Dalam bait sya'ir yang lain, Imam Abu 'l-Azaim memperlihatkan
ketajaman pandangan mata hatinya yang teramat langka.
Beliau mengatakan :
"Dia menampakkan kepada kami rincian hakikat dalam kesatuan.
Kesatuan dan rincian adalah bagaikan tunggal dan berbilang".
Seperti kita ketahui, satu adalah permulaan bilangan dari semua bilangan.
Tiap-tiap bilangan pasti melaluinya , sedang bilangan itu sendiri merupakan
perkalian dari satu tersebut.
Dan bilangan-bilangan itulah yang membukakan kepada kita
hipotesa-hipotesa matematik dan ilmu hitung yang menjurus kepada satu.
Oleh karena itu bisa dikatakan , bahwa
bilangan-bilangan merupakan rincian dari sesuatu yang global, atau
mengekpresikan rahasia yang tersimpan di dalamnya.
Abu 'l Azaim mengatakan tentang tidak terlihatnya (terhijabnya) Allah
dalam mazhahir (penampilan-penampilan) , bahwa hal itu merupakan
"Pengaburan (penyamaran) satuan dalam bilangan".
"Jika tidak ada pengaburan (tanakkur) , maka Dia tidak akan tampak
dalam apa yang terbilang (makhluk)".
Dalam bait syair lainnya yang sarat dengan isyarat, beliau mengatakan :
"Sesungguhnya tanakkur adalah benteng Kami dalam rahasia Kami.
Jika tidak ada tanakur, maka akan leburlah alam semesta ini".
Hal serupa dan dalam pengertian yang sama kita temukan
pada perkataan Ibnu 'Arabi yang mengatakan,
"Jika pada bilangan satu tidak ada kesamaan dengan apa yang ada
pada bilangan dua , tiga, empat dan seterusnya, maka mustahil
dikatakan bahwa satu adalah sama dengan bilangan-bilangan tersebut".
Pahami dan renungkan baik-baik !
DR.MUSTHAFA MAHMUD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar