Senin, 05 Oktober 2015

JALALUDDIN RUMI - "APOLOGI IBLIS".

Pada mulanya aku adalah Malaikat,
yang dengan sepenuh jiwa ...
kutempuh Jalan kepatuhan 
untuk mengabdi kepada Tuhan.

Bagaimana bisa ...
panggilan pertama dilupakan ?

Bagaimana bisa...
cinta bisa hilang 
dari hati seorang hamba ?

Bukankah ...
kekuasaan Karunia-Nya 
yang melindungiku ?

Bukankah ...
Dia yang menciptakan diriku...
dari ketiadaan ?

Siapakah..
yang memberiku susu
di masa pertumbuhanku ?

Siapakah...
yang menggerakkan ayunanku ?

Adalah ....DIA.

Sifat yang mengalir bersama-susu itu ...
dapatkah ia selalu dibuang ?

Rahmat, Keagungan, dan Kemurahan hati..
adalah hakekat substansi
dan mata uang-Nya,
kemurkaan-Nya ...
hanyalah setitik noda campurannya.

Tak kupandang Kemurkaan-Nya ...,
yang merupakan sebab sementara,
aku selalu memandang...
kelestarian Kasih-Sayangnya...
yang harus dicontoh.

Ketahuilah...
bahwa kecemburuan ...
adalah sebab penolakakanku 
untuk membungkukkan diri 
di hadapan Adam.
namun...
kecemburuan itu ..
juga lahir dari cinta kepada Tuhan.,
bukan dari ketidakpatuhan.

Setiap rasa cemburu...
lahir dari cinta,
karena takut...
kalau-kalau yang lainnya ...
menjadi pacar sang kekasih.

Mepertimbangkan rasa cemburu...
adalah akibat yang tak dapat dielakkan
dari adanya rasa cinta,
sebagaimana kata "Hidup"
yang mengikuti bersin.

Karena tiada gerakan...
kecuali hanya pada papan-catur-Nya
dan Dia memintaku untuk bermain,
adakah yang lain ...
yang dapat kumainkan ?

Kumainkan satu peranan 
yang ada disana,
dan membuatku terkutuk.

Sekalipun dalam kesengsaraan...
kurasakan karunia-Nya 
aku ....
tersesat oleh-Nya...,
tersesat oleh-Nya...,
tersesat oleh-Nya...!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar