"KESAKSIAN TAUHIDI DAN TERBUKANYA HIJAB".
Persiapan yang harus dilakukan bagi penyambutan turunnya
kemurahan yang agung ini, adalah dengan cara melakukan
riyadhah (latihan) ruhaniyyah,atau yang sering diistilahkan
dengan sebutan pemebersihan atau pengosongan
(yakni pengosongan jiwa dari segala makhluk, atau
segala sesuatu selain Allah),
kemudian berhias (yakni, menghiasi jiwa dengan melakukan dzikir
da'im/abadi/beribadah, beramal saleh, amal kebajikan dan kebaikan).
berserah diri (menyintai Allah dan bergantung kepada-Nya,
ber-akhlak (berpakaian akhlak asma-asma Allah yang baik , seperti
Penyayang, Pengasih, Penyinta, Lembut, Penyabar, Pembalas kebajikan,
Mengetahui, Waspada, Pemberi dan Penganugerah.
Dan setiap murid harus berupaya sejauh dan sekuat mungkin
untuk menghias jiwanya dengan akhlak-akhlak Ilahi tersebut,
menyatakan diri (maksudnya adalah bukan menyatakan ketuhanan,
oleh karena, itu mustahil).
Tetapi,
menyatakan kehambaannya secara bulat yang bersifat senantiasa
berhajat , penuh dengan kekhusyu'an , ketaatan, merasa hina
di hadapan Allah , membebaskan diri dari pengakuan penyandaran
semua pekerjaan kepada diri sendiri., dan senantiasa menyandarkan
semua keberhasilan kepada Allah.
Pernyataan diri ini juga berpengertian lain yaitu
hendaknya seseorang menyatakan pangkat dan derajatnya
yang dimuliakan seperti, menyatakan dia sebagai gambaran
paling prima yang diciptakan oleh-Nya , sehingga
ia bisa menjadi khalifah-Nya .
Dampak pernyataan ini adalah, tertanamnya rasa tanggung jawab
atas setiap perbuatan dan kata hati, serta rasa syukur kepada Allah
atas anugerah dan limpahan-Nya.
DR. Musthafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar