Rabu, 07 Oktober 2015

JALALUDDIN RUMI - "DOKTRIN TENTANG DIAM"

Jika berita datang dari wajah Syamsuddin ...
matahari di Langit Keempat ...
menyembunyikan diri karena malu.

Sejak namanya hadir ke dalam hidupku...
harus aku sampaikan isyarat karunianya itu.

Jiwaku merenggut jubahku...
ia menangkap parfum gamisnya Yusuf.
Ia berkata ;
"Demi persahabatan kita
 yang telah bertahun-tahun
 ceritakanlah salah satu 
 dari kegembiraan yang luar biasa,
 agar bumi dan langit dapat tertawa 
 dengan gembira,
 supaya akal dan ruh serta penglihatan
 dapat meningkat seratus kali."

Aku berkata ..
"Janganlah meletakkan tugas padaku...,
  karena aku telah hilang dari dariku (fana')
  kepandaianku tumpul...,
  aku tak tahu bagaimana memuji.

  Adalah tidak pantas ...
  apabila seseorang yang belum kembali ke kesadaran
  memaksakan diri ...
  untuk berperan sebagai pembual.

  Bagaimana aku dapat...
  tanpa sadar...
  melukiskan Sang Teman 
  yang tanpa tolok bandingnya itu ?

  Penggambaran tentang luka hati yang sepi ini...
  sebaiknya kutunda hingga ke lain waktu,"

Ia menyahut...
"Berilahaku makanan'...
 karena aku lapar,
 dan cepatlah...
 karena waktu (waqt) adalah 
 sebilah  pedang yang tajam.

 Sufi adalah anak sang "waktu"(ibnul waqt)
 Wahai teman...
 bukan cara kebiasaannya 
 untuk berbicara besok.
 Maka , 
 apakah engkau bukan seorang Sufi ?
 apa yang ada di tangan jadi habis berkurang...
 karena tertundanya pembayaran.

 Aku berkata  kepadanya ...,
 "Lebih baik rahasia Teman tetap tersamar...
  dengarkanlah ...
  karena ia termasuk dalam isi cerita.

  Lebih baik rahasia para pecinta 
  diceritakan (secara alegoris)
  dalam pembicaraan orang lain."

Ia berseru ,
"Ceritakanlah dengan jelas dan terus terang 
  tanpa  kebohongan...
  jangan membuatku menunggu...
  O...orang yang lalai !

  Angkatlah selubung ...
  dan bicaralah terus terang .
  Aku tak berpakaian ...
  ketika tidur bersama Yang Maha Terpuji."

Aku berkata ..
"Apabila Dia harus telanjang 
 dalam pandanganmu...
 takkan tahan dada dan pinggangmu.
 Mintalah...
 tapi mintalah secara wajar...
 sehelai jerami takkan dapat menyangga
 sebuah gunung.

 Jika Matahari ...,
 yang menyebabkan dunia ini bersinar
 lebih dekat sedikit saja...
 semua yang ada akan terbakar.

 Janganlah mencari kesulitan 
 dan kerusuhan serta pertumpahan darah...
 janganlah bicara lagi  
 tentang Matahari dari Tabriz !"
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar