Senin, 05 Oktober 2015

JALALUDDIN - "TAKDIR DAN KEHENDAK BEBAS"

Seorang Muslim menyeru seorang Magi...
untuk beriman kepada Nabi.

Dia menjawab ;
"Saya akan beriman...,
  apabila Tuhan mengkehendaki."

"Tuhan menghendakinya," sahut orang Muslim,
"namun hawa nafsu mu dan Syetan yang jahat
 selalu menyeret mu pada kekufuran dan hawa-nafsu."

"Baiklah," dia menjawab,
"apabila  mereka itu lebih kuat,
 haruskah saya tidak mengikuti mereka 
 yang secara langsung menyeretku ?

 Engkau katakan ...
 bahwa Tuhan menghendaki ku untuk menganut Islam,
 apa gunanya Kehendak Tuhan 
 bila Dia tidak mengabulkan ?

 Menurut mu ,
 Hawa-nafsu  dan Syetan telah berhasil 
 melaksanakan keinginan mereka.,
 sedangkan Tujuan Tuhan Yang Maha Esa , Maha Agung,
 telah gagal dan berantakan "

Subhanallah !
Apapun yang Dia kehendaki pasti terjadi.
Dialah Pengatur alam semesta.

Tanpa perintah - Nya ...
tiada sesuatu apapun di dalam Kerajaan-Nya
yang akan bertambah banyak 
walau seujung rambut pun.

Kerajaan adalah milik-Nya ...,

Perintah adalah milik-Nya...,
bahwa Syetan-syetan-Nya ...
adalah anjing-anjing yang paling hina
di depan pintu-Nya".

"Sudah tentu", sahut orang Muslim,
"kita mempunyai kekuatan tertentu untuk memilih...
 engkau tidak bisa mengingkari 
 adanya bukti-bukti yang jelas
 tentang perasaan batin itu.
  
 Ada suatu kekuatan untuk memilih 
 dalam hal ketidakadilan dan perbuatan salah...,
 itulah yang kumaksudkan ...
 ketika saya berbicara tentang Nafsu dan Syetan.

 Naluri untuk memilih itu 
 tersembunyi dalam jiwa...
 dan muncul ketika objek yang diinginkan 
 tampil dalam perbuatan.

 Ketika Iblis ...
 menunjukkan suatu sasaran keinginan
 maka kekuatan yang terlelap itu bangkit
 dan bergerak kepadanya.

 Sementara itu, di pihak lain, 
 Malaikat meletakkan di hadapan mu
 objek-objek keinginan yang baik 
 serta menanamkannya ke dalam hati mu.

 supaya ...
 kekuatan untuk menentang kejahatan dan memilih kebaikan...
 dapat dirangsang."

Menurut pertimbangan akal yang sehat,
ajaran paksaan (jabr) itu lebih buruk ...
dari pada ajaran kebebasan kehendak (qadar)
karena seorang Jabbariyah itu...
mengingkari kebebasannya sendiri.

Sedangkan ajaran kebebasan kehendak ,,,
tidak mengingkari hal itu,
ia mengingkari perbuatan Yang Maha Kuasa...,
ia berkata...
"Ada asap, namun tiada api."

Seorang Jabbariyah ...
jelas melihat api...,
membakar pakaiannya,
dan seperti orang yang skeptis...
dia menganggap api itu tidak ada.

"Apabila hanya Tuhan semata 
 yang memiliki kekuatan untuk memilih,
 mengapa engkau marah kepada pencuri...
 yang mencuri milik mu ?

 Bahkan binatang pun 
 mengenal perasaan batin ini...
 unta yang dipukul keras ,
 akan menyerang pengendaranya...,
 kemarahannya ...
 tidaklah ditujukan kepada pecutnya.

 Seluruh kandungan al-Qur'an ...
 berisi perintah dan larangan ..
 serta ancaman hukuman.
 apakah ini semua ...
 ditujukan kepada bebatuan dan  kerikil-kerikil. ?

 Engkau telah melepaskan kemungkinan
 ketidakmampuan Tuhan,
 namun.engkau menyebut-Nya 
 benar-benar tidak tahu dan dungu.

 Ajaran Kebebasan - kehendak ...
 tidaklah berarti ketidakmampuanTuhan,
 dan jika memang demikian...
 kebodohan itu lebih buruk 
 dari ketidakmampuan.

 Kekuatan memilih Tuhan yang Universallah
 yang telah menimbulkan kekuatan diri kita
 mewujud.
 Kekuatan-Nya laksana penungga kuda..
 yang tersembunyi oleh debu 
 yang diterbangkannya.
 namun 
 pengawasannya terhadap kehendak-kehendak 
 tidaklah menghilangkan kualitas bebasnya.

 Nyatalah...
 bahwa kehendak Tuhan itu 
 dilaksanakan dalam suatu cara sempurna,
 sekalipun tanpa dihubungkan 
 dengan paksaan (jabr) dan tanggung jawab
 karena pengabaian perintah-perintah-Nya.

 Engkau katakan bahwa...
 kekafiran mu itu dikehendaki-Nya,
 namun ketahuilah bahwa..
 hal itu juga dikehendaki...
 oleh diri mu sendiri.

 Berusaha keraslah untuk memperoleh ilham
 dari cawan cinta Tuhan.
 sehingga 
 engkau tak mementingkan diri sendiri..
 dan tanpa kehendak.
 sehingga...
 seluruh kehendak ...
 akan menjadi milik Anggur itu,
 dan engkau ...
 akan menjadi pemaaf 
 yang sesungguhnya."





Tidak ada komentar:

Posting Komentar