Imam Abu 'l-Azaim berkata ;
"Aku adalah contoh dari pantulan Ilahi,
ketika tampil dengan nama yang baik dan perhiasan-perhiasan.
Aku adalah gambaran sifat-sifat dan asma-asma-Nya,
kerinduan telah menuntunku,
dan bendera-bendera ku terkerek luhur di antara makhluk
Aku adalah pohon zaitun ,
timur tak bisa memuatku, dan
barat tak bisa memahamiku,
meski sebagian dari sifat-sifatku".
Demikianlah ...
itu merupakan isyarat terhadap ayat al-Qur'an
yang mengatakan tentang pelita jiwa :
Q.S. 24: 35, artinya
"...yang dinyalakan dengan minyak dari pohon
yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun
yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)
dan tidak pula di sebelah barat (nya)."
Ayat ini mengisyaratkan bahwa nur Allah dan Dzat-Nya
tidak terikat pada arah , tempat dan perkiraan.
Jadi, tidak di timur dan tidak pula di barat.
Abu 'l-Azaim berkata :
"Yang Mahakuasa telah mencetak tubuhku dari tanah liat.
Kemudian menjadikannya sebagai gudang
tempat merinci yang global."
Telah kami katakan , bahwa Tajalli (penampilan Ilahi) adalah
turunnya yang mujmal (global) kepada mufashshal (rincian).
Ilmu , pada asalnya diturunkan kepada manusia dalam keadaan global.
Kemudian menjadi terinci dengan cara diingat dan dipelajari .
Apa-apa yang dihasilkan oleh jiwa berupa ilmu pengetahuan,
merupakan rincian dari sesuatu yang global dari tiupan Ilahi
pada saat penyempurnaannnya.
Q.S. 15:29, artinya
"Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya,
dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) - Ku,
maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud".
Itulah maksud tiupan Ilahi yang terjadi berulangkali,
selaras dengan kelahiran setiap makhluk di masa
penyempurnaan kejadiannya dan masa kesiapan
untuk menerima limpahan karunia Ilahi.
Menurut pendapat Ibnu 'Arabi ,
ruh adalah gambaran yang memantul ke dalam tubuh
dari tiupan Ilahi.
DR. MUSTHAFA MAHMUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar