Beliau berkata pula tentang dirinya yang telah menyaksikan
Rasulullah pada aman azali :
"Ketika aku masih dalam bentuk ruh, wahai Rasul yang paling baik,
aku sungguh telah menyaksikan nur-nur kedudukanmu yang luhur".
Pernyataan tersebut sama dengan apa yang dikatakan oleh 'Ibnu 'Arabi
tentang pangkat Nabi Muhammad saw, dan perihal terhimpunnya
semua hakikat dalam diri manusia.
Pada kenyatannya ,
Ibnu 'Arabi adalah pencetus pertama bagi pemikiran shufi seperti ini ,
dan beliau adalah ustadz bagi aliran
al-Insanu 'l-Kamil dan Nuru 'l-Muhammaddi.
Pembahasan beliau tentang masalah ini jauh lebih mendalam
ketimbang lainnya.
Beliau telah menelusuri secara terinci tentang hakikat semua makhluk
pada zaman azali dalam upaya menjawab semua pertanyaan yang musykil.
Apakah dzat semua makhluk di zaman azali mempunyai
kebebasan ,keawalan, dan eksistensi menyendiri
disamping Allah Yang Mahahaq ?
Ataukah ia terpancarkan dari-Nya , hingga karenanya
tidak memiliki dzat dan kebebasan ?
Apakah kita berada di hadapan Wihdatu l-Wujud
(kesatuan eksistensi yang mutlak) ?
Allah adalah satu-satunya Dzat yang disembah dan yang ada,
sedang segala sesuatu berasal dari-Nya.
Jika demikian, berarti Dia adalah Penyembah Diri-Nya, dan
pengertian taklif , hisab dan pembalasan merupakan
tanda tanya besar yang tak berarti.
Ataukah kita berada di hadapan dwiazali ?
Pengertian al-Watr (ganjil) telah digenapkan sejak permulaan
menjadi berbilang.
Yakni , dengan pengertian bahwa di sana ada Allah
dan disana ada pula selain Allah.
Di sana ada Tuhan dan hamba sejak zaman azali dan selamanya.
Ibnu "Arabi mengatakan,
bahwa pengertian as-siwa (pengecualian)
tidak mungkin dihapuskan sama sekali.
Walau bagaimana, pengecualian tetap ada.
Seorang hamba tidak bisa dikatakan sama dengan Yang disembah.
Dengan demikian,
beliau menyatakan akan keterbilangan al-qadim (yang dahulu)
dan menafikan pemikiran ini dari pengertian yang mengarah
kepada kemusyrikan.
Untuk itu,
beliau menyatakan bahwa semua yang selain Allah
berada dalam pengetahuan dan di bawah kekuasaan-Nya
sejak zaman azali.
Semua yang selain Allah berupa benda-benda tetap,
adalah pengabdi-pengabdi Allah, ,
baik secara sukarela ataupun terpaksa,
membutuhkan Allah dan berhajat kepada-Nya.
Semua benda azali ini merupakan benda-benda
yang berada dalam al-'adam (ketiadaan).
DR.Musthafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar