Minggu, 11 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG - "AKU"

Kemudian beliau mengatakan tentang  keadaan jiwa manusia :

"(Jiwa manusia) adalah tempat bertemunya semua kontradiksi 
  dan gudang misteri yang tidak sembarang mata bisa melihatnya.
  Aku tidak memperkenankan kegaiban terhadap diriku.
  Sebab, jika aku mengisyaratkan kepadanya,
  pasti aku disangka gila".

Manusia adalah tempat berhimpun segala yang kontradiktif  ,
oleh karena dalam diri manusia terhimpun unsur-unsur
yang paling rendah dan nur-nur Ilahi yang paling luhur.

Manusia bisa diibaratkan sebagai es dan api yang menyatu 
berkat rahmat Ilahi.

Manusia , ketika sedang jauh dari Tuhannya,
ia tak ubahnya tanah liat, syahwat, dan nafsu naluriah.
Dan pada saat dekat dengan Tuhannya,
ia penaka nur di atas nur.

Ketika itu, ia melihat dengan pandangan Tuhannya 
dan mendengar dengan pendengaran Tuhannya.

Ia, dalam dua kondisi tadi (melihat dan mendengar)
tidak terlepas dari sifat kehambaannya.
Ia tetap sebagai hamba, dan Tuhan kekal sebagai Tuhan.

"Tubuh ku adalah papan tanda-tanda penampilan Ilahi,
  Ia menghimpun dua hal yang berlawanan,
  akhirku dan awalku".

Manusia adalah tempat pertemuan dua laut,
meski keduanya tidak bercampur,
oleh karena di antara keduanya ada batas 
yang tidak bisa dilampaui oleh satu dan lainnya.
Yaitu lautan materi dan ruhani,
lautan kehinaan kehambaan dan lautan Nur Ilahi,
lautan yang membeda dan lautan yang menitis.

Tidak ada percampuran , persatuan dan penitisan.
Tuhan tetap sebagai Tuhan dan hamba sebagai hamba.

Ketika seorang hamba sedang Kasyf (terbuka hijab) 
dan melihat dengan penglihatan Tuhan , 
maka jeritan yang keluar di kala itu adalah dengan kata-kata
"Aku adalah Allah, Mahasuci Aku, alangkah agungnya keadaan-Ku".

Ini merupakan pertanda kekurangan pada pihak shufi 
dan menunjukkan ketidakmampuan dalam menahan diri.
Dan itu merupakan kekurangajaran tehadap Allah.

Kesadaran dirinya hilang lantaran mabuk cinta kepada Allah.
Dan ini jelas menunjukkan kekurangsempurnaan 'arif tadi...
semoga Allah melindungi kita dari kehinaan.

DR. MUSTHAFA MAHMUD.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar