Dan Imam Abu 'l Azaim berkata tentang limpahan rahmat nabi Muhammad saw
"Kulihat nur-nur kekasih dalam batinku,
memberi minuman padaku secara terus menerus".
Dan beliau berkata pula :
"Benar , dalam diriku tersimpan rahasia kekasih ,
dan Wafikum Rasulu 'l-Lah membuat hatiku tenang".
Perkataan beliau ini mengisyaratkan makna yang terkandung
dalam ayat berikut ini :
Q.S. 49:7, artinya
"Dan ketahuilah olehmu,
bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah.
Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan,
benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan,
tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan
dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu,
serta menjadikan kamu benci kepada
kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan.
Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus".
Abu 'l-'Azaim menjadikan kesertaan nur Muhammad sebagai isyarat
yang menunjukkan kesertaan yang abadi dan mutlak dari ruh Muhammad
atas setiap pengikut dan pewaris nya.
Kemudian,
beliau mengatakan tentang limpahan ruhaniah Muhammadiyah
terhadap para Nabi sebelumnya :
"Dalam tubuh Nabi Adam terpancar nur wajahnya (Nabi Muhammad)
Kemunculanmu dalam tubuhnya,
tersembunyikan oleh setiap anggota tubuhnya".
Selanjutnya , beliau mengatakan tentang keawalan Rasulullah saw :
"Pada mulanya,
belaiu adalah nur yang memancarkan sinar penerang bagi setiap matahari,
yakni dari hadhirat kesendiriannya.
Nur asal beliau adalah asal bagi setiap kecantikan,
sejak permulaan hingga yang datang paling akhir sesudahnya.
Nur beliau merupakan genggaman yang memporakporandakan
cahaya setiap individu.
Beliau merupakan penampilan Yang Mahahaq yang tampak pada makhluk".
DR.Musthafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar