalat itu menyembah berhala !!!.
Tiada menyembah atau di sembah, yang ada ibadah….. ibadah hamba yang khos di sebut mukmin dan Allah pun Al-mukmin. sempurnanya orang TAKBIRATUL IHRAM, yaitu hendaklah tahu akan MAQARINAHNYA. Bermula MAQARINAH (sempurnanya) shalat itu terdiri atas 4 (empat) perkara ;1. BERDIRI (IHRAM). 2.RUKU’ (MUNAJAH). 3. SUJUD (MI’RAJ) DUDUK (TABDIL).
 Adapun hakikatnya BERDIRI (IHRAM) itu adalah TERCENGANG, artinya : tiada akan tahu dirinya lagi, lupa jika sedang menghadap Allah Ta’ala, siapa yang menyembah?, dan siapa yang disembah?.
 Adapun hakikatnya RUKU’ (MUNAJAH) itu adalah BERKATA-KATA, artinya : karena didalam TAKBIRATUL IHRAM itu tiada akan menyebut dirinya (asma/namanya), yaitu berkata hamba itu dengan Allah. Separuh bacaan yang dibaca didalam shalat itu adalah KALAMULLAH.
Adapun hakikatnya SUJUD (MI’RAJ) itu adalah TIADA INGAT YANG LAIN TATKALA SHALAT MELAINKAN ALLAH SEMATA.
Adapun hakikatnya DUDUK (TABDIL) itu adalah SUDAH BERGANTI WUJUD HAMBA DENGAN TUHANNYA.
Syah dan maqarinahnya shalat itu terdiri atas 3 (tiga) perkara : 
1. QASHAD. 2. TA’ARADH  3. TA’IN.
Adapun QASHAD itu adalah menyegerakan akan berbuat shalat, barang yang dishalatkan itu fardhu dan sunnah.
Adapun artinya TA’ARRADH itu adalah menentukan pada fardhunya empat, tiga atau dua. 
Adapun TA’IN itu adalah menyatakan pada waktunya, zhuhur, ashar, maghrib, isya atau subuh.  menyatakan sempurnanya didalam shalat : Adapun sempurnanya BERDIRI (IHRAM) itu hakikatnya : 
1.  Nyata kepada Af’AL Allah. Hurufnya ALIF. Alamnya NASUWAT. Tempatnya TUBUH, karena tubuh itu kenyataan SYARIAT.
2. Adapun sempurnanya RUKU’ (MUNAJAH) itu hakikatnya :Nyata kepada ASMA Allah. Hurufnya LAM Awal. Alamnya MALAKUT. Tempatnya HATI, karena hati itu kenyataan THARIQAT.
3. Adapun sempurnanya SUJUD (MI’RAJ) itu hakikatnya : Nyata kepada SIFAT Allah. Hurufnya LAM Akhir. Alamnya JABARUT. Tempatnya NYAWA, karena Nyawa itu kenyataan HAKIKAT.
4. Adapun sempurnanya DUDUK (TABDIL) itu hakikatnya : Nyata kepada DZAT Allah. Hurufnya HA. Alamnya LAHUT. Tempatnya ROHANI, karena ROHANI itu kenyataan MA’RIFAT.
 5. Adapun BERDIRI (IHRAM) itu kepada SYARIAT Allah. Hurufnya DAL. Nyatanya kepada KAKI kita.
 6. Adapun RUKU’ (MUNAJAH) itu kepada THARIQAT Allah. Hurufnya MIM. Nyatanya kepada PUSAT (PUSER) kita.
 7.Adapun SUJUD (MI’RAJ) itu kepada HAKIKAT Allah. Hurufnya HA. Nyatanya kepada DADA kita.
 8. Adapun DUDUK (TABDIL) itu kepada MA’RIFAT Allah. Hurufnya MIM Awal. Nyata kepada KEPALA (ARASY) kita.
Jadi Orang Shalat membentuk huruf AHMAD / MUHAMMAD.
Itulah yang dimaksud Unsur Asal TUBUH kita (jasmaniah) kita dijadikan oleh Allah Ta’ala atas 4 perkara :
1. API. 2. ANGIN.3. AIR. 4. TANAH.
( api,air,angin,tanah dengan sifatullah bukan sifat Alam)
Adapun NYAWA kita dijadikan Allah Ta’ala atas 4 (empat) perkara :                                                                     1. 1.WUJUD.2. NUR ILMU.3. NUR. 4. SYUHUD.
Adapun MARTABAT Tuhan itu ada 3 (tiga) perkara ;
1. AHADIYYAH.2. WAHDAH.3. WAHIDIYYAH.
 Adapun TUBUH kita dijadikan Allah Ta’ala atas 4 (empat) perkara :                                                            1. 1.WADIY. 2. MADIY. 3. MANIY.4.MANIKEM.
Masalah yang menyatakan jalan kepada Allah Ta’ala atas 4 (empat) perkara :
1. SYARIAT. = Af’AL. = BATANG TUBUH.
2. THARIQAT. = ASMA. = HATI DIRI
3. HAKIKAT. = SIFAT. = NYAWA KITA
4. MA’RIFAT. = RAHASIA. = SIR.
Adapun hakikatnya :
SYARIAT itu adalah KELAKUAN TUBUH.
THARIQAT itu adalah KELAKUAN HATI.
HAKIKAT itu adalah KELAKUAN NYAWA.
MA’RIFAT itu adalah KELAKUAN ROHANI.
Adapun yang tersebut diatas itu nyata atas penghulu kita Nabi MUHAMMAD. Karena lafazh MUHAMMAD itu 4 (empat) hurufnya yaitu : 1. MIM Awal. 2. HA. 3. MIM Akhir . 4. DAL.
Adapun huruf MIM Awal itu ibarat KEPALA. 
Adapun huruf HA itu ibarat DADA.
Adapun huruf MIM Akhir itu ibarat PUSAT (PUSER).
Adapun huruf DAL itu ibarat KAKI.
Adapun huruf MIM Awal itu MAQAM-nya kepada alam LAHUT.
Adapun huruf HA itu MAQAM-nya kepada alam JABARUT.
Adapun huruf MIM Akhir itu MAQAM-nya kepada alam MALAKUT.
Adapun huruf DAL itu MAQAM-nya kepada alam NASUWAT.
Syah dari lafadz ALLAH terdiri dari 4 (empat) huruf :
1. ALIF.    2. LAM Awal.     3. LAM Akhir.      4. HA.
Adapun huruf ALIF itu nyatanya kepada Af’AL Allah.
Adapun huruf LAM Awal itu nyatanya kepada ASMA Allah.
Adapun huruf LAM Akhir itu nyatanya kepada SIFAT Allah
Adapun huruf  HA itu nyatanya kepada DZAT Allah.
Adapun Af’AL itu nyata kepada TUBUH kita.
Adapun ASMA itu nyata kepada HATI kita.
Adapun SIFAT itu nyata kepada NYAWA kita.
Adapun DZAT itu nyata kepada ROHANI kita.
 Adapun ALAM itu atas 2 (dua) perkara :
1. ALAM KABIR (ALAM BESAR/ALAM NYATA).
2. ALAM SYAGIR (ALAM KECIL/ALAM DIRI KITA).
Adapun ALAM KABIR itu adalah alam yang NYATA INI.
Adapun ALAM SYAGIR itu adalah alam DIRI KITA INI.
ALAM KABIR (ALAM BESAR) itu sudah terkandung didalam ALAM SYAGIR karena ALAM SYAGIR itu bersamaan tiada kurang dan tiada lebih, lengkap dengan segala isinya bumi dan langit, arasy dan kursyi, syurga, neraka, lauhun (tinta) dan qolam (pena), matahari, bulan dan bintang.
Adapun BUMI / JASMANI didalam tubuh kita itu terdiri atas 7 (tujuh) lapis yaitu :
1. BULU.2. KULIT.3. DAGING. 4. URAT.5. DARAH.6. TULANG .7(SUM-SUM).
Adapun LANGIT / ROHANI (OTAK/ARASY) didalam tubuh kita itu terdiri atas 7 (tujuh) lapis pula :
1. DIMAK (LAPISAN BERPIKIR/RUH NABATI)
2..MANiK (LAPISAN PANDANGAN/RUH HEWANI).
3. NAFSU (RUH JASMANI)
4. BUDI (RUH NAFASANi)
5. SUKMA (RUH ROHANI)
6. RASA (RUH NURANI).
7. RAHASIA ruh idhafi (RUH SULTHON).
Adapun MATAHARI didalam tubuh kita yaitu NYAWA kita.
Adapun BULAN didalam tubuh kita yaitu AKAL kita.
Adapun BINTANG didalam tubuh kita yaitu ILMU kita (ada yang banyak dan ada pula yang sedikit) 
Adapun SYURGA didalam tubuh kita yaitu AMAL SHALEH kita.
Adapun NERAKA didalam tubuh kita yaitu DOSA-DOSA kita.
Adapun LAUT didalam tubuh kita ada 2 (dua) yaitu :
1. LAUT ASIN.    2. LAUT  TAWAR.
Adapun LAUT ASIN didalam tubuh kita yaitu AIR MATA kita.
Adapun LAUT TAWAR didalam tubuh kita yaitu AIR LUDAH kita.
Adapun MAHLIGAI didalam tubuh kita ada 7 (tujuh) pula yaitu :
1. DADA.   2. QALBUN.  3. BUDI.  4. QORIN.  5. NYAWA. 6.RASA.7.RAHASIA.
Didalam DADA itu QALBUN dan didalam QALBUN itu BUDI dan didalam BUDI itu QORIN dan didalam QORIN itu ada NYAWA dan didalam NYAWA itu RASA dan didalam RASA itu RAHASIA (SIR). Maka perilaku harus waqiq,        pegangan perlu tahqiq, lafazh & niat bertemu,   qashod,takrad & takyin ketemu..sholat fe’elun,dzikrun,khoosyiun & dhaimun diketahui. . . .
Kepada pintu negeri yang Fana (yang tinggal hanya Allah) sujudlah aku. Ku belah kepalaku, maka tiada lah Aku tiadalah Engkau. 
sumber : https://jiwa2kegelapan.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar