Tapi , jika manusia lupa diri akan kedudukan ini,
lalu menyeret diri dan menyerahkannya kepada ketanahannya,
naluri hewaniyahnya dan unsur-unsur kejadiannya yang bisu ,
maka ia telah merosot ke lembah kehancuran yang abadi.
Setan, dengan kedengkian dan kecemburuannya ,
senantiasa berusaha menyesatkan manusia dari posisi ruhaniyahnya
dan mengarahkan perhatian nya kepada unsur ketanahannya yang tebal,
serta kepada naluri-naluri birahinya, hingga sampailah manusia
pada kebinasaannya, dan menjadi teman setan di tempat kembali.
Allah swt berfirman :
Q.S. 36:6, artinya
"Sesungguhnya ,
setan itu adalah musuh yang nyata bagimu,
maka anggaplah ia musuh(mu) ,
karena sesusungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala".
Q.S. 28:15, artinya
"Musa berkata,
'Ini adalah perbuatan setan,
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang menyesatkan
lagi nyata (permusuhannya)".
Pada hakikatnya ,
hal itu merupakan pertarungan dan sarana pegujian
logaam-logam untuk diketahui dan dipisahkan
mana yang baik dan mana yang jelek.
Logam yang jelek ditempatkan dalam neraka,
sedang yang baik-baik dipanggil menuju tempat mereka
dan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan gudang-gudang
yang disediakan untuk mereka dalam kenikmatan abadi
yang tak ada habisnya.
DR. Musthafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar