Rabu, 04 Mei 2016

CARA BERTEMU ALLAH DAN RASULNYA

CARA BERTEMU ALLAH DAN RASULNYA

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan:
"Wahai anak muda!
Engkau mengaku sebagai Sufi,
tetapi engkau merasa terganggu dan bingung.

Sufi adalah orang yang lahir dan batinnya telah dimurnikan (shafâ)
dengan mengikuti Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya SAW
semakin meningkat kemurniannya,
dia semakin muncul dari lautan eksistensinya
dan meninggalkan kehendak, pilihan serta kemauannya sendiri
dikarenakan kemurnian kalbunya.

Ketika kalbu seseorang telah murni,
maka Nabi SAW akan menjadi duta antara dia dan Rabbnya,
sebagaimana halnya Jibril.

Dasar kebaikan adalah mengikuti Nabi SAW dalam perkataan dan perbuatannya.

Semakin murni kalbu si hamba,
akan semakin sering dia melihat Nabi SAW dalam mimpinya,
dimana beliau akan menyuruhnya melakukan sesuatu
dan melarangnya mengerjakan sesuatu yang lain.

Keseluruhan dirinya akan menjadi satu kalbu dan bentuk fisiknya akan terpisah.
Dia menjadi sebuah rahasia (sirr) tanpa publikasi (jahr)
kejelasan murni tanpa kekacauan yang keruh.

Mencabut segala sesuatu dari kalbu
berarti membongkar gunung-gunung yang kokoh dan tak tergoyahkan.
Ia memerlukan upaya yang keras
dan kesabaran dalam menahan penderitaan dan bencana.

Janganlah engkau pergi mencari apa yang tidak jatuh ke tanganmu.

Adalah baik bagimu
jika engkau mempraktikan apa yang tertulis ini,
dan menjadi Muslim!

Adalah baik bagimu
pada Hari Kebangkitan jika engkau berada dalam kumpulan orang-orang Muslim
dan bukan dalam kumpulan orang-orang kafir!

Selamat atas ditempatkannya engkau di surga atau di pintunya,
dan tidak di tengah-tengah mereka yang ditetapkan untuk masuk ke kedalaman neraka!

Engkau harus rendah hati dan tidak sombong.
Kerendahan hati akan mengangkat derajat,
sedangkan kesombongan akan mencampakkan.

Seperti dikatakan oleh Nabi SAW:
“Jika seseorang rendah hati terhadap Allah, maka Allah akan mengangkatnya.”

Allah mempunyai sejumlah hamba khusus
yang mengerjakan perbuatan-perbuatan baik sedemikian rupa
sehingga amal-amal mereka sebesar gunung,
seperti amal-amal baik para pendahulu mereka.

Namun demikian,
mereka merendahkan diri di hadapan Allah Yang Mahakuasa dan Mahaagung,
dan mengatakan:
 “Kami belum mengerjakan sesuatu pun yang cukup baik untuk memastikan bahwa
 kami akan masuk surga.
Kalaupun kami akan diterima di sana, itu adalah karena rahmat Allah,
dan jika kami tidak diizinkan masuk, maka itu adalah karena keadilan-Nya.”

Mereka akan selalu siap melaksanakan perintah-perintah-Nya,
selagi mereka berdiri di hadirat-Nya dalam keadaan kebangkrutan pribadi (iflâs).

Kalian harus bertobat dan mengakui kekurangan-kekurangan kalian.
Tobat adalah kekuatan hidup dari Tuhan Yang Mahabenar.
Dia menghidupkan kembali bumi dengan hujan yang menyegarkan setelah ia mati,
dan Dia menghidupkan kembali kalbu-kalbu kita setelah mereka mati,
melalui tobat dan kesadaran (yaqzhah).

Wahai pendosa-pendosa yang membangkang, bertobatlah!

Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah,
sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa.
Sungguh Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS 39:53)

Ingatlah Allah Mahakuasa dan Mahaagung!
Kalian tidak boleh sekali-kali berputus asa dari rahmat dan kasih-Nya!"

--Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kitab Jala Al-Khawathir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar