EMPAT TINGKATAN MANUSIA.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan:
"Terdapat empat jenis manusia:
Pertama,
manusia yang tak berlidah dan tak berhati.
Mereka adalah
manusia biasa, bodoh, dan hina.
Mereka ini tak pernah ingat kepada
Allah.
Tak ada kebaikan dalam diri mereka.
Mereka ini bagai sekam yang
tak berbenih,
dimana Allah tak mengasihi mereka,
membimbing hati mereka
kepada keimanan pada-Nya.
Kerana itu,
waspadalah jangan menjadi
seperti mereka.
Ini adalah manusia-manusia sengsara dan dimurkai oleh
Allah.
Mereka adalah penghuni neraka.
Mari berlindung kepada Allah dari
mereka.
Hiasilah dirimu dengan makrifat.
Jadilah guru kebenaran,
pembimbing ke jalan agama,
menjadi pemimpin dan penyeru agama.
Ingatlah,
kau harus mengajak mereka taat kepada Allah
dan memperingatkan mereka
akan dosa.
Kedua,
manusia berlidah, tapi tak berhati.
Mereka berkata
bijak, tapi tak berbuat bijak.
Mereka menyeru orang kepada Allah SWT,
tapi mereka sendiri menjauh dari-Nya.
Mereka jijik terhadap noda orang
lain,
tapi mereka sendiri tenggelam dalam lautan noda.
Kerana itu,
menjauhlah dari mereka
agar kau tak terseret oleh manisnya lidah mereka,
yang kelak api dosanya membakarmu,
lalu kebusukan hatinya akan
membinasakanmu.
Ketiga,
manusia berhati tapi tak berlidah.
Mereka
adalah Mukmin yang telah diberkahi,
diberi pengetahuan tentang noda-noda
dirinya,
dikurniai hati yang mencerahkan,
dan menyedari mudaratnya
bergaul dengan manusia,
kekejaman dan kekotoran lidah, dan
meyakini
bahawa keselamatan manusia ada pada sikap diam.
Sebagaimana sabda Nabi,
"Barangsiapa selalu diam, maka ia memperoleh keselamatan."
(HR Ahmad dan
At-Tirnidzi).
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya pengabdian
kepada Allah terdiri dari sepuluh bahagian,
dan yang sembilan bahagian
dari itu adalah sikap diam."(HR Ibnu Abi Dunya).
Hunad Ibn As-Sari
dalam kitab Az-Zuhud meriwayatkan hadis
dari Abu Dzar Al-Ghifari,
Rasulullah SAW bersabda,
"Belumkah aku beritahukan pada kalian
ehwal
ibadah paling ringan dan mudah bagi badan?
(ia adalah) diam dan
berakhlak baik."
Mereka adalah para wali Allah,
yang dalam rahsia-Nya tersembunyi,
dilindungi, diberkahi dan dirahmati-Nya.
Kerana itu,
kau harus mencari,
mendekati dan berguru kepada orang-orang mulia ini.
Layanilah dan cintailah mereka.
Keempat,
manusia yang berlidah dan berhati.
Mereka adalah orang-orang
yang diundang ke dunia ghaib,
yang dibalut pakaian kemuliaan,
hal
seperti ini yang disebut dalam Hadis,
"Barangsiapa yang mengetahui dan
bertindak sesuai pengetahuannya
dan memberikannya kepada orang lain,
maka dia akan diundang ke dunia ghaib dan menjadi mulia." (HR
An-Nasa'i).
Mereka ini adalah orang 'alim yang memiliki pengetahuan
tentang Allah dan tanda-Nya. Hatinya menjadi penyimpan pengetahuan yang
sempurna tentang-Nya,
dan Dia menganugerahkan kepadanya rahsia-rahsia
yang disembunyikan-Nya dari yang lain.
Dia memilihnya, mendekatinya,
membimbingnya, memperluas hatinya
agar dapat menampung rahsia dan
pengetahuan
hingga menjadikanya pekerja di jalan-Nya,
penyeru
hamba-hamba-Nya kepada kebajikan,
pengingat akan siksaan
perbuatan-perbuatan keji
dan menjadi hujjatullah di tengah mereka.
Mereka menjadi pemandu,
pembimbing, perantara, seorang siddiq dan saksi Al-Haqq, wakil para nabi,
dan pilihan Allah.
Maka,
orang semacam ini berada pada puncak tertinggi tingkatan manusia.
Tak ada maqam di atas ini, kecuali maqam para Nabi.
Adalah kewajipanmu
untuk mentaati mereka,
dan jangan sekali-kali memusuhinya.
Sungguh
keselamatan terdapat pada ucapan dan kebersamaan dengan mereka.
-- Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Adb as-Suluk wa at-Tawasul ila Manazil al-Muluk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar