Sabtu, 10 Oktober 2015

RAHASIA YANG MAHA AGUNG - "DIA"

Allah swt. berfirman kepada Rasul-Nya,
Q.S. 8: 17, artinya

"Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar
 (disini , peniadaan dan pengukuhan menjadi satu), melainkan
 Allah -lah yang melempar".

Dalam ayat ini, Allah mendengarkan / mengaitkan pekerjaan 
(melempar) terhadap diri Nabi-Nya,kemudian meniadakannya
dan mengaitkan pekerjaan tersebut dengan Diri-Nya dalam satu
rangkaian ayat tadi. Ini merupakan salah satu rahasia yang luhur
bagi ta'bir al-Qur'an. 
Artinya, bahwa makhluk juga ikut andil dalam pekerjaan tersebut,
seperti halnya Allah juga berandil dalam pekerjaan itu.
Adalah tidak benar menyandarkan semua pekerjaan kepad Allah.
Sebab, jika demikan, maka hisab (perhitungan amal) tidak akan ada.
Dan jika makhluk tidak berhak menjadi pemandangan di mana Allah
menampilkan Diri-Nya di situ, maka Allah tidak akan tampak di dalamnya.
Hal ini akan kami bahas dalam uraian yang cukup panjang pada bab
Rahasia Qadar dan Rahasia Aku.

Allah bukanlah Illatu 'l-'Illal(Prima Causa) seperti dikatakan oleh Aristoteles.
Justru Allah-lah yang menciptakan 'Illat (causa/sebab).
Jadi, Dia bukanlah 'lllat. 
Jika Allah adalah causa , sudah barang tentu Dia berkaitan dengan apa
yang dicausakan-Nya. 
Dan jika memang benar demikian , maka Allah bukanlah al-Kamal
(Yang Mahasempurna). 
Tak ada sesuatupun yang bisa memaksa Allah untuk berbuat sesuatu.
Dalam menciptakan sesuatu, Allah melakukannya semata-mata karena
sifat kedermawanan dan kerahmatan-Nya yang dilimpahkan-Nya
kepada makhluk-makhluk-Nya. Atau dengan kata lain
Dia menciptakan nya  karena sifat karam (pemurah) dan bukan karena 
terdesak oleh kebutuhan.

Allah bersifat murid (berkehendak) , dan tidak bersifat mukhtar (memilih).
Sebab, semua urusan Allah tidak ada yang namanya jawaz (boleh).
Sifat Jawaz Allah hanya berlaku bagi hal-hal yang mungkin (makhluk),
karena keduanya saling berlawanan.
Akan halnya kehendak Allah Sendiri bersisat Esa.
Allah swt berfirman..,
Q.S.32;13, artinya

".....telah tetap perkataan (ketetapan) dari pada -Ku".

Q.S.39: 19, artinya

"Apakah (kamu hendak  mengubah nasib) orang-orang yang telah pasti
 ketentuan adzab atasnya ?
 Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka ?"

Q.S,54 :50, artinya

"Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata".

Q.S, 36 ; 82

"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
 hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah !' maka terjadilah ia."

Dalam hal  ini , Ibnu 'Arabi berkata sambil menyitir firman Ilahi,
"Jadilah engkau seperti kehendak-Ku, 
 karena sesungguhnya Aku seperti keadaanmu itulah keadaan-Ku".

Artinya, pilihlah sesuka hatimu.
Akan halnya Aku, maka kehendak-Ku adalah satu, yaitu
apa yang engkau kerjakan dengan perbuatanmu dan 
apa yang dihasilkan olehnya pada kesudahannya.

DR.MUSTHAFA MAHMUD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar