"CINTA ALLAH"
Pada hakikatnya ,
ia tidaklah menyintai Allah melainkan dirinya sendiri.
Dahulunya , tak ada sesuatu pun yang menyertainya, dan
pengetahuannya terhadap alam semesta pun terbatas hanya pada
pengetahuan tentang dirinya (di luar dirinya tak ada apa-apa)
Dan ketika pengetahuan tersebut tampak di alam wujud , dan
yang pasti adalah bentuk dirinya sendiri , maka karena itulah
ia menyintainya.
Pada hakikatnya , ia tidak bisa kecuali kepada dzatnya sendiri.
Dan ini merupakan perkara yang tak bisa diketahui kecuali
oleh orang yang telah sampai kepada maqamu 'l - fana.
Karena itu ,
hijab yang paling tinggi dalam cinta Ilahi adalah hijab diri sendiri,
yakni ketika pecinta berlaku seolah dirinya adalah Tuhan.
Ia menyintai dirinya, pemikiran dan hawa nafsu nya.
Sedang hijab yang tebal ini tetap mnegungkungi dirinya
dan menutupi kedua matanya ,hingga ia tercabik-cabik
dan menjadi gila pada detik-detik penyaksian.
Yakni ketika ia mengetahui bahwa dzat dirinya hanya sekedar
pantulan dari Dzat Allah.
Dan ketika itu,
Allah swt sedang mengungkapkan Dzat-Nya
kepada dzat orang yang menyintai-Nya .
Dan dzat ini tak lain merupakan penampilan
bagi terbukanya hijab Yang Mahahaq.
"Dzat ku adalah penampilan bagi terbukanya hijab".
DR. Musthafa Mahmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar