Minggu, 11 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG - "AKU"

Abu  'l-Azaim  berkata dalam gaya bahasa bertanya :

"Siapakah aku dan eksistensiku ini, 
  yang membuat hatiku sibuk ?

  Ia tak tahu derajatnya dan 
  selalu saja menyandang dosa.
  Mengaku cinta, padahal cinta itu terlarang, 
  dan hanya khusus bagi murid yang sudah minum 
  (sudah melihat Allah melalui tanda-tanda kebesaran-Nya)
  Yaitu...
  orang yang lupa daratan terhadap dunia dan akhirat.
  Ia lari menuju kepada Allah hingga memasuki derajat jadzab
  (mabuk cinta kepada Allah)".

Kemudian ,beliau menjawab sendiri pertanyaan itu :

"Jika kujawab , 
  (ia)  adalah cahaya pelita Yang Mahaagung.
  Maka jawaban ini tidak akan bisa dipahami
  kecuali oleh orang - orang seperti ku.
  Atau 
  jika kujawab 
  (ia) adalah gambaran Yang Mahaluhur 
  yang dipenuhi nur.
  Maka nur penampilan Ilahi adalah 
  sesuatu yang gaib lagi amat luhur
  Atau
  kujawab bahwa,
  ia adalah genggaman Yang Mahaluhur
  sejak aman azali.
  Yang genggaman tersebut mengisyaratkan 
   kepada nur keagungan yang luhur.
   Kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan 
   kedudukan dan pangkatku, kecuali dengan kebaikan 
   yang berlimpah bagi yang menghendakinya.
   Apakah ini suatu misteri ?
   Ya...,
   ia tampak dalam bentuk tanah liat yang hitam,
   dalam tubuhnya masih belum jelas 
   antara kerincianku dan keglobalanku".

Abu 'l-Azaim berkata tentang kekasih-kekasih Allah :

"Mereka terlihat dalam kacamata manusia sebagai manusia.
 Tetapi, 
 Ruhani mereka memancarkan nur Ilahi yang luhur 
 dari balik kegaibannya".

Kemudian beliau berkata tentang diri sendiri :

"Lahiriahku merupakan simbol yang mengisyaratkan 
 keadaan bathiniahku.
 Apabila tersingkap, maka memancarlah nur 
 limpahan berkah Ilahi.
 Pasti 'kan tampak kegaiban yang mengandung misteri,
 dan aku bakal melihat ajaibnya keajaiban.
 Aduhai...,
 andaikan rumus-rumus itu tersingkapkan,
 dan menampakkan esensi hakikat.
 Aku 'kan melihat ,
 bahwa diriku adalah gambaran yang diperindah 
 dengan intisab (hubungan) ku kepada Allah".

DR. MUSTHAFA MAHMUD

  
  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar