Selasa, 06 Oktober 2015

Pitutur guru sejati 24

Wejangan Spiritual Hazrat Maulana Syekh Abdul Qadir al Jilani

Rasulullah Saw. Bersabda : “Singkirkan setan-setanmu dengan ucapan Laailaaha Illallah Muhammadur-Rasulullah, karena setan itu diikat dengan kalimat itu sebagaimana kalian memembebani derita untanya dengan banyaknya tumpangan dan beban-beban yang dipikulnya.” Singkirkan setan-setanmu dengan ikhlas dalam ucapan Laailaaha Illallah, bukan sekadar ucapan verbal. Karena tauhid itu membakar setan Jin dan setan manusia, karena tauhid adalah neraka bagi setan dan cahaya bagi orang yang manunggal (tauhid) pada Allah.

Bagaimana anda mengucapkan Laailaaha Illallah sedangkan dalam hati anda banyak Tuhan? Segala sesuatu yang anda jadikan pegangan dan anda andalkan selain Allah, maka sesuatu itu adalah berhala anda. Tauhid verbal (ucapan) tidak ada artinya jika qalbu anda musyrik. Tidak ada artinya menyucikan fisik sedangkan hati tetap najis. Orang bertauhid itu menepiskan setannya, sedangkan orang musyrik malah diperdaya oleh setannya. Ikhlas adalah isi dari ucapan dan perbuatan, karena tanpa keikhlasan ucapan hanyalah kulit belaka, tanpa isi, yang tidak layak melainkan neraka belaka.

Dengarkan ucapanku dan amalkan, karena mengamalkannya bisa mematikan neraka tamakmu dan menghancurkan duri nafsumu. Janganlah anda datangi suatu tempat yang bisa mengobarkan api watakmu yang bisa merobohkan rumah agama dan imanmu, dimana watak nafsu dan syetan berkobar lalu menghapus agama, iman dan yaqinmu. Karena itu jangan anda dengarkan ucapan mereka yang munafik yang penuh dengan kepura-puraan penuh dengan retorika keindahan. Nafsu itu senang dengan gaya seperti itu, seperti adonan roti yang masih mentah tanpa garam yang malah bisa merusak perut dan membuat hancur se-isi rumah.

Pengetahuan itu diambil dari ucapan para tokoh. Diantara para tokoh itu ada tokohnya Allah Azza wa-Jalla. Mereka adalah kaum Muttaqin, yang hatinya meninggalkan dunia, yang menjadi pewaris, dan yang ahli ma’rifat, mengamalkan ilmu dengan ikhlas. Dan segalanya tanpa ketaqwaan hanyalah sia-sia dan batil. Kewalian itu hanya bagi orang yang taqwa di dunia dan di akhirat. Seluruh fondasi dan bangunan, dunia dan akhirat dari jiwa mereka. Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hambaNya yang taqwa dan berbuat kebajikan, yang sabar. Manakala anda punya intuisi yang benar, pasti anda akan mengenal mereka, mencintai mereka dan mensahabati mereka.

Intuisi itu benar manakala dicahayai oleh kema’rifatan kepada Allah dalam hati. Karena itu jangan berpijak pada intuisi-mu jika belum ditimbang dengan ma’rifatullah Azza wa-Jalla, hingga jelas benar informasi mengenai kebenaran dan kebajikan. Tutuplah matamu dari perkara yang haram, dan kendalikan dirimu dari syahwat, lalu kembalikan dirimu pada makanan yang halal, serta jagalah batinmu dengan muroqobah kepada Allah Azza-Wajalla, lahiriyahmu mengikuti jejak Sunnah Nabi saw. Maka intuisimu akan benar dan layak, benar pula ma’rifatmu kepada Allah Azza wa-Jalla Akal dan hatimu anda didik.

Sedangkan watak dan nafsu serta kebiasaan sehari-hari yang buruk, tidak bisa dididik dan tidak ada kemuliaannya. Anak-anak sekalian…Belajarlah dan ikhlaslah, hingga anda bersih dari duri kemunafikan, lalu ikatlah. Carilah ilmu karena Allah Azza wa-Jalla, bukan demi kepentingan makhluk dan dunia.Tanda anda mencari ilmu karena Allah Azza-wa-Jalla, adalah rasa takut dan gentarmu dari Allah ketika perintah dan laranganNya tiba, dan anda sangat fokus di sana, merasa hina di hadapanNya, tawadlu terhadap sesama namun tanpa kepentingan pada mereka, sama sekali tidak berharap dari apa yang menjadi milik mereka.

Anda malah harus bersedekah karena Allah Azza wa-Jalla dan konsisten. Karena shadaqah yang diberikan bukan karena Allah Azza-wa-Jalla adalah musuh, dan berpijak pada tindakan seperti itu akan musnah. Pemberian yang motivasinya bukan karena Allah adalah kegagalan. Nabi Saw, bersabda:“Iman ini ada dua bagian; sebagian sabar dan sebagian lagi syukur.” (Hr. As-Suyuthy dari Anas ra) Bila anda tidak sabar atas derita, tidak syukur atas nikmat, maka anda belum beriman. Karena hakikat Islam adalah Istyislam (pasrah diri total pada Allah).

Ya Allah hidupkan hati kami dengan tawakkal kepada Mu, dengan taat dan dzikir hanya bagi Mu, dengan berserasi pada Mu, dengan Tauhid hanya bagi Mu. Kalau bukan karena tokoh-tokoh Allah di muka bumi yang ada di hatimu, pastilah sudah hancur kalian semua. Sebab Allah azza wa-Jalla mengalihkan adzabNya, karena doa mereka itu. Rupa Nabi memang sudah tiada, namun maknanya senantiasa abadi sampai kiamat. Bila tidak, bagaimana mungkin senantiasa ada 40 tokoh Ilahi yang senantiasa muncul di muka bumi? Didalam hati mereka ada makna-makna nubuwwah, hatinya seperti satu hati dari para Nabi.

Diantara mereka ada Khalifah Allah dan rasul-rasulNya di muka bumi, yaitu para Ulama yang menggantikan sebagai pewaris Nabi. Nabi Saw; bersabda:“Para Ulama adalah pewaris para Nabi.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Majah, Abu Dawud, dan Ibnu Hajar). Merekalah pewaris, penjaga, baik tindakan maupun ucapan. Karena ucapan tanpa tindakan sama sekali tidak menyamainya, dan itu hanya pengakuan-pengakuan belaka tanpa bukti, sama sekali tidak sama (tidak berhak menyandang pewaris). Anak-anak sekalian, aku jelaskan agar kalian memegang teguh Kitab dan Sunnah serta mengamalkan keduanya, ikhlas dalam beramal.

Aku melihat Ulama-ulama kalian bodoh-bodoh. Yang anda anggap zuhud malah memburu dunia, berserah diri pada makhluk, namun alpa pada Al-Khaliq Azza wa-Jalla. Percaya pada selain Allah Azza wa-Jalla adalah penyebab laknat. Nabi saw, bersabda : “Dilaknati! Dilaknati! Makhluk yang kepercayaannya pada makhluk sesamanya”. Sabdanya pula : “Siapa yang menggantungkan rasa butuhnya pada makhluk maka dia menjadi hina.”
Sungguh! Bila anda keluar dari makhluk maka anda akan bersama Sang Khaliq Azza wa-Jalla, Dia Yang Maha Tahu apa yang membahagiakanmu dan mencelakakanmu.

Bedakan apa yang membahagiakan bagimu dan apa yang bagi orang lain. Hendaknya anda tetap teguh dengan langgeng di pintuNya Azza wa-Jalla, dan memutuskan dunia dari hatimu, maka anda bakal menemukan kebajikan dunia dan akhirat. Dan hal demikian tidak bisa sempurna, ketika makhluk dan riya’ ada di hatimu, yang lain dan segala selain Allah Azza wa-Jalla tetap di hatimu, maka tak bisa dinilai sedikit pun hati anda. Jika anda tidak sabar anda tidak bisa beragama, tidak ada modal bagi iman anda.

Nabi saw, bersabda : “Sabar itu bagian dari iman, seperti kepala bagi fisik tubuh” (H.r. Al-Hindy dan al-Iraqy). Makna sabar, berarti anda tidak pernah mengeluh, tidak bergantung pada sebab akibat dunia, dan tidak membenci cobaan, juga tidak senang hilangnya cobaan. Seorang hamba ketika tawadlu karena Allah Azza wa-Jalla saat fakir dan sangat butuh, dan ia sabar bersamaNya untuk mengikuti kehendakNya, tidak tidak congkak dengan sifat-sifatnya, lalu meraih pencerahan dalam ibadah di tengah kegelapan, berusaha dengan pandangan mata kasih sayang, maka Allah akan mencukupinya dan keluarganya dengan kecukupan tiada terduka.

Allah swt berfirman : “Siapa yang bertaqwa kepada Allah maka bakal diberi jalan keluar, dan diberi rizki yang tak terhingga.” (Ath-Thalaq 2). Anda ini seperti tukang bekam yang mengeluarkan penyakit orang lain, sedangkan dirimu penuh penyakit yang tak bisa anda keluarkan. Saya melihat anda semua sepertinya bertambah ilmunya secara lahiriyah, namun secara batin malah tampak tolol. Dalam kitab Taurat disebutkan: “Siapa yang bertambah ilmunya, maka bertambahlah sedihnya.” Sedih apakah itu? Sedih karena takut kepada Allah dan rasa hina di hadapanNya maupun merasa hina dibanding hambaNya.

Carilah ilmu, manakala anda tidak berilmu. Jika anda berilmu tapi anda tidak mengamalkan, dan tidak ikhlas mengamalkannya, tidak punya adab dan husnudzon kepada para Syaikh, bagaimana akan datang pengetahuan padamu?
Hasratmu malah dunia, dalam sekejap dunia akan menjadi hambatan besar antara dirimu.Dimana posisimu diantara para hamba Allah yang hasratnya hanya satu, muroqobah kepada Allah dalam jiwanya sebagaimana mereka menjaga badannya. Mereka membersihkan qalbunya, sampai paripurna, hingga hasratnya terkekang dengan sendirinya.

Di hatinya tidak ada lagi hasrat, kalau toh pun masih ada hasrat, maka hasrat itu adalah menuju Allah Azza-wa-Jalla, mendekat kepadaNya, dan mencintaiNya saja. Ada kisah Bani Israil yang ditimpa musibah dahsyat. Lalu mereka berkumpul menemui salah satu Nabi mereka. Mereka mengatakan, “Berilah kami berita apa yang diridloi oleh Allah Azza wa-Jalla, hingga kami bisa mengikutiNya, dan menjadi penyebab hilangnya cobaan ini dari kami.” Lalu sang Nabi itu memohon kepada Allah Azza-waJalla.

Maka Allah Azza wa-Jalla memberikan wahyu padanya, “ Katakan pada mereka, “Jika kalian hendak meraih RidloKu, maka ridlolah pada orang-orang miskin. Jika kalian ridlo pada mereka maka Aku pun ridlo. Namun jika kalian membenci mereka, Aku pun benci padamu…” Hai dengarkan orang-orang berakal. Kalian semua terus menerus nmembenci orang-orang miskin, sementara kalian menginginkan ridlo Allah Azza wa-Jalla. Apa yang kalian dapat dari ridlo-Nya? Bahkan anda terbalik-balik dalam kebencian Allah Ta’ala.

Pegang teguh atas ucapanku yang keras ini, kalian pasti bahagia. Teguh itu akan menumbuhkan pohon. Namun, sepanjang anda tidak lari dari ucapan para syeikh, peringatan kerasnya, tetapi anda malah membutakan diri dari bencana-bencana. Dari mereka datang padaku, tapi saya diam, namun anda tidak sabar terhadap ucapan mereka itu. Anda ingin bahagia, tapi tidak anda dapatkan. Ingin kemuliaan, tapi tidak anda jumpai. Anda tidak bahagia manakala anda tidak berserasi dengan takdirNya, baik yang indah maupun yang pahit, disamping berguru pada para syaikh dengan menghilangkan kecurigaan menurut emosi anda.

Hendaknya pula anda mengikuti jejaknya dalam berbagai situasi dan kondisi, maka anda dapatkan kebahagiaan dunia akhirat.Pahamilah apa yang kusampaikan ini. Faham saja tapi tidak mengamalkan tidak sama sekali disebut faham. Namun mengamalkan tanpa keikhlasan, sungguh merupakan ketamakan. Thama’ (Tha’ Mim ‘Ain) semua hurufnya kosong bolong.
Orang awam tidak mengerti apa yang anda buka. Anda mengajarkan kepada mereka hingga mereka hati-hati padamu. Jika anda sabar bersama Allah azza wa-Jalla, pasti anda akan tahu keajabian-keajaiban dari Kemaha lembutanNya.

Nabi Yusuf as, ketika sabar dalam deritanya dan diperbudak, dipenjara dandihina, namun berselaras dengan tindakan Tuhannya Azza wa-Jalla maka ia malah sukses dan menjadi raja. Allah mengalihkan dari kehinaan menjadi kemuliaan, dari kematian menuju kehidupan.Begitu juga anda, jika mengikuti syariat dan anda sabar bersama Allah azza wa-Jalla, anda takut padaNya, berharap padaNya, dan kontra pada nafsu anda, setan anda, kesenangan anda, anda pun akan berpindah dari situasi saat ini, dari situasi yang anda benci menuju situasi yang anda sukai.

Karena itu seriuslah dan berjuanglah. Karena perjuangan itu melahirkan kebaikan. Siapa yang bersikeras dalam perjuangannya maka akan meraihnya. Berjuanglah untuk makan makanan halal, karena bisa mencahayai hati anda dan mengeluarkan dari kegelapan hatimu. Akal yang paling berguna adalah yang mengenalkanmu pada nikmat Allah azza wa-Jalla dan menempatkan dirimu pada posisi syukur padaNya, membantumu untuk berkenalan dengan nikmat dan kriterianya.Anak-anak sekalian…Siapa yang mengenal dengan mata yaqin, bahwa Allah Azza wa-Jalla telah membagi semuanya dan sudah tuntas pembagian itu, malah ia malu untuk memintaNya.

Ia lebih senang sibuk berdzikir padaNya, tidak ingin meminta dipercepat bagianNya, dan tidak menginginkan yang diberikan pada yang lain. Perilaku mereka malah sembunyi, diam, dan beradab yang bagus serta meninggalkan kontra pada Allah Azza wa-Jalla.Mereka tidak pernah mengadu pada makhlukNya, baik sedikit kebutuhannya maupun banyak. Menurutku mengeluh pada makhluk dalam hati pun, sudah dianggap berkeluh kesah dengan lisan. Secara hakiki tidak ada bedanya.

Hati-hatilah. Apa anda tidak malu mencari sesuatu selain pada Allah Azza wa-Jalla, sedangkan Dia itu lebih dekat padamu dibanding lainNya. Anda mencari sesuatu dari sesama, sesuatu yang tidak anda butuhkan pada Allah Azza wa-Jalla. Padahal anda sudah kaya raya, namun anda masih mencari sesuap dari orang-orang miskin. Jika anda mati baru anda malu, karena cacatmu sudah tampak, tetangga-tetanggamu mencacimu.Kalau anda berakal, anda mestinya meraih sejumput dari iman agar anda bertemu Allah azza wa-Jalla dengan imanmu itu, apalagi anda berguru pada orang shaleh, beradab dengan mereka melalui ucapan

dan tindakan mereka, hingga ketika imanmu dan yaqinmu sempurna, anda paripurna bersih menuju Allah Azza wa-Jalla hanya bagi Allah Azza wa-Jalla, dan Allah memberikan wilayah adab padamu, perintah dan larangan bagimu dari dalam hatimu. Wahai penyembah berhala riya’ bagaimana anda bisa mencium aroma taqarrub pada Allah Azza wa-Jalla, dunia dan akhirat! Hai musyrik! Hai orang yang menghiba pada sesama dengan hatinya, palingkan dirimu dari mereka. Bahaya! Tidak ada gunanya, tak ada anugerah dan tak bisa menggagalkan pula. Jangan sampai anda mengaku bertauhid pada Allah Azza wa-Jalla dengan kemusyrikan pada hatimu yang terus menancap.

Anda tidak akan meraih apa-apa Sholat Syari’ah, anda sudah tahu ayat:
“Peliharalah sholat-sholat…” (Al-Baqoroh: 238) yang disana tentu ada rukun-rukun sholat secara lahiriyah dengan gerakan-gerakan jasmani, seperti berdiri, ruku’, sujud, duduk, suara dan lafadz yang diucapkan. Semua itu masuk dalam ayat, “Peliharalah….” Sedangkan Sholat Thoriqoh, adalah sholatnya qalbu, yaitu sholat yang diabadikan. Dalam ayat itu berlanjut : “Dan sholat yang di tengah..” atau disebut sebagai Sholat Wustho, yaitu sholatnya qalbu,

karena qalbu itu diciptakan posisinya di tengah, antara kanan dan kiri, antara bawah dan atas, antara bahagia dan sengsara, sebagaimana sabda Nabi Saw, : “Qalbu berada diantara dua Jemari dari Jemari-jemari Ar-Rahman, dimana Allah membolak-balikkannya semauNya…” (Hr. Muslim, dan juga dikutip oleh Al-Ghazali dalam Al-Ihya’). Yang dimaksud dengan Dua Jemari adalah dua sifatNya, Al-Qahr (Yang Maha Memaksa) dan Al-Luthf (Yang Maha Lembut), sebab Allah Maha Suci dari Jemari-jemari. Maka menjadi jelas maksud ayat tersebut adalah Sholat Qalbu.

Apabila Sholat Qalbu rusak, maka Sholatnya pun rusak termasuk sholat jasmaninya, sebagaimana hadits Nabi Saw, “Tidak ada sholat melainkan dengan hati yang hadir di hadapan Allah.” Orang yang sholat bermunajat kepada Tuhannya, dan tempat munajat itu qalbu (hati). Jika hatinya alpa, maka rusak pula sholatnya. Hati adalah pokoknya, yang lain hanyalah pengikutnya, sebagaimana dalam hadits Nabi Saw. “ Ingatlah! Sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila ia bagus maka bagus pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya.

Ingatlah, daging itu adalah qalbu…” (Hr. Bukhori). Sholat syariat itu ada waktunya, setiap hari dan malam, lima kali. Disunnahkan berjama’ah di masjid dan harus menghadap Ka’bah, mengikuti iman, tanpa ada sikap pamer dan popularitas. Sedangkan Sholat Thoriqoh itu adalah Dzikrullah sepanjang hidup. Masjidnya adalah qalbunya. Jama’ahnya adalah perkumpulan kekuatan-kekuatan batin, untuk sibuk terus menerus mengingat Nama-nama Allah dan mentauhidkan Allah dengan lisan batin. Imamnya adalah rasa rindu dalam spirit qalbu (Fuad).

Dan kibaltnya adalah Al-Hadrah al-Ahadiyah (Manunggal hamba-Allah dalam KeesaanNya) dan Keindahan ShomadiyahNya, itulah kiblat Hakikat. Qalbu dan Ruh sibuk dengan sholat Thariqat ini sepanjang zaman. Karena Qalbu tidak mati dan tidak tidur. Ia sibuk dalam tidur dan jaga dengan kehidupan qalbu, tanpa suara, tanpa berdiri dan tanpa duduk. Itulah yang disebut oleh Allah swt:“Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan…” (Al-Fatihah, 5) Dalam Tafsir Al-Baidhowi, Anwarut Tanzil wa Asdrorut Ta’wil, beliau mengatakan, “Dalam ayat tersebut ada isyarat bagi orang yang ma’rifat kepada Allah, dan transformasinya dari kondisi dimana ia tidak hadir jiwanya menjadi hadir di hadapan Allah Ta’ala.

Maka ia berhak mendapatkan tugas ini, sebagaimana sabda Rasululllah saw: “Para Nabi dan para wali senantiasa sholat dalam kuburnya sebagaimana mereka sholat di rumah-rumah mereka.”Maksudnya mereka terus sibuk bersama Allah dan munajat bagi kehidupan qalbunya. Bila Sholat Syariat dan Sholat Thoriqoh telah berpadu, lahir dan batin, maka sempurnalah sholatnya, dan meraih pahala yang agung dalam taqarrub dengan alam ruhaninya. Dan dia juga meraih derajat jasmaniyah, lalu si hamba menjadi seorang ‘abid secara dzohir, dan ‘arif secara batin.

Jika seseorang tidak berhasil sholat Thoriqoh dengan hati yang hidup, maka ia tergolong tidak sempurna, dan pahalanya tidak sampai pada derajat taqarrub kepada Allah Ta’ala. Tidak ada yang dapat menghalangi kamu untuk mendapatkan keridhoan dan pertolongan langsung dari Allah, selain dari pada kebergantungan kamu kepada manusia dan tatacara penghidupan dan pendapatan kamu. Manusia menjadi penghalang bagi kamu untuk mencapai kehidupan yang diamalkan oleh Nabi, yaitu yang berkenaan dengan pendapatan. Selagi kamu masih mengharapkan hadiah dan keridhoan manusia serta meminta-minta kepada mereka, maka berarti kamu telah menyekutukan Allah dengan yang lain.

Dengan demikian, kamu tidak akan dapat mencapai kehidupan yang telah diamalkan oleh Nabi, yaitu pendapatan secara halal dari dunia ini. Apabila kamu menjauhkan kehidupan kamu dengan manusia, dengan menyekutukan mereka dengan Allah, dengan bergantung kepada pendapatan kamu, dengan berpuas hati dengannya, dan dengan lupa kepada karunia Allah, maka berarti kamu telah bersikap seperti orang musyrik. Syirik di sini lebih halus daripada syirik yang terdahulu. Karenanya, Allah akan menghukum kamu dan menjauhkan kamu dari keridhoan-Nya.

Apabila kamu telah keluar dari keadaan semacam ini dan membuang syirik jauh-jauh; melepaskan kebergantungan hati kamu kepada pendapatan kamu dan kepada daya dan upaya kamu; niscaya kamu akan melihat bahwa Allah-lah yang sebenarnya memberi kehidupan itu, menjadikan sebab dan akibat, memberi kekuatan untuk mencari pendapatan dan memberi kekuatan kepada segala yang baik; dan kamu mengetahui bahwa kehidupan itu berada di tangan-Nya, yang kadang-kadang dibawa-Nya kepada kamu melalui manusia dengan cara kamu meminta kepada mereka pada masa ujian dan perjuangan, atau melalui permohonanmu kepada-Nya,

atau kadang-kadang melalui pemberian manusia, dan atau melalui karunia-Nya yang sedemikian rupa, sehingga kamu tidak melihat sebab dan cara datangnya; maka kamu menuju kepada Dia dan kembali ke hadirat-Nya Yang Maha Agung dan Maha Perkasa. Yang demikian itu jika Dia menyingkapkan tirai yang melindungi kamu dari keridhoan-Nya dan membuka pintu rizki dengan kehendak-Nya di dalam keadaan perlu, bersesuaian dengan keperluan kamu ketika itu, misalnya dokter yang menjadi sahabat bagi pasien. Inilah perlindungan dari Dia Yang Maha Mulia dan Maha Agung, untuk membersihkan kamu dari kecenderungan kepada yang lain selain Dia. Dan dengan itu, maka Dia meridhoi kamu.

Oleh karena itu, apabila Dia telah mengosongkan hati kamu dari setiap tujuan, nafsu dan kehendak, maka Dia akan memenuhi hati kamu dengan tujuan dan kehendak-Nya semata-mata. Apabila Dia hendak memberikan bagianmu kepadamu dan bukan bagian orang lain, maka kamu pasti bisa mendapatkan bagian kamu itu dan Dia akan mengarahkanmu untuk mendapatkan bagian kamu itu, lalu bagian kamu itu akan sampai kepadamu pada saat-saat kamu memerlukannya. Kemudian, Dia akan memberi kekuatan kepada kamu untuk bersyukur kepada-Nya. Hal ini akan menambah keinginan kamu untuk menjauhkan diri dari orang banyak dan untuk mengosongkan hati kamu dari apa saja selain Allah.

Apabila ilmu dan kepercayaanmu telah bertambah kuat dan teguh, hati kamu telah lapang dan bercahaya, kamu bertambah dekat kepada Allah dan kamu telah pantas untuk memelihara rahasiarahasia-Nya, maka kamu akan diberi ilmu untuk mengetahui terlebih dahulu waktu bagian kamu itu akan sampai kepadamu. Dan ini adalah tanda bahwa kamu telah diberi kemuliaan dan keridhoan-Nya. Inilah karunia-Nya, kasih sayang-Nya, pengarahan dan bimbingan-Nya. Firman Allah, “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar.

dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS 32:24) Dan firman-Nya pula, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS 29:69) Allah juga berfirman, “Dan takutlah kamu kepada Allah, dan Dia akan mengajar kamu. Kemudian akan diberi-Nya kamu kekuatan untuk mengawal alam dengan kebenaran yang terang, yang tidak ada kegelapan di dalamnya, dengan tanda-tanda yang nyata dan terang seperti terangnya matahari, dengan perkataan yang manis-manis yang lebih manis dari segala yang manis dan dengan wahyu yang sebenarnya, tanpa kegelapan apapun, dan bebas dari nafsu-nafsu kebinatangan dan dari hasutan setan yang dilaknat.”

Allah berfirman dalam kitabnya, “Wahai anak Adam, Aku-lah Tuhan. Tidak ada yang patut disembah selain Aku. Apabila Aku berkata kepada seuatu, “Jadilah !”, maka jadilah ia. Patuhlah
kepada-ku, sehingga Aku jadikan kamu bila berkata kepada sesuatu “Jadilah !”, maka jadilah ia.”
Yang semacam itu telah Dia lakukan kepada kebanyakan para Nabi dan para Wali serta orang-orang khusus yang diridhoi-Nya dari anak Adam.

Sholat Syari’ah, anda sudah tahu ayat:
“Peliharalah sholat-sholat…” (Al-Baqoroh: 238)
yang disana tentu ada rukun-rukun sholat secara lahiriyah dengan gerakan-gerakan jasmani, seperti berdiri, ruku’, sujud, duduk, suara dan lafadz yang diucapkan. Semua itu masuk dalam ayat, “Peliharalah….”
Sedangkan Sholat Thoriqoh, adalah sholatnya qalbu, yaitu sholat yang diabadikan. Dalam ayat itu berlanjut : “Dan sholat yang di tengah..” atau disebut sebagai Sholat Wustho, yaitu sholatnya qalbu, karena qalbu itu diciptakan posisinya di tengah, antara kanan dan kiri, antara bawah dan atas, antara bahagia dan sengsara, sebagaimana sabda Nabi Saw, : “Qalbu berada diantara dua Jemari dari Jemari-jemari Ar-Rahman, dimana Allah membolak-balikkannya semauNya…” (Hr. Muslim, dan juga dikutip oleh Al-Ghazali dalam Al-Ihya’).
Yang dimaksud dengan Dua Jemari adalah dua sifatNya, Al-Qahr (Yang Maha Memaksa) dan Al-Luthf (Yang Maha Lembut), sebab Allah Maha Suci dari Jemari-jemari. Maka menjadi jelas maksud ayat tersebut adalah Sholat Qalbu. Apabila Sholat Qalbu rusak, maka Sholatnya pun rusak termasuk sholat jasmaninya, sebagaimana hadits Nabi Saw, “Tidak ada sholat melainkan dengan hati yang hadir di hadapan Allah.”
Orang yang sholat bermunajat kepada Tuhannya, dan tempat munajat itu qalbu (hati). Jika hatinya alpa, maka rusak pula sholatnya. Hati adalah pokoknya, yang lain hanyalah pengikutnya, sebagaimana dalam hadits Nabi Saw. “ Ingatlah! Sesungguhnya dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila ia bagus maka bagus pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ingatlah, daging itu adalah qalbu…” (Hr. Bukhori).
Sholat syariat itu ada waktunya, setiap hari dan malam, lima kali. Disunnahkan berjama’ah di masjid dan harus menghadap Ka’bah, mengikuti iman, tanpa ada sikap pamer dan popularitas.
Sedangkan Sholat Thoriqoh itu adalah Dzikrullah sepanjang hidup. Masjidnya adalah qalbunya. Jama’ahnya adalah perkumpulan kekuatan-kekuatan batin, untuk sibuk terus menerus mengingat Nama-nama Allah dan mentauhidkan Allah dengan lisan batin. Imamnya adalah rasa rindu dalam spirit qalbu (Fuad). Dan kibaltnya adalah Al-Hadrah al-Ahadiyah (Manunggal hamba-Allah dalam KeesaanNya) dan Keindahan ShomadiyahNya, itulah kiblat Hakikat.
Qalbu dan Ruh sibuk dengan sholat Thariqat ini sepanjang zaman. Karena Qalbu tidak mati dan tidak tidur. Ia sibuk dalam tidur dan jaga dengan kehidupan qalbu, tanpa suara, tanpa berdiri dan tanpa duduk. Itulah yang disebut oleh Allah swt:“Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami memohon pertolongan…” (Al-Fatihah, 5)

Dalam Tafsir Al-Baidhowi, Anwarut Tanzil wa Asdrorut Ta’wil, beliau mengatakan, “Dalam ayat tersebut ada isyarat bagi orang yang ma’rifat kepada Allah, dan transformasinya dari kondisi dimana ia tidak hadir jiwanya menjadi hadir di hadapan Allah Ta’ala. Maka ia berhak mendapatkan tugas ini, sebagaimana sabda Rasululllah saw: “Para Nabi dan para wali senantiasa sholat dalam kuburnya sebagaimana mereka sholat di rumah-rumah mereka.”Maksudnya mereka terus sibuk bersama Allah dan munajat bagi kehidupan qalbunya. Bila Sholat Syariat dan Sholat Thoriqoh telah berpadu, lahir dan batin, maka sempurnalah sholatnya, dan meraih pahala yang agung dalam taqarrub dengan alam ruhaninya. Dan dia juga meraih derajat jasmaniyah, lalu si hamba menjadi seorang ‘abid secara dzohir, dan ‘arif secara batin.Jika seseorang tidak berhasil sholat Thoriqoh dengan hati yang hidup, maka ia tergolong tidak sempurna, dan pahalanya tidak sampai pada derajat taqarrub kepada Allah Ta’ala

Allah Azza wa-Jalla Ta’ala telah memberi penjelasan tentang dua Perjuangan : Perjuangan Dzahir dan Perjuangan Batin.

Jihad Batin adalah perjuangan melawan hawa nafsu, watak nalurinya, setan serta taubat dari kemaksiatan, dosa-dosa, dan meninggalkan hal-hal yang menyenangkan yang diharamkan. Sedangkan Jihad Lahir adalah Jihad melawan orang-orang kafir yang kontra terhadap Allah dan RasulNya, melalui senjata dan berperang.

Jihad Batin itu lebih sulit dibanding Jihad Lahir, karena Jihad Batin itu dilakukan terus menerus dan menjadi keharusan. Bagaimana tidak lebih sulit? Sebab Jihad Batin berarti memutuskan segala kecenderungan nafsu yang dilarang, menjauhinya, dan menjalankan seluruh perintah Allah serta menjauhi laranganNya.

Siapa pun yang bisa meraih perjuangan lahir batin berarti ia mendapatkan kemenangan dunia dan akhirat. Luka-luka yang menimpa jasad syuhada’, seperti luka ditangan anda, tak berasa. Sedangkan mati di tangan Mujahid yang melawan nafsunya, yang bertobat dari dosanya, seperti minuman dingin di mata orang yang haus dahaga.

Wahai kaum Sufi, tak ada yang membebanimu, kecuali Allah akan memberikanmu sesuatu yang lebih baik dibanding bebanmu. Setiap saat mestinya punya makna khusus di hatimu untuk Allah, baik berkait dengan perintah maupun laranganNya. Berbeda dengan kebanyakan makhluk dan orang-orang munafik yang menjadi musuh-musuh Allah Azza wa-Jalla, karena kebodohan dirinya terhadap kebenaran dan sikap bermusuhannya terhadap Allah Ta’ala, mereka masuk ke neraka.

Bagaimana mereka tidak masuk neraka? Sedangkan mereka di dunia kontra terhadap Allah Ta’ala, mengikuti keselarasan nafsunya, egonya, tradisinya, setan-setannya, mendahulukan kepentingan dunianya dibanding akhiratnya.

Bagaimana tidak masuk neraka? Mereka telah mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an, tidak beriman, tidak mengamalkan perintahNya dan tidak menjauhi laranganNya.Wahai kaumku, berimanlah dengan Qur’an ini, amalkan dan ikhlaslah dalam mengamalkannya, tidak untuk diteriakkan, dan jangan sampai kalian munafik dalam amaliahmu, jangan sampai mencari pujian dari makhluk dan mencari balas budi mereka.

Sedikit sekali orang yang beriman dan Qur’an diamalkan benar-benar demi Wajah Allah. Karenanya betapa minoritasnya kaum muhklisin, dan betapa banyaknya kaum munafik. Bahkan betapa kalian ini sangat malas dalam ketaatan kepada Allah Azza wa-Jalla, justru kalian lebih semangat taat kepada musuhmu, yaitu setan yang dirajam.

Kaum Sufi senantiasa berharap, dalam detik-detiknya tidak lepas dari tugas-tugas Allah azza wa-Jalla. Mereka benar-benar mengetahui bahwa kesabaran terhadap tugas dan ketentuanNya serta takdirNya, itu merupakan limpahan kebajikan dunia akhirat, yang berarti berselaras dengan kehendak dan tindakanNya, kadang ia bersabar, kadang pula ia bersyukur, kadang dalam nuansa dekat dan kadang merasa jauh, kadang dalam kesibukan yang penat kadang pula dalam rasa ringan, kadang dalam limpahan kekayaan dan kadang dalam kemiskinan, kadang sehat kadang sakit. Seluruhnya tidak lepas dari kebersamaannya dengan Allah Azza wa-Jalla. Itulah yang paling penting bagi mereka, harapan bagi kesalamatan mereka dan keselamatan makhluk lain ketika bersama Sang Khaliq Azza wa-Jalla, dan mereka terus menerus memohon kepadaNya bagi kemaslahatan manusia.Anak-anak sekalian.

Jadilah kalian ini selalu berpijak pada yang benar, maka kalian akan cemerlang. Jika kalian benar dalam hukum, kalian fasih dalam pengetahuan. Jika kalian benar dalam batin, akan fasih dalam lahir. Seluruh keselamatan ada dalam ketaatan, yaitu menjalankan perintah dan menjauhi larangan, bersabar atas seluruh ketentuanNya. Siapa yang memohon ijabah dari Allah maka Allah Ta’ala akan mengijabahi, siapa yang taat padaNya maka seluruh makhluk pun taat kepadanya.

Wahai jamaahku. Terimalah dariku, aku yang menasehatimu. Aku mendampingimu, dan mendampingi apa yang yang diberlakukan oleh Allah kepadaku dan kepadamu. Jangan sampai kalian mencurigaiku, karena aku hanya ingin kebahagiaanmu sebagaimana kebahagiaanku. Nabi Saww bersabda:”Orang beriman tidak akan sempurna keimanannya sampai ia berhasrat agar saudaranya muslim mendapatkan apa yang didapatkannya.” Inilah sabda junjungan dan panutan kita, yang membimbing kita dan mensyafaati kita. Seorang pemuka para Nabi dan Rasul, para shiddiqin, dari masa Adam as, sampai hari kiamat kelak. Betapa kesempurnaan iman telah terhalang oleh kehendak orang yang tidak mencintai saudaranya yang muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri.

Bila anda mencintai diri anda, anda akan memakai pakaian terbaik, makanan paling lezat, tempat tinggal paling elok, harta yang banyak, kenapa anda tidak bersikap seperti itu untuk sahabat anda yang muslim. Berarti anda sungguh pendusta, jika anda mengaku telah sempurna iman anda.

Wahai orang yang mau berfikir, lihatlah tetanggamu miskin, sedangkan anda punya harta. Mereka wajib menerima zakat anda, bahkan setiap hari anda memetik laba anda, bahkan sangat berlebih dari sekadar kecukupan sehari-hari, lalu anda menghalangi untuk memberikan harta anda, sementara mereka pun si miskin itu tetap rela dengan kekuarangannya. Namun karena hawa nafsumu, setanmu ada di belakangmu, yang membuat anda sulit berbuat baik, sedangkan ambisi anda terus bergolak untuk harta dunia anda, iman dan ketaqwaan sangat minim, sungguh anda telah melakukan kemusyrikan melalui harta dan sesama makhluk. Sementara tak ada kebajikan pada dirimu.

Siapa saja yang banyak kesenangannya pada dunia, ambisinya liar sampai lupa maut, lupa kelak bertemu Allah, tidak bisa membedakan yang halal dan yang haram, sesungguhnya orang itu telah serupa dengan orang-orang kafir. Mereka katakan:”Tidak ada kecuali kehidupan dunia, dimana kami mati dan hidup. Tak ada yang menghancurkan kami kecuali sang waktu.” (Al-Jatsiyah 24) Seakan-akan anda ini seperti bagian dari mereka, hanya saja anda menggunakan baju Islam, dan anda telah mengalirkan darah anda dengan dua syahadat, anda ikut sholat, puasa, hanya sebagai tradisi kebiasaan, bukan sebagai ibadah. Tampaknya dimata khalayak anda orang yang bertaqwa, sedangkan hatimu pengecut, dan itu sama sekali tidak berguna.

Wahai kaum Sufi, sungguh mana berguna bagimu, lapar dan dahaga di siang hari, sedang di malam hari anda memakan barang haram. Puasa di siang hari, maksiat di malam hari. Anda mencegah untuk minum di siang hari lalu anda berbuka dengan darah kaum muslimin. Diantara kalian puasa di siang hari, fasik di malam harinya. Rasulullah saw, bersabda:”Ummatku tidak akan hina sepanjang memuliakan bulan Ramadlan.”(Hr Muslim)

Mengagungkan bulan Ramadlan itu dengan ketaqwaan, dan berpuasa hanya untuk Allah Ta’ala disertai menjaga batas syariat.Anak-anak sekalian. Berpuasalah. Dan ketika berbuka, bagilah bukamu dengan kaum miskin. Jangan anda makan sendiri, jika anda makan sendiri, dikawatirkan anda tertimpa kesulitan dan kemiskinan.Wahai kaumku: Anda semua kenyang sementara tetangga anda lapar, sedangkan anda mengaku sebagai orang beriman. Imanmu tidak sah, ketika makanan berlimpah sedangkan ada sang miskin sedang di pintumu lalu anda menolaknya. Dalam sekejap tersebar berita anda, dan sekejab pula anda bisa jatuh miskin, anda pun ditolak dimana-mana ketika meminta.

Sungguh perhatikan! Semestinya anda himpun dua hal apa yang ada di tanganmu dan sekaligus tangan lain memberikan. Tawadlu’ (rendah hati) ketika anda bangkit, dan memberikan harta di satu sisi. Nabi kita Sayyidina Muhammad Saww, memberi orang yang meminta dengan tangannya, dan beliau juga memerah sendiri air susu onta, memerah susu kambing, dan menjahit bajunya.Bagaimana kalian mengaku mengikuti jejaknya, sedangkan anda anda justru kontra dengan beliau baik dalam tindakan, ucapan dan perbuatan? Anda membuat pengakuan tanpa bukti? Kalau anda Yahudi sejati mestinya sangat patuh pada Taurat yang benar, begitu juga kalau anda muslim sejati mestinya memenuhi syarat-syarat ke-Islaman anda, jika tidak jangan mengaku-aku sebagai muslim sejati. Mestinya anda memenuhi syarat ke-Islaman, hakikat ke-Islaman, yaitu menyerahkan sepenuhnya dirimu di hadapan Allah Azza wa-Jalla. Pedulilah kepada makhluk, sampai akhirnya Allah peduli padamu. “Cintailah orang yang ada di muka bumi, sampai mencintaimu yang di langit.”Sepanjang dirimu tegak dengan dirimu, kamu tidak akan sampai ke maqom ini.

Sepanjang kamu masih memelihara hasrat dan kesenangannya kamu pasti berada dalam tali ikatannya, dan mencegahmu untuk sampai kepada Allah. Karena kamu hanya sampai pada bagian ego nafsumu dengan kehancurannya. Hak nafsu itu adalah kesenangan berpesta, berpakaian, minum dan tempat yang nyaman di dalamnya, bagiannya adalah kelezatan dan syahwat. Maka ambillah dengan tangan syariat. Sepanjang anda mengambil itu menurut kadar dan kepastian dari Allah Azza wa-Jalla, maka boleh anda makan. Duduklah di pintu syariat dan berbaktilah, anda akan bahagia. Allah swt telah berfirman:“Apa yang datang dari Rasul, maka ambillah dan apa yang dilarang darinya, hindarilah.” (Al-Hasyr : 7)

Terimalah dengan riang dan ringan, dan benamkan dirimu padanya. Jika banyak yang anda dapat dari kepastianNya, sebagaimana ilmuNya, maka disanalah anda berada. Jika anda menerima dengan gampang, anda tidak akan hancur, bahkan tak akan pernah luput dari anugerah pemberianNya.

Hasan al Bashri berkata, “Cukuplah bagi orang beriman, sekadar makanan ringan, cukuplah kurma jelek dan seteguk air.”Orang beriman itu makan untuk kekuatan tubuh, orang munafik makan untuk menikmati makanan. Orang beriman mengkonsumi makanan karena ia butuh kekuatan melintasi jalan menuju tempat, dimana tempat itu justru seluruh kebutuhannya tercukupi, karenanya ia makan hanya sekadar kuat saja. Sedang orang munafik memang tidak punya tempat, tidak punya tujuan hidup. Betapa banyak hari-hari dan bulanmu teledor. Usiamu kalian potong tanpa manfaat. Aku melihat kalian tidak teledor dengan duniamu, sementara kalian teledor dengan agamamu. Berbaliklah, kalian akan berpijak pada kebenaran. Dunia tidak akan abadi bagi siapa pun, begitu pula bagimu. Apakah kalian masih punya harapan hidup bersama Allah Azza wa-Jalla?

Oh betapa minimnya pikiranmu. Betapa banyak orang menumpuk dunianya, membangun dunianya, sementara di satu sisi ia merobohkan bangunan akhiratnya, dengan mengumpulkan dunia dan membuang agamanya. Benar-benar dramatik terjadi antara dirinya dan Allah Azza wa-Jalla, ia malah mendendam kepada Tuhannya dan lebih ridlo kepada makhlukNya. Kalau dia tahu bakal mati dalam waktu dekat, hadir di hadapanNya, ia pun juga dihisab atas seluruh perbuatannya, maka tidak ada yang banyak dari jumlah amalnya.

Dari Luqmanul Hakim ra, berkata pada putranya, “Wahai anakku, sebagaimana engkau sakit, kalian tidak tahu bagaimana tiba-tibanya penyakit. Demikian pula kalian mati dan kalian tidak tahu bagaimana anda nanti mati.”Aku peringatkan pada kalian dan aku hindarkan kalian. Tapi kalian tidak pernah perhatikan, tidak pernah menghindari. Kalian malah lenyap dari kebaikan sibuk dengan dunia. Sebentar lagi anda tua, dan dunia tidak ada gunanya, bahkan semua yang anda kumpulkan jadi bebanmu.Anak-anak sekalian, semestinya kalian menanggung tugas dan memutuskan kejahatan. Kalimat kejahatan akan bercabang, jika kalian bicara, lalu saling bersahut, datang pula kalimat sepadannya, lalu hadir keburukan diantara kalian. Hanya sedikit makhluk yang mengajak ke pintu Allah Azza wa-Jalla, dan mereka ini sebagai bukti dan argument kebenaran atas mereka. Jika khalayak tidak menerima, maka kaum mukmin akan meraihnya sebagai nikmat, tapi derita bagi kaum munafik, mereka ini adalah musuh-musuh Allah Azza wa-Jalla.

Ya Allah semoga Engkau berikan kebajikan bersama Tauhid, dan sirnakan kami dari makhluk dan selain DiriMu secara total.

Wahai orang yang bertauhid, wahai orang yang masih musyrik, sesungguhnya di tangan para makhluk itu tak berarti apa-apa. Sebuah kemuliaan di mata penguasa, para raja, orang-orang kaya, semua itu hakikatnya di tangan Allah SWT. Hati mereka berada di TanganNya, terserah Dia membolak balikkannya.”Tak ada sesuatu pun yang menyamaiNya, dan Dia Maha Mendengar dan Melihat.” (Asy-Syuuro : 11)

Jangan manjakan dirimu, ia bisa memakan jiwamu, seperti orang yang mendidik anjing dan memanjakannya, suatu ketika lengah anjing itu akan memangsanya pula. Jangan kau andalkan senjata nafsumu dan jangan pula mengasah ketajamannya, karena akan mengenai dirimu di wadah kehancuran ketika nafsu mengkhianatimu. Potonglah isi nafsu dan jangan melewati syahwatnya.

Ya Allah tolonglah kami atas nafsu-nafsu kami. Ya Tuhan berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka

Pertentanganmu dengan (aturan) Allah swt, akan mengusirmu dan menghilangkan dirimu dari Allah. Kembalilah dirimu dari sikap penentanganmu sebelum engkau dihantam, dihinakan dan dinistakan oleh ular-ular bencana dan kalajengking cobaan. Betapa pedihnya rasa cobaan, apalagi jika engkau terpedaya. Karena itu anda jangan bergembira dengan yang engkau miliki, karena apa yang ada di tangan anda pasti sirna.
Allah Ta’ala berfirman:
“Sehingga ketika mereka bergembira atas apa yang mereka dapatkan, tiba-tiba Kami mengambil mereka seketika…”
Meraih anugerah keuntungan dari Allah Ta’ala harus ditempuh dengan kesabaran. Karena itu Allah menguatkan berkali-kali tentang sabar itu. Kefakiran (rasa butuh kepada Allah) dan kesabaran tidak akan pernah bertemu kecuali bagi kewajiban orang beriman.Sedangkan para pecinta yang senantiasa mendapat cobaan, lalu mereka menjadi sabar, terlimpahi ilham untuk berbuat kebaikan beriringan dengan cobaan dan ujiannya, senantiasa bersabar atas sesuatu yang yang baru terjadi dari Allah Ta’ala.
Kalau bukan karena kesabaran, anda semua tidak akan pernah bertemu denganku. Aku telah membuat jebakan untuk memburu burung, dari satu malam ke malam berikutnya, yang membuatku terus terjaga dan membuatku sunyi dari orang ketika di siang hari dengan mata yang terpejam. Seorang lelaki yang terikat oleh jaring-jaring jebakan, dan itu pun dilakukan demi kemaslahatan anda semua, sementara anda semua tidak mengerti.Kalau bukan demi berselaras dengan Allah ta’ala, bagaimana mungkin orang berakal mau bergaul dengan penduduk negeri yang telah dibutakan hatinya oleh riya’, kemunafikan dan kezaliman, bercampurbaurnya syubhat dan keharaman?
Betapa banyak nikmat-nikmat Allah telah dikufuri, sementara terjadi kolusi luarbiasa untuk menciptakan kefasikan dan penyimpangan. Betapa banyak orang lumpuh di rumahnya sendiri, orang zindiq dalam kedai minumnya, orang jujur di atas kursinya. Kalau bukan karena sebuah aturan, niscaya aku bicara tentang hal-hal yang ada di rumah-rumah kalian. Namun bagiku ada fondasi yang harus kubangun. Aku punya murid-murid yang butuh pendidikan. Seandainya tersingkap sebagian apa yang ada dalam diriku, itu bisa menjadi penyebab berpisahnya diriku dengan diri kalian semua, lalu terlempar dalam jejak-jejak yang menghancurkan.Karena itu tutuplah pintu-pintu kemakhlukan (dari hatimu) dan bukalah pintu-pintu antara dirimu dengan Allah. Akuilah dosa-dosamu, mohonlah maaf kepada-Nya atas keteledoranmu selama ini. Yakinlah, bahwa sesungguhnya tidak ada yang bisa membahayakan, memberikan manfaat, yang memberikan anugerah, tidak ada yang bisa mencegah, kecuali Allah Ta’ala semata. Dengan demikian, kebutaan mata hatimu akan sirna, lalu mata hati terbuka bergerak, hingga membuka mata kepalamu.
Wahai anak-anakku…. Persoalan sesungguhnya bukan memakai pakaian kumal atau pun makanan kasar. Persoalan sesungguhnya adalah kezuhudan dalam hatimu. Awal mula yang dipakai oleh shiddiqun adalah pakaian wol dalam hatinya, lalu terefleksi kesederhanaan itu dalam lahiriyahnya. Ia memakai pakaian itu dalam rahasia batinnya, lalu dalam hatinya, kemudian untuk menutup nafsunya, lalu fisiknya.
Ketika secara keseluruhan dirinya menggunakan pakaian sederhana, maka tibalah tangan-tangan lembut dan kinasih serta tangan anugerah, sampai akhirnya berubah drastis dalam tragedi ini. Ia copot baju hitamnya dan diganti dengan baju kegembiraan pesta, ia ganti penderitaan dengan kenikmatan, ia ganti dendam dengan keceriaan, ia rubah ketakutan dengan rasa aman, ia rubah rasa jauh menuju rasa dekat, rasa fakir menuju rasa cukup.
Wahai anak-anakku, raihlah bagian dengan tangan zuhud, bukan dengan tangan ambisi pribadi. Orang yang makan dengan menangis, berbeda dengan orang yang makan dengan tertawa. Makanlah bagian itu, dan hatimu bersama Allah Ta’ala. Anda akan selamat dari keburukannya. Jika engkau makan dari resep dokter atau ahli kesehatan tentu itu lebih baik daripada anda makan sendiri, tanpa anda tahu asal usulnya makanan itu, sehingga, menyebabkan hatimu keras jauh dari amanah, sementara anda benar-benar kehilangan rahmat. Hilang pula amanah syariah di sisimu, karena kalian telah meninggalkan dan mengkhianatinya. Sungguh celaka, jika amanah kalian sia-siakan.
Jagalah mahkotamu itu bersama Tuhanmu Azza wa Jalla. Waspadalah atas ancamanNya, karena siksaNya begitu dahsyat. Siksa itu bisa merebut rasa amanmu, rasa sehat afiatmu, foya-foya dan sukacitamu. Taatlah kepadaNya, karena Dia adalah Tuhan langit dan bumi. Jagalah nikmatNya dengan syukur. Terimalah perintah dan laranganNya dengan patuh dan taat. Terimalah kesukaran dariNya dengan kesabaranmu, dan terimalah dengan syukurmu atas kemudahanNya. Karena demikian adalah perilaku pendahulumu, dari para Nabi, para Rasul dan orang-orang yang saleh, yang senantiasa bersyukur atas nikmat dan bersabar atas cobaan.
Tegaslah terhadap kemaksiatan. Terimalah ketaaatan. Jagalah aturanNya, dan ketika datang kemudahan bersyukurlah. Sebaliknya jika yang datang kesukaran bertobatlah dari dosa-dosamu, lalu debatlah, lawanlah hawa nafsumu. Karena Allah tak pernah menzalimi Maka dari itu ingatlah maut dan resiko sesudah maut. Ingatlah Tuhan Yang maha agung dan Luhur, hisab dan pengawasanNya padamu.
Bangunlah, sampai kapan kamu semua tidur terlelap, sampai kapan kamu terlempar dalam kebodohan dan keluar masuk dalam kebatilan? Bergelimang dengan nafsu, hawa, dan kebiasan-kebiasaan. Kenapa? Kenapa tidak mendidiknya demi ibadah kepada Allah dan mengikuti aturan hukumNya. Padahal ibadah itu meninggalkan kebiasan-kebiasaan nafsu, kenapa tidak mendidik dirimu dengan adab Qur’an dan sunnah?
Anak-anak muridku…..Jangan bergaul dengan banyak orang disertai kebutaan hati, ketololan disertai kealpaan dan kelelapan. Bergaulah dengan mereka, dengan matahati, ilmu dan keterjagaan jiwa. Jika anda temukan hal yang terpuji dari mereka, ikutilah, dan jika ada yang menyeretmu pada keburukan, jauhilah dan tolak. Engkau berada dalam alpa total, alpa dari Allah Azza wa Jalla. Makanya, anda harus bangkit, disiplin dengan masjid, memperbanyhak sholawat kepada Nabi SAW.Nabi saw, bersabda: “Seandainya neraka turun dari langit, tak ada yang selamat kecuali ahli masjid.”Jika kalian semua menunaikan sholat, totalkan sholatmu hanya kepada Allah Ta’ala, dan karena itu Rasulullah saw, bersabda, “Yang paling dekat bagi hamba pada Tuhannya, apabila hamba sedang bersujud.”
Duh.. celaka kalian. Kenapa kalian sering membuat ulah dan mencari-cari keringanan? Orang yang mencari-cari takwil demi seleranya sesungguhnya terpedaya. Padahal jika kita merengkuh ‘azimah (pr insip), dan kita bergantung pada Ijma’, sementara amal kita ikhlas, maka kita pun akan bersih bersama Allah Ta’ala. Lalu bagaimana bisa terjadi jika anda malah merekayasa azimah, mencari jalan kemudahan nafsu, lalu para pemegang teguh azimah sirna?Inilah zaman rukhsoh, bukan zaman ‘azimah. Inilah zaman riya’ dan kemunafikan, dimana harta didapat dengan cara tidak benar. Betapa banyak orang yang sholat, puasa, zakat, haji, dan berbuat baik untuk makhluk, bukan untuk Khaliq. Dan mayoritas yang memenuhi alam semesta ini adalah demi kepentingan sesama makhluk, bukan demi Khaliq.
Kalian semua telah mati jiwa, menghidupkan nafsu dan hawa nafsu untuk dunia. Padahal hidupnya hati ketika keluar dari kepentingan makhluk dan teguh bersama Allah Azza wa Jalla.Hidupnya hati dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah azza wa Jalla. Hidupnya hati dengan sabar atas Qodlo, Qodar dan ujianNya.
Wahai anak muridku…Serahkan dirimu kepadaNya dalam soal kepastianNya. Bangunlah bersamaNya dalam soal itu. Perkara itu butuh fondasi, lalu butuh bangunan, dan dawamkan setiap waktu, siang dan malammu. Karena itu, waspadalah. Tafakkurlah dalam masalah hatimu.Jika engkau melihat kebajikan, bersyukurlah. Jika engkau melihat keburukan bertobatlah. Dengan tafakkur ini agamamu akan hidup dan matilah syetanmu. Karena itu dikatakan, tafakkur sejam lebih baik dibanding bangun sepanjang malam.
Wahai ummat Muhammad, bersyukurlah kepada Allah Ta’ala yang telah menerima amalmu yang sedikit dengan menyandarkan kepada amal pendahulumu. Sebab kalian semua adalah yang terakhir di dunia, tetapi yang pertama di hari kiamat. Jika kalian benar, maka tak ada yang lebih benar menandingi kalian. Kalian semua adalah para pemuka dan pemimpin, sedangkan umat lain adalah rakyat. Tetapi jika sepanjang anda masih duduk di rumah nafsumu dan watakmu, sulit untuk menjadi benar. Jika sepanjang anda bangkit bersama makhluk dan terpaku terhadap apa yang ada di tangan mereka, dengan menarik mereka melalui riya’ dan kemunafikan anda, sungguh tetap tidak benar bagi anda. Sepanjang anda masih ambisi dunia, sepanjang hati anda masih bersiteguh pada selain Allah, tidak ada yang dibenarkan.
Ya Allah berilah kami rizki, untuk senantiasa di sisiMu.Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia, dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka

Anak-anak muridku sekalian….
Ingatlah, sebelum diingatkan, tanpa anda harus diperintah anda mendekat kepada Allah. Bergaullah dengan kalangan ahli agama, karena mereka adalah manusia paling berakal dan mengerti siapa yang paling taat kepada Allah dan siapa paling maksiat padaNya.Nabi saw, bersabda, “Beruntunglah anda…” Artinya anda sangat butuh kepadaNya dan anda cukup bersamaNya.
Bila anda bersama Ahlud Din, dan anda mencintainya anda akan merasa cukup, dan hati anda akan lari dari kemunafikan. Karena kaum munafik sesungguhnya hanya suka pamer, tidak ada yang diterima amalnya. Allah tidak menerima bentuk amal anda, rupa amal anda, tetapi Allah menerima apa yang ada dibalik amal anda, hati anda. Jika anda melawan hawa nafsu anda, setan anda, duniawi anda dalam amaliyah anda, Allah akan menerima anda.
Berbuatlah kebaikan, Allah akan menerima dari sisi jiwanya. Dan jangan melihat amaliyah anda sedikit pun, karena Allah tidak akan menerimanya kecuali amaliyah itu hanya untukNya, demi WajahNya, bukan untuk wajah makhluk.Celaka anda ini! Anda berbuat baik demi makhluk, tetapi ingin diterima oleh Allah Azza wajalla. Ini sebuah penipuan dari diri sendiri. Tinggalkan kerakusan anda, kesombongan anda, kesenang-senangan anda. Anda harus prihatin, jangan bersenang-senang, sebab anda berada di alam keprihatinan dalam penjara dunia.Nabi Saw senanatiasa bertafakkur, tidak banyak gembiranya, banyak prihatinnya, tidak banyak tertawanya kecuali hanya tersenyum, hanya untuk menyenangkan lainnya.
Hati Nabi penuh kerpihatinan dan kesibukan bersama Allah. Jika saja bukan karena para sahabat dan perkara dunia ini, Nabi saw, tak akan pernah keluar dari rumahnya dan tak pernah duduk dengan siapapun.Wahai anak muridku.
Jika Khalwat anda benar bersama Allah Azza wa-Jalla Sirrmu akan cemerlang dan hatimu akan jernih. Pandangan anda akan penuh pelajaran. Hati anda akan penuh dengan tafakkur, ruh anda akan membubung menuju Allah Azza wa-Jall, wushul kepadaNya.Memikirkan dunia justru menyiksa dan menghijab. Sedangkan tafakkur tehadap akhirat membuahkan pengetahuan dan menghidupkan hati. Allah tidak memberikan anugerah bagi orang yang tafakkur kecuali pengetahuan mengenai dunia akhirat.
Wah! Anda telah menelantarkan hati anda di dunia, sedangkan Allah Azza wa-Jall, telah memberikan segalanya untuk anda. Allah telah menentukan waktu setiap hari bagi anda, dan Allah telah terus menerus melimpahkan rizki pada anda, baik anda mencarinya atau tidak. Ambisi dan kerakusan anda telah membuat anda hina di depan Allah maupun di depan makhluk. Dengan iman yang kurang anda lalu mencari rizki, padahal ketika iman anda bertambah anda tidak perlu mencarinya. Bahkan dengan keparipurnaan dan kesempurnaan iman, anda cukup istirahat dari dunia.
Anak muridku, anda jangan mencampur adukkan hal yang serius dengan guyonan. Jika hati anda belum mampu teguh, bagaimana anda bersama khalayak untuk anda baurkan bersama Khaliq, sedang anda berhati ganda dengan dunia? Bagaimana anda bersama Allah? Bagaimana anda bisa mencampuradukkan yang lahir dan yang batin? Yang tak masuk akal dan yang masuk akal, hal-hal yang ada di sisi makhluk dan Khaliq? Betapa bodohnya orang yang melalaikan Khaliq dan sibuk dengan makhluk, berteguh dengan yang duniawi dan alpa pada Allah? Melupakan yang abadi dan bergembira dengan yang fana?Anda bersahabat dengan orang-orang bodoh lalu mereka menularkan kebodohannya pada anda. Sebab, bergaul dengan orang tolol berarti meraih kesia-siaan.
Bergaullah dengan orang mukmin yang yakin, yang mengamalkan ilmunya. Karena orang beriman seperti ini, betapa baiknya mereka, betapa kuatnya perjuangan mereka dalam melawan hawa nafsunya. Dalam konteks inilah Rasulullah saw, bersabda: “Kegembiraan orang berimaan pada wajahnya, prihatinnya ada dalam qalbunya.” Itulah kekuatan si mukmin ini, hingga mampu mengekspresikan kegembiraan di hadapan para makhluk, sementara ia mampu menyembunyikan keprihatinannya, antara dirinya dengan Allah Ta’ala. Sepanjang hidupnya ada keprihatinan, banyak merenungnya, banyak menangisnya pada Allah, sedikit tertawanya, dan itulah Nabi saw, bersabda: “Tak ada kegembiraan bagi orang mu’min kecuali bertemu Allah Azza wa-Jalla.”
Orang beriman menutupi keprihatinannya dengan kegembiraannya. Fisiknya bekerja di dunia, batinnya bersama Allah Ta’ala. Fisiknya untuk keluarganya, batinnya untuk Tuhannya Azza wa-Jalla. Ia tak pernah mengumbar keprihatinan jiwanya kepada keluarganya, isteri dan anaknya, tetangga-tetangganya, bahkan kepada siapa saja dari khalayak makhlukNya, karena ia mendengarkan ucapan Nabi SAW. : “Raihlah pertolongan atas persoalan kalian semua melalui cara merahasiakan (masalah)”. Ia senantiasa menyembunyikan apa yang ada di dalam batinnya. Seandainya saja ada yang keceplosan, itu pun tetap ia ungkapkan dengan metafor, lalu ia tutupi, dan ia mohon maaf atas apa yang terungkap.
Anak-anak muridku…. Jadikan diriku sebagai cerminmu. Jadikan diriku sebagai cermin hati dan rahasia batinmu, sebagai cermin amaliahmu!
Kemarilah mendekat kepadaku, anda akan melihat apa yang ada di dalam dirimu, sesuatu yang tidak bisa anda lihat ketika kalian jauh dariku. Jika anda punya hajat seputar agamamu, anda harus dekat denganku, karena aku tidak akan pernah menyembunyikan agama Allah Azza wa-Jalla. Tak ada yang harus malu menyangkut agama Allah Azza wa Jalla. Karena anda selama ini berada dalam pelukan kemunafikan. Tinggalkan duniamu yang ada di rumahmu, mendekatlah kepadaku. Karena saya berdiri di pintu gerbang akhirat. Bersamalah denganku dan dengarkan kata-kataku, dan amalkanlah sebelum maut menjemputmu.
Masalahnya bagaimana membangun rasa takut kepada Allah. Bila kalian tidak punya rasa takut padaNya, kalian tidak aman di dunia dan di akhirat. Sedangkan rasa Cinta dan Takut itu datang dari Allah juga untuk anda yaitu mengenalNya dengan sesungguhnya. Karena itu Dia berfirman:“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya adalah para Ulama’”Tak ada yang takut penuh cinta kecuali para Ulama yang mengamalkan ilmunya, yang mengamalkannya dan memang mengetahuinya. Bahkan mereka tidak meminta balasan dari Tuhannya, kecuali hanya ingin WajahNya dan mendekatiNya, hanya ingin CintaNya, bersih dari hijab dan rentangan jarak. Mereka tidak ingin pintuNya tertutup bagi mereka, dunia hingga akhirat, bahkan tidak ingin tertutup ketika ada pada selainNya.
Dunia bagi suatu kaum, dan akhirat juga bagi suatu kaum. Allah Ta’ala juga bagi suatu kaum, yaitu kaum yang keyakini imannya, yang ma’rifat dan mencintaiNya, yang bertaqwa dan khusyu’ kepadaNya, yang senantiasa prihatin hanya demi Dia. Suatu kaum yang yang takut penuh cinta kepadaNya, walau mata fisiknya tak memandangNya, tetapi hatinya selalu memandangNya. Bagaimana tidak takut setiap saat Allah mengurus semuanya, merubah dan mengganti, menolong dan menghinakan ini dan itu, menghidupkan ini dan mematikan itu.“Allah tidak ditanya apa yang Dia lakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya (apa yang mereka lakukan)”

Hilangnya Agama Ini karena Empat Hal:
Pertama, karena anda tidak mengetahui apa yang anda amalkan.
Kedua, karena anda mengamalkan perkara-perkara yang anda tidak mengetahuinya.
Ketiga, karena anda tidak mau belajar hal-hal yang anda tidak mengerti, lalu anda terus menerus bodoh.
Keempat, anda menghalangi orang-orang yang belajar pengetahuan, dimana mereka tidak tahu.
Wahai kaum Sufi….Jika anda menghadiri majlis dzikir, ternyata anda menghadirinya agar masalah anda terpecahkan. Anda malah kontra dengan nasehat kebajikan, lalu anda pelihara kesalahan dan ketergelinciran, bahkan anda tertawa dan main-main. Anda benar-benar mengkawatirkan, padahal anda bersama Allah Azza wajalla.
Karena itu bertobatlah kalian dari situasi itu, jangan sampai anda ini seperti para musuh Allah Azza waJalla. Raihlah manfaat dari apa yang anda simak disana.Anak-anak, anda sudah terikat dengan ibadah, dan Allah mengikat dengan AnugerahNya. Hendaknya anda berpijak pada Sang Penyebab, bukan pada akibat, dan bertawakallah padaNya. Hendaknya anda tidak mengabaikan amaliah, hendaknya pula ikhlas dalam beramal.
Allah SWT berfirman: “Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah.”
Allah tidak menciptakan mereka untuk berdusta, tidak menciptakan mereka untuk bermain-main hampa, mencipatakan mereka bukan untuk makan dan minum, tidur dan kawin. Ingatlah! Wahai orang-orang yang alpa dari kealpaanmu. Ingatlah, anda melangkahkan hatimu satu langkah, Allah menuju kepadamu beberapa langkah, dan Dia paling layak untuk anda rindukan semua dibanding yang lainNya.
“Allah memberi rizki pada yang dikehendaki tanpa terhingga.”
Jika Allah menginginkan pada hambaNya, Allah menyediakan langsung padanya. Ini sesuatu yang berhubungan dengan makna hakiki bukan rupa fisik. Bila si hamba benar dalam ubudiyahnya ini, maka benarlah zuhudnya di dunia dan akhirat.Selain Allah Ta’ala, ketika anda datang padanya, anda bisa tetap benar, baik raja, sulthan, pemerintah, maka kedatangan anda, atom anda adalah bukit, tetesannya adalah lautan, bintanya adalah rembulan, rembulannya adalah matahari, sedikitnya adalah banyak, terhapusnya adalah tetapnya, fana’nya adalah baqo’nya, geraknya adalah tetapnya. Pohonnya menjulang hingga menyentuh Arasy, dan akarnya membubung sampai ke bintang Tsurayya, dan dahan-dahannya melindungi dunia dan akhirat. Pohon apakah ini? Pohon Hikmah dan Pengetahuan.
Dunia seperti lingkaran cincin, bukan dunia yang anda miliki, bukan akhirat yang anda kait, yang tidak dimiliki oleh raja maupun budak, tidak bisa dihalangi oleh apa pun atau diambil oleh siapa pun, tidak bisa dikotori. Jika anda bisa memenuhi semua itu, anda akan bagus ketika berada di tengah-tengah khalayak publik.
Manakala Allah menghendaki kebajikan pada hambaNya, maka Allah menjadikan hamba itu sebagai dalil bagi mereka, menjadikan dokter bagi mereka, menjadikan pendidik dan pengatur mereka. Sang hamba dijakdikan penerjemah untuk mereka, dijadikan riasan bagi mereka, dijadikan lampu dan matahari bagi mereka. Bila Allah menghendaki, segala terwujud. Jika tidak demikian, si hamba ditirai dari segala hal selain DiriNya.
Individu-individu jenis manusia seperti ini memang ditugaskan di tengah-tengah makhluk tetapi dengan perlindungan dan kesalamatan menyeluruh pada dirinya. Allah menolong hamba ini untuk sebuah kemashlahatan makhluk dan memberikan jalan menuju hidayah.
Orang yang zuhud dari dunia, diuji dengan akhirat. Orang yang zuhud dari dunia dan akhirat, diuji oleh Pencipta dunia dan akhirat. Kalau semua telah alpa, seakan-akan kalian tidak pernah bakal mati, seakan-akan kalian tidak akan dihamparkan di padang mahsyar, anda tidak di hisab di sana, anda tidak melewati jembatan Shirothol Mustaqim?
Ini sifat-sifat anda, padahal anda mengajak Islam dan Iman. Ini Al-Quran dan Ilmu sebagai argumentasi bagi kalian. Jika kalian hadir dalam majlis Ulama, dan anda menolak apa yang dikatakan mereka, maka kehadiran anda sebagai hujjah yang membuat anda berdosa. Sebagaimana anda semua bertemu Rasulullah Saww, di hari kiamat nanti, sementara anda tidak menerima beliau, ketika seluruh makhluk dalam ketakutan atas kebesaran, keagungan dan keadilan serta kesombonganNya, maka ketika itu seluruh kerajaan dunia musnah, dan hanya kerajaan Ilahi yang abadi, semuanya di hari kiamat kembali kepadaNya.
Sementara itu para pemuka kaum Sufi juga tampak di sana dengan kemuliaan dan kelengkapannya, dan bagaimana Allah memuliakan mereka di hari itu. Para paku bumi, adalah penegak bumi, yaitu mereka sebagai penguasa makhluk dan pemukanya sekaligus sebagai wakil Tuhan Azza wa-Jalla. Mereka hari ini tidak tampak dalam rupa, tapi dalam makna, tetapi esok mereka tampak dalam rupa.Para pemberani dalam argumentasi dan perang adalah mereka yang melawan orang kafir. Sedangkan sang pemberani dari kalangan orang-orang sholeh adalah yang melawan hawa nafsunya, watak manusiawinya, syetan dan para kolaborator kejahatan. Mereka ini adalah syetan-syetan manusia. Sedangkan sang pemberani dari kalangan Khowash adalah keberaniannya dalam Zuhud dunia dan akhirat dan zuhud dari segala hal selain Allah secara total
Anak-anak muridku semua, manakah sesungguhnya Ubudiyah yang benar kepada Allah Ta’ala? Betapa jauh anda meraih hakikatnya. Raihlah rasa cukup bersama Allah dalam seluruh perkara kehidupan anda. Anda adalah hamba yang pergi dari tuan anda, dan kembalilah kepadaNya. Merasalah sebagai hamba yang hina dan rendah hatilah di hadapanNya, mengikuti perintah dan menjauhi laranganNya. Bersabar dan berselaras terhadap ketentuanNya.
Bila semua ini sudah anda lakukan dengan sempurna berarti pengabdian anda pada Tuan anda sudah maksimal, dan anda bisa merasa cukup bersama Allah. “Bukankan Allah telah mencukupi hambaNya?”Jika ubudiyah anda benar Allah pasti mencintai anda yang anda rasakan dalam hati anda, yang membuat hati anda mesra bersamaNya. Taqarub anda pun tanpa disertai susah payah, dan anda tidak merasa kesunyian karena Allah bersama Anda, sehingga anda terus menerus Ridlo kepadaNya dalam segala hal. Bahkan jika saja dunia ini terasa sempit bagi anda dan peluang-peluangnya tertutup, maka Allah Yang Maha luas tetap bersama Anda. Bahkan anda tidak ingin makan makanan selain dariNya, anda pun akan berselaras dengan Nabi Musa as, ketika Allah berfirman:“Dan Kami haramkan pada Musa untuk disusui para wanita penyusu sebelumnya.” (Al-Qashsah, 12)
Tuhan kita Azza wa-Jalla, senantiasa Melihat dan Menyaksikan segalanya, dalam segala sesuatu senantiasa Hadir, Dekat dengan segalaNya, tidak butuh pada segalaNya. Lalu kenapa mesti ada keingkaran setelah mengenalNya?
Celaka anda ini. Anda sudah mengenalNya kenapa harus mengingkariNya berkali-kali? Kalau anda tidak segera kembali kepadaNya, anda akan terhalang dari semua kebaikan. Karena itu bersabarlah bersamaNya, dan jangan bersabar untuk jauh dariNya.Ketahuilah, siapa yang sabar akan mendapatkan kemampuan. Mana akal dan kehidupan anda? Allah sampai berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan jadilah orang yang penyabar, berkaitlah kepada Allah dan bertaqwalah pada Allah agar kalian semua meraih kemenangan.”
Banyak ayat tentang kesabaran yang menunjukkan adanya kebaikan dan kenikmatan, balasan dan pemberian yang yang besar, ringan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Karenanya bersamalah dengan Allah, dunia akhirat anda akan bahagia dengan kebajikan.Anda semua harus banyak berziarah kubur dan ziarah pada orang-orang yang saleh, berbuat kebaikan, maka perkara kehidupan anda akan beres. Jangan seperti orang-orang yang yang mendapat nasehat tetapi tidak dihayati, dan seperti orang yang mendengarkan pengetahuan tetapi tidak diamalkan

Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilani
Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H.
Qalbu orang-orang beriman senantiasa bersih, suci dan melupakan makhluk, terus menerus mengingat Allah Azza wa-Jalla, melupakan dunia, mengingat akhirat, melupakan apa yang ada padamu, dan mengingat apa yang ada di sisi Allah Ta’ala.
Kalian bisa terhijab oleh mereka dan seluruh apa yang ada pada para makhluk itu, disebabkan kesibukanmu dengan dunia dan melalaikan akhirat. Kalian meninggalkan rasa malu di hadapan Allah Azza wa-Jalla, sehingga kalian tersungkur di sana. Karena itu terimalah nasehat kawan anda yang mukmin dan anda jangan kontra. Karena dia yang tahu apa yang ada pada dirimu, hal-hal yang anda tidak tahu tentang dirimu.
Karena itu Rasulullah Saww bersabda: “Orang mukmin adalah cermin bagi sesama mukmin.”
Mukmin yang benar dalam nasehatnya bagi sesama mukmin, akan menampakkan kejelasan apa yang tersembunyi pada saudaranya, yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ia mengenalkan mana yang menjadi kebaikan dan mana yang berdampak keburukan. Maha Suci Allah yang telah memberikan anugerah di hatiku untuk menasehati makhluk dan hal demikian telah dijadikan sebagai hasrat besarku.
Saya menasehati dan saya sama sekali tidak menginginkan imbalan. Sebab akhiratku telah menjadi bagian sukses bagi diriku di sisi Tuhanku Azza wa-Jalla. Aku tidak mencari dunia, karena aku bukan budak dunia, juga bukan hamba akhirat, bahkan bukan hamba selain Allah azza wa-Jalla.
Aku tidak menyembah kecuali hanya kepada Sang Pencipta, Yang Esa, Yang Maha Esa nan Qadim. Kepuasanku ada pada kebahagian kalian, dan kedukaanku jika kalian hancur celaka. Jika aku melihat murid yang benar dan benar-benar telah meraih kemenangan melalui diriku, aku merasakan kepuasan dan kelegaan, bahkan kegembiraan, karena bagaimana hal itu terjadi melalui diriku?
Anak-anak muridku….Hasratku adalah anda, bukan diriku. Jika anda bisa berubah, itu demi anda, bukan demi diriku. Aku hanya menggambarkan pelajaran, dan sesungguhnya yang membuat aku senang, semata karena ini semua hanya untuk dirimu.
Wahai para kaum Sufi tinggalkan takabur di hadapan Allah Azza wa-Jalla dan takabur di hadapan sesama makhluk. Lihatlah kadar diri-diri anda, dan rendah hatilah dirimu. Awalmu hanya setets air hina, dan akhirmu hanyalah bangkai yang terbuang. Karena itu kamu semua jangan tergolong orang yang tamak dan dikendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu yang mendorong anda untuk memasuki pintu-pintu penguasa untuk mencari sesuatu dari mereka, untuk mendapatkan bagian atau pemberian mereka, padahal bagian yang diberikan itu begitu hinadina.
Kanjeng Nabi Saww, bersabda:“Siksa paling dahsyat dari Allah Azza wajalla pada hambaNya, adalah ambisinya si hamba untuk meraih apa yang tidak dibagikan padanya.”
Betapa celakanya, wahai orang bodoh terhadap takdir dan bagian dari Allah. Apakah kalian menyangka bahwa generasi dunia ini mampu memberikan bagian pada kalian, hal-hal yang bukan bagianmu? Tetapi anda perlu ingat, bahwa waswas (godaan) syetan yang terus menggoda kealam dan hati anda, sampai anda tidak lagi menjadi hamba Allah Azza wa-Jalla, dan menjadi hamba diri anda sendiri, menjadi budak nafsu dan syetan anda. Menjadi budak naluri, harta dan uang anda. Hati-hatilah mana tempat kemenangan dan kebahagiaan sampai anda mampu menempuh jalan ubudiyah anda.
Diantara para Ulama sufi mengatakan, “Siapa yang tidak mengenal tempat kebahagiaan hakiki, pasti tidak pernah bahagia.” Anda mengetahua tempatnya, tetapi anda hanya mengenal melalui kedua mata kepala anda, bukan dengan matahati dan rahasia batin anda. Iman anda hanya melintas belaka, sampai anda hanya melihat tidak dengan penglihatan hakiki. Allah Azza wa-Jalla berfirman:“Sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang buta adalah matahati yang ada di dalam dada.”
Si tamak yang memburu dunia dari tangan makhluk telah menjual agama dengan debu, menjual apa yang abadi dengan yang fana, lalu dia tak mendapatkan kedua-duanya. Sepanjang iman anda kurang, anda merasa kurang dengan dunia dan kehidupan anda hanya untuk merebut sesama, sampai agama anda tergadaikan dan anda merasa bisa makan dari mereka. Namun sepanjang iman anda sempurna, anda akan senantiasa mampu bertawakkal jiwa anda kepada Allah azza wa-Jalla dan keluar dari sebab akibat duniawi, memutuskan hati pada budak dunia menuju kepada Allah Ta’ala, lalu hati anda pergi menjauh dari seluruh makhluk.
Disinilah hatimu bisa keluar dari negerimu, keluar dari keluargamu, keluar dari took dan popularitasmu. Lalu anda menyerahkan semua itu pada mereka, seakan-akan Malakat Maut hendak menjemput anda, anda seperti sedang disambar oleh kamatian, seakan-akan bumi hendak menelan anda, dan gelombang takdir telah meraih anda memasukkan ke dalam lautan ilmu dan menenggelamkan anda di sana. Siapa yang mampu di tahap ini, segala penderitaan dunia tidak berpengaruh baginya, sebab dunia hanya pada lahirnya, bukan masuk dalam batinnya. Bahkan dunia untuk yang lain bukan untuk hatinya.
Wahai para kaum sufi…. Jika anda semua mampu melakukan apa yang saya sebutkan itu, mampu mengeluarkan sebab akibat dunia dan ketergantungan padanya dari hatimu, anda akan meraih kemenangan dari segala segi. Jika anda tidak mampu meraih semua itu, paling tidak sebagian ajaran itu anda dapatkan. Nabi kita SAW bersabda:“Kosongkan dirimu dari problema duniawi semampu (semaksimalmu).”
Anak-anak muridku…Jika kamu sekalian mampu mengosongkan hatimu dari dunia, lakukanlah. Jika tidak, maka cepatlah larikan hatimu menuju kepada Allah Azza-wa-Jalla. Gantungkan hatimu pada Rahmat Allah Ta’ala, sampai problema dunia keluar dari hatimu, karena Allah azza wa-Jalla Maha Kuasa atas segalanya dan Maha mengetahui. Pada KuasaNyalah segalanya tergenggam. Kokohlah di pintuNya, mohonlah agar hatimu disucikan dari selain DiriNya, lalu dipenuhi iman dan ma’rifat padaNya, mengenalNya dan cukup denganNya, jauh bergantung pada makhlukNya. Mohonlah agar dianugerahi Yaqin, dan kemesraan qalbu bersamaNya, kesibukan fisik untuk taat padaNya. Mohonlah semuanya dariNya bukan dari selain Dia.
Jangan sampai anda menyerahkan pada sesama makhluk, tetapi serahkan padaNya, bukan lainNya. Engkau bermuamalah denganNya dan bagiNya, bukan bagi yang lain.Anak muridku….Kefahaman teoritis dan ucapan, tetapi tidak disertai amal qalbu, membuat anda tidak bisa melangkah kepada Allah Ta’ala, walau pun selangkah. Perjalanan adalah perjalanan Qalbu. Kedekatan adalah kedekatan rahasia qalbu. Amal sesungguhnya adalah amal hakiki disertai disiplin pada aturan syariat dalam gerak fisik badan kita, dan Tawadlu (rendah hati) kepada Allah azza wa-Jalla dan kepada para hambaNya.
Siapa yang mengukur dirinya dengan hasrat diri sendiri, maka tidak akan dapatkan ukuran benar. Siapa yang memamerkan amalnya pada makhluk, bukanlah disebut amal. Amal sesungguhnya justru tersembunyi, kecuali hal-hal yang fardlu, yang harus ditampakkan. Dan anda telah sembrono dalam melangkahkan jejak asas jiwa anda. Tentu tidak ada manfaatnya manfaatnya anda membangun sesuatu di atasnya, karena bangunan akan roboh. Fondasi amal adalah Tauhid dan Ikhlas. Siapa yang tidak berpijak pada Tauhid dan Ikhlas, tidak akan meraih amal. Kokohkan asas fondasi amal anda dengan Tauhid dan Ikhlas, lalu bangunlah amal itu dengan Daya Allah Azza wa-Jalla, bukan dengan kekuatan dan dayamu. Tangan Tauhid adalah penegak, bukan tangan syirik dan kemunafikan. Orang yang bertauhid adalah yang mampu meninggikan derajat amalnya, bukan pada orang munafik

Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Ahad, 9 Dzul Qa’dah tahun 545 H.
Orang beriman itu meraih bekal, sedangkan orang kafir itu menikmati. Orang beriman meraih bekal, karena itu dia berada di perjalanan, lalu menerima sedikit saja dari hartanya, dengan lebih mengedepankan pada akhirat yang lebih besar. Ia membiarkan dirinya dengan sekadar bekal seorang penempuh perjalanan, karena semua hartanya untuk akhirat. Hati dan cintanya di akhirat sana. Hatinya memutuskan untuk menetap di akhirat, bukan menetap di dunia dan penghuninya. Kalau ia dapat makanan yang baik, ia prioritaskan makanan itu untuk orang faqir, karena ia tahu bahwa di akhirat ada makanan lebih baik dari itu semua.
Tujuan utama orang beriman yang ‘arif dan ‘alim adalah mendekati Pintu Allah Azza wa-Jalla. Dengan hatinya ia ingin mendekatiNya di dunia sebelum sampai ke akhirat. Mendekati dengan hatinya adalah tujuan perjalanannya.Aku melihat anda ketika berdiri, ruku’, sujud, bangun malam, berpayah-payah, sementara hatimu terus menerus tidak pernah meninggalkan tempat, tidak keluar dari rumah WujudNya, dan tidak bergerak dari tradisiNya.
Carilah Tuhanmu dengan cara yang benar, karena bukan bersusah payah itu yang disebut dengan cara yang benar. Lubangi dirimu dengan alat pelubang kebenaranmu. Buanglah tali pengikatmu dengan makhluk dengan tali keikhlasan dan tauhidmu. Patahkan cekatan tanganmu untuk meraih segalanya dengan tangan zuhudmu di dalamnya. Lemparkan hatimu sampai ke pantai lautan kedekatan dengan Tuhanmu Azza Wa-Jalla. Pada saat itu akan datang kepadamu kapal pertolongan yang meraihmu menuju Allah Azza wa-Jalla.Dunia ini adalah lautan, dan imanmu adalah kapal.
Di sinilah Luqman Al-Hakim ra, berkata, “Wahai anakku, dunia adalah lautan, dan iman adalah kapal, angin yang menjalankan perahunya adalah keta’atan, dan benua adalah akhirat.”Wahai orang-orang yang terus menerus bermaksiat, dalam waktu dekat kamu akan buta, tuli, lumpuh dan miskin. Kerasnya hati para makhluk akan merampas hartamu penuh kerugian. Berfikirlah, kembalilah pada Tuhanmu Azza wa-Jalla.
Jangan sampai kamu musyrik karena hartamu, dan kalian mengandalkan hartamu itu. Renungkanlah datangnya maut. Minimalkan ambisi duniawimu, pendek dan potonglah angan-khayalanmu. Sebagaimana Abu Yazid al-Bisthamy ra, berkata, “Orang mukmin yang arif sama sekali tidak menuntut Allah, bukan tuntutan dunia, bukan pula tuntutan akhirat. Ia hanya meminta dari Tuhannya.”
Anak-anak, kembalilah pada Tuhanmu dengan hatimu. Orang yang bertobat adalah yang kembali kepada Allah Azza wa-Jalla, sebagaimana firmanNya:”Kembalilah kepada Tuhanmu..”Kembalilah, maka kalian serahkan semua kepadaNya, serahkan jiwamu, lemparkan dirimu di hadapanNya, pada Rencana, Takdir dan PerintahNya, larangan dan kehendakNya. Lemparkan hatimu tanpa kata-katamu, tanpa tangan dan kakimu, tanpa mata, tanpa “bagaimana”, tanpa kenapa, tanpa kontra dan tanpa berbeda. Tetapi dengan keselarasan dan kejujuran, dengan ucapan yang benar, dengan perintah yang benar, dengan takdir yang benar, dan engkau dapatkan kehendak yang benar. Kalau kamu seperti itu, pasti hatimu akan kembali dengan musyahadah kepadaNya.
Jangan bersenang dengan sesuatu, tetapi hati-hati dengan sesuatu itu, sesuatu mulai di bawah Arasy sampai bintang tsuraya. Cepatlah lari dari semua makhluk itu, sampai tak tersisa di hatimu. Beradab dengan para syeikh tidak baik kecuali pada orang yang telah berkhidmah demi keselamatan makhluk. Lihatlah perilaku mereka bersama Allah Azza wa-Jalla.Banyak orang yang membikin pujian dan cacian seperti hujan dan kemarau, malam dan siang, keduanya silih berganti, dipandang semuanya dari Allah Azza wa-Jalla, karena semua itu takdir Allah Azza wa-Jalla. Ketika sudah benar-benar nyata di mata mereka, mereka pun tidak menghiraukan pujian orang memuji dan tidak lari dari cacian para pencaci. Karena hati mereka telah keluar dari kecintaan terhadap makhluk maupun kebencian mereka. Justru mereka merasa kasihan sekali dengan para makhluk itu.
Jangan sampai kalian disesatkan oleh ilmu, yang membuat anda tersesat. Anda sholat dan puasa demi makhluk, sampai para makhluk itu merasa tunduk padamu, menyerahkan hartanya padamu, memuji anda di rumah-rumah mereka dan di majlis-majlis mereka, dan anda merasa berhasil karena makhluk-makhluk itu. Jika maut menjemputmu, siksa mendatangimu, kesusahan dan penderitaan yang menghalangi dirimu dengan mereka, padahal tak satu pun yang bisa menolong dirimu, dan harta yang kalian raih dari mereka itu dirampas orang lain, sementara siksa dan hisab menantimu, sungguh wahai mahrum, anda dapatkan semua di dunia, tapi anda dapatkan semua siksa di akhirat esok.
Ahli ibadah adalah para wali, dan para abdal yang mukhlis sangat dekat dengan Allah Azza wa-Jalla. Para Ulama yang mengamalkan ilmunya adalah pengganti Allah di bumiNya, menjadi utusanNya, mewarisi para NabiNya dan RasulNya. Bukan kalian wahai orang yang di sibukkan oleh retorika, bukan kalian yang religius-formalis sementara batin anda bodoh.Apa yang anda dapatkan? Islam? Islam anda tidak benar! Padahal dasar Islam itu Syahadat. Sementara hatimu tidak bersyahadat. Kalian berucap Tiada Tuhan selain Allah, tetapi anda dusta. Di hatimu terkumpul berhala-berhala ketakutanmu pada penguasamu, lalu menjadi sesembahan hatimu yang menjubali jiwamu. Prinsip mengandalkan karyamu, labamu, upayamu, kekuatanmu, pendengaranmu, penglihatanmu, pukulanmu, adalah berhala-berhala.
Pandanganmu bahwa manfaat, bencana, anugerah, hambatan, kamu anggap dari makhluk, adalah berhala-berhala. Betapa banyak orang menyebutkan semua ini dengan ucapannya, lalu mereka memamerkan, menampakkan seakan-akan mereka ini ahli tawakkal pada Allah Azza wa-Jalla, justru dzikir mereka hanya di lisan, bukan sampai di hatinya. Mereka begitu bangga dengan stylenya, dan mereka katakan, “Nah, begini ini…inilah….bukankah kami ini muslim? Besok di akhirat akan tampak jelas cacat mental mereka, dan jelas keburukannya.Hai celaka! Anda mengokohkan dalam ucapan “Tiada Tuhan….” Dengan menafikan semuanya, dan “Kecuali Allah” sebagai penetapan total padaNya, bukan selainNya. Lalu kenapa masih ada sisa waktu bagi hatimu untuk mengandalkan yang lain selain Allah Azza wa-Jalla? Anda bohong besar! Ternyata anda punya berhala yang anda andalkan? Padahal hati adalah yang beriman, yang menyatu, yang mukhlish, yang taqwa, yang wara’, yang zahid, yang meyakini, yang mengenal, yang mengamalkan. Hatimulah pemimpin, yang lain hanya pasukan. Kalau kamu mengucapkan Laailaaha Illallah, haruslah hatimu dulu baru lisanmu. Pasrahkan padaNya, gantungkan padaNya, bukan pada lainNya.Biarkan lahiriyahmu sibuk dengan aturan hukum, tetapi hatimu harus bersama Allah Azza wa-Jalla.
Biarkan dzohirmu menghadapi kebajikan dan kejahatan, tetapi hatimu harus sibuk bersama pencipta kebajikan dan kejahatan. Yang mengenalNya, akan sampai kepadaNya. Semua ucapan ada di hadiratNya. Tawadlu’lah padaNya dan hamba-hambaNya yang sholeh. Lipatkanlah hasrat, kesedihan, tangisan, ketakutan dan rasa hinamu, rasa malumu, penyesalanmu atas keteledoranmu karena hilangnya ma’rifat dan pengetahuan serta kedekatan denganNya.”Allah yang bertindak apa yang dikehendakiNya, tidak akan ditanya apa yang dilakukanNya, dan mereka justru yang ditanya (apa yang mereka lakukan)”Renungkan apa yang kurang, yang teledor, yang bodoh, yang terlempar, yang bakal menimpanya, dan lihatlah ke masa depan yang dihadapinya, apakah ia diterima atau ditolak oleh Allah SWT, apakah ia diberangus, apakah kelak di hari kiamat bersama orang yang beriman atau bersama orang-orang kafir. Nabi SAW saja bersabda:”Akulah yang paling ma’rifat kepada Allah, dan paling takut kepadaNya”.
Diantara jumlah kecil para arifin, ada yang membaca apa yang ada di Lauhul Mahfudz, lalu ia merenungkan di hatinya, dan Allah memerintahkan untuk menyembunyikannya, tidak menampakkan melalui nafsunya, dengan tetap ber-islam, menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya, sabar atas bencana, dan Zuhud dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Sama bagi merka antara debu dan emas, antara pujian dan cacian, antara pemberian dan halangan, antara nikmat dan derita, antara kaya dan miskin, antara ada dan tidaknya sesama makhluk. Kalau sesudah sempurna semua itu Allah di belakang mereka secara total, baru kemudian Allah memberikan stempel dengan kepemimpinan ruhani dan kewalian atas makhluk. Setiap orang yang memandangnya senantiasa meraih manfaat karena Kharisma Ilahi dan cahayaNya yang membias padanya.
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Selasa 11 Dzul Qa’dah, 545 H.
Al-Hasan Bashri mengatakan, “Pandanglah dunia ini dengan mata yang hina, maka demi Allah sesungguhnya anda tidak akan meraih kebaikan sebelum anda melihatnya dengan pandangan kehinaan.”
Anak-anak sekalian…. Mengamalkan Al-Qur’an berarti memposisikan dirimu pada sisiNya, dan mengamalkan Sunnah berarti memposisikan dirimu di sisi RasulNya, Nabi Muhammad SAW. Hatinya dan citanya tidak pernah bergeser dari jiwa sesama manusia. Orang inilah yang yang diberi anugerah kebajikan dan kedalaman, kejernihan dan riasan atas rahasia-rahasia jiwanya. Orang inilah yang dibukakan pintu taqarrub, yang bangkit, yang pergi meninggalkan diri antara hati dan rahasia hati dan antara Tuhannya Azza wa-Jalla. Setiap langkah jejaknya senantiasa menambah kegembiraan jiwanya.
Maka siapa pun yang dianugerahi rizki seperti itu, ia harus bersyukur dan bertambah taatnya. Kalau seseorang bergembira di luar anugerah seperti itu, berarti seseorang telah meraih ketololan, karena orang bodoh adalah orang yang bergembira dengan dunia. Sedangkan orang yang pandai adalah yang memanfaat peluang semampang di dunia. Orang yang bodoh selalu membantah takdir dan kontra pada ketentuanNya. Orang ‘alim senantiasa selaras dan ridlo kepada takdirNya.
Hei kalian, sungguh kasihan sekali. Jangan sampai dirimu menentang takdir dan memberontakNya, hingga dirimu masuk dalam jurang kehancuran. Rotasi hakikat adalah rela kepada Perilaku Allah Azza wa-Jalla, mengeluarkan makhluk dari dalam hatimu, sampai kalian bertemu Sang Pemelihara makhluk. Engkau menemuiNya dengan hatimu, sirrmu dan maknamu. Dengan begitu kalian bisa mengikuti Langkah Ilahi Azza wa-Jalla, jejak RasulNya dan hamba-hambaNya yang saleh.Bila kalian punya kemampuan untuk berkhidmah kepada orang-orang saleh, lakukan, karena itu lebih baik bagimu di dunia dan di akhirat.
Kalau kalian memiliki seluruh dunia, sementara hatimu tidak seperti hati mereka, maka kalian tidak memiliki sedikit pun, seperti hati mereka yang dilimpahi kebajikan Allah Azza wa-Jalla. Mereka yang memiliki dunia dan akhirat, dalam aturan antara kalangan publik dan kalangan elit Ilahi dengan aturan Allah Azza wa-Jalla.Aduh, kalian jangan menyandarkan hasratmu kepada sesama makhluk. Sementara dalam benakmu hanya makan dan minum, bergaya pakaian, memuaskan kawin, menumpuk dunia dan ambisius. Orang-orang yang memburu dunia akan terjerumuskan ketika di akhirat. Dagingmu hanya akan jadi santapan ulat dan belatung serta binatang ganas bumi.
Sabda Nabi saw:”Allah Azza wa-Jalla punya malaikat yang terus mengumandangkan pagi dan petang: “Wahai manusia, siapkan dirimu untuk maut….sadarlah kalian datangnya kehancuran….dan bersatulah menghadapi musuh…”Orang mukmin yang benar selalu punya niat yang baik dalam seluruh urusan kerjanya di dunia, bukan demi dunia, tetapi demi akhirat. Ia bangun masjid, gedung, madrasah, pesantren dan membangun jalan bagi ummat. Kalau tidak membangun itu semua, maka ia hanya membangun keperluan keluarga, orang miskin dan orang yang tak berdaya dan hal-hal yang harus dilakukannya. Yang ia inginkan sesungguhnya dari membangun itu adalah membangun di akhirat, bukan membangun menuruti hawa nafsunya.Bila manusia berpijak benar seperti itu, ia bersama Allah Azza wa-Jalla dalam semua perilakunya, lalu kekurangannya tetap bersama Allah, kelebihan materinya tetap bersama Allah, hatinya bertemu dengan para Nabi dan Rasul SAW. Ia menerima apa yang datang dari para Nabi dan rasul itu, baik dalam ucapan maupun tindakan, penuh keimanan dan keyakinan, apalagi jika bisa bertemu mereka di dunia dan di akhirat.
Orang yang berdzikir kepada Allah Azza wa-Jalla adalah orang yang hidup, yang mengalami transformasi dari kehidupan ke kehidupan, maka ia tak pernah mati kecuali sejenak. Manakala dzikir terus langgeng berlangsung dalam hati, langgeng pula dzikir hamba kepada Allah Azza wa-Jalla, walau lisannya tidak berdzikir. Sepanjang hamba langgeng berdzikir, langgeng pula keselarasannya dengan Allah, ridlo dengan perilaku Ilahi. Bila anda tidak berselaras dengan Allah atas datangnya musim dingin, berarti anda mendustai musim dingin, begitu pula jika anda tidak berselaras dengan Allah datangnya musim panas, anda mendustai musim panas. Berselaras atas dua musim itulah yang menghilangkan penderitaan anda dan kerasnya dua musim itu. Begitu pula berselaras dengan cobaan dan penderitaan menghilangkan keruwetan, kesempitan dan luka, serta depressi, disaat dua musim itu tiba.Betapa mengagumkan perilaku kaum Sufi, betapa indahnya kondisi jiwa mereka. Semua yang datang dari Allah Azza wa-Jalla dirasa baik di hati mereka. Karena mereka telah dilimpahi air ma’rifat dan berapa dalampangkuanNya, senantiasa mesra bersamaNya di sisiNya dan menghapuskan diri dari selain DiriNya, senantiasa mati di hadapanNya. Ia telah diliputi oleh sifat Kharisma Ilahi, dan jika Allah berkehendak Dia membangkitkan mereka, menghidupkan mereka. Mereka di Tangan Allah seperti Ashhabul Kahfi dalam guanya. Yaitu mereka dikatakan dalam Al-Qur’an:”Dan mereka Kami belokkan ke arah kanan dan ke arah kiri”Mereka adalah manusia paling cerdas, karena menyerahkan harapannya kepada Tuhannya, harapan maghfirah dan keselamatan dalam seluruh perilaku kehidupannya. Sementara kalian, beramal dengan amalnya ahli neraka sembari mengharap syurga. Anda mengangan-angan sesuatu yang bukan tempatnya. Anda jangan terpedaya oleh tipudaya orang yang meminjami, dan dalam waktu singkat mengambil harta anda. Allah telah meminjami kehidupan kepada anda, sampai dirimu taat kepadaNya dalam kehidupan itu. Allah menahanmu di dunia agar kamu bisa melakukan peluang yang diberikan. Begitu juga kesehatan, kekayaan, keamanan, derajat, semuanya adalah pinjaman dari Allah. Semua kenikmatan adalah pinjaman pula. Jangan anda berbuat sembrono, atas pinjaman tersebut. Maka semua pinjaman Allah itu harus anda jadikan sebagai peluang ketaatan. Semuanya harus dijadikan tempat aktivitas untuk kesalamatan bersama Allah Azza wa-Jalla, dunia hingga akhirat.
Sebagian Sufi mengatakan, “Berselaraslah dengan Allah dalam mengurusi soal sesama makhluk. Jangan berselaras dengan kepentingan makhluk untuk urusan Allah. Bangkrutlah orang yang bangkrut. Tuntaslah orang yang menunaikan. Karena anda tahu, bahwa orang yang berselaras dengan Allah Azza wa-Jalla itu adalah orang-orang yang saleh dari hamba-hambaNya yang berselaras.

Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum’at Pagi Tanggal 7 Dzul Qa’dah, 545 H.
Hai Munafiq! Allah memberangus dirimu dari muka bumi. Apa yang masih tersisa dari kemunafikanmu? Sampai dirimu terus menerus mengumpat Ulama Sholeh, para Auliya’ yang Soleh? Kalian memakan daging mereka dalam pesta bersama dengan kelompok-kelompok munafikmu? Padahal dalam waktu dekat dagingmu akan disantap oleh ulat-ulat, mulutmu, dan ulat-ulat itu akan mencabik-cabik dan merobek-robekmu. Bumi akan menelanmu, menjepitmu dan menggilasmu.
Tak ada kemenangan dan kebahagiaan bagi orang yang tidak memiliki baik sangka (husnudzon) kepada Allah Azza wa-Jalla dan kepada hamba-hambaNya yang saleh, tak ada kebahagiaan bagi mereka yang tidak tawadlu pada hamba-hambaNya itu. Kenapa anda tidak rendah hati kepada mereka? Padahal mereka adalah para pemuka ruhani dan pemimpin ummat. Apa pangkatmu wahai munafik, dibanding mereka?Padahal Allah Azza wa-Jalla telah mengikat jiwa para Auliya dan Ulama saleh; dimana hujan turun dan tumbuhan ranum karena mereka. Setiap makhluk seperti dibawah perlindungan mereka. Setiap orang dari mereka ini seperti gunung yang tak tergoyahkan oleh bencana dan guncangan musibah. Tauhid mereka dan ridlo mereka begitu kokoh terhadap Allah, Tuhan mereka. Mereka senantiasa berjuang untuk ummat dan jiwanya.
Bertaubatlah kepada Allah hai munafik! Mengaku salahlah kepadaNya, akuilah dosa-dosamu, antara dirimu dengan Allah, dan hinakan dirimu di hadapanNya. Sungguh! Kalau anda tahu apa yang ada padamu saat ini, anda semua pasti tidak seperti ini. Beradablah kamu di hadapanNya, sebagaimana para pendahulumu beradab kepada Allah Azza wa-Jalla. Kenapa anda seperti banci? Watak, perilaku dan keberanianmu? Keberanian dalam agama adalah berani menegakkan kewajiban Allah Ta’ala.
Janganlah kalian menghina ucapan para Ulama dan para sufi. Karena ucapan mereka adalah obat dan buah. Sekarang tak ada Nabi diantara kalian, kecuali kalian semua mengikuti para Ulama saleh, karena dengan begitu kalian mengikuti jejak Nabi SAW, karena merekalah yang mengukuti jejak nabi dengan sebenar-benarnya. Jika kalian mengikuti seperti mengikuti Nabi, jika kalian melihat seakan-akan melihat para Nabi.
Bergurulah kepada Ulama-ulama yang taqwa. Karena berguru kepada mereka membawa barokah. Jangan berguru kepada Ulama-ulama yang tidak mengamalkan ilmunya, karena berguru kepada mereka malah runyam. Jika kamu berguru kepada orang yang lebih taqwa dan lebih berilmu, maka belajarmu meraih barokah yang banyak. Tapi kalau kamu berguru kepada orang yang lebih tua dari kamu usianya, tetapi tidak ada ketaqwaan dan ilmu, maka belajarmu akan membawa bencana.
Beribadahlah untuk Allah, bukan untuk selain Allah. Tinggalkan hatimu hanya untuk Allah, jangan biarkan hatimu untuk selain Allah. Sebab beramal selain Allah bisa kufur. Membiarkan hati untuk selain Allah Riya’. Siapa pun yang tidak mengenal ini dan beramal untuk selain ini dia berada dalam kesesatan, tanpa disadari maut telah menjemputnya.Hati-hati kalian. Kalian harus sampai kepada Tuhan kalian.
Putuskan hatimu dari selainNya. Sebagaimana sabda Nabi SAW:”Berwushullah pada orang yang berada diantara dirimu dan Tuhanmu, kalian semua akan bahagia…”Beradalah bersama shaf orang yang diantara dirimu dan Tuhanmu, melalui perlindungan hati orang-orang saleh.Anak-anak sekalian. Jika anda temui dirimu, di hatimu, masih suka membedakan antara orang miskin dan orang kaya, maka kalian tidak akan bahagia. Muliakan orang fakir dengan kesabaran mereka, dan ambillah berkah dari mereka, bertemu mereka dan bermajlis dengan mereka. Nabi saw, bersabda: “Kaum fakir adalah para penyabar, merekalah kaum majlis Ar-Rahman di hari kiamat.”Saat ini mereka bermajelis dengan Allah melalui hatinya, besok mereka dengan jasadnya. Para fakir adalah mereka yang hatinya zuhud dengan dunia, berpaling dari pesona dunia, dan mereka memilih kefakiran dibanding kemewahan, mereka bersabar dengan kenyataan itu. Ketika telah sempurna mereka dilamar oleh akhirat. Ketika bertemu akhirat mereka melihat bahwa akhirat ternyata bukan Tuhan mereka, lalu mereka berpindah dari akhirat, lalu mereka lari karena malu kepada Tuhannnya Yang Maha Agung dan Mulia. Bagaimana tidak? Kenapa harus bermukim pada selain Allah? Akhirnya mereka bertemu dengan Sang Pencipta dan bermesraan denganNya, lalu menyerahkan semua perbuatannya padaNya, dan seluruh kebajikan dan kepatuhan, lalu mereka terbang degan sayap-sayap kebenaran jiwanya menuju Allah Azza wa-Jalla. Mereka terbang menuju yang mewujudkan mereka, mencari Ar-Rafiiqul A’la (Allah Yang Maha Asih lagi Luhur). Meraih Yang Maha Awal dan Maha Akhir, Maha Dzohir dan Maha Bathin, sampai pada cakrawala Kedekatan, sehingga mereka menjadi golongan yang disebut Allah Azza wa-Jalla:”Dan mereka sesungguhnya, di sisi Kami,. Termasuk orang-orang yang sangat terpilih.”Hati mereka, hasrat mereka dan makna mereka hanya pada Kami. Lubuk jiwa paling dalam, hanya bagi Kami.
Jika para Sufi sudah sempurna, mereka tidak sama sekali tergoda oleh dunia dan akhirat. Langit dan bumi dan diantara langit dan bumi telah terlipat oleh hati, rahasia hati yang telah menfanakan mereka dari selain Allah dan mempertemukan Allah SAWT. Kalau saja mereka ada di dunia, tetap dikembalikan pada sikap manusiawinya, demi memenuhi bagian takdir mereka, agar Ilmu dan Qodlo-QodarNya tidak diganti, sehingga mereka memperbaiki adab bersama Ilmunya Allah, Qodlo dan QodarNya. Dan mereka meraih apa yang diberikan Allah melalui jejak Zuhud, bukan dengan Nafsu dan Hawa, atau pun hasrat. Karena itu pula aturan hukum dzohir tetap terjaga bagi mereka dalam segala perilakunya. Mereka tidak pernah bakhil kepada sesama. Kalau diberi kemurahan di dunia, semuanya untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah Ta’ala, tak sebesar atom pun di hatinya ada sisa dunia.Kalau kalian masih bersama dunia, kalian tak dapatkan akhirat. Dan selama masih dengan akhirat kalian tak dapatkan Allah Tala’a.
Jadilah kalian sebagai pelaksana tugas Ilahi. Jangan bodoh lagi! Jangan sampai kalian tergolong orang yang disesatkan dari pengetahuan kebenaran. Diantara caramu bertemu Allah, temuilah orang-orang miskin melalui hartamu. Karena sedekah itu bekerjasama dengan Allah Ta’ala Yang Maha Kaya dan Murah. Apakah ada yang rugi kalai bekerjasama dengan Yang Maha Kaya dan Maha Murah? Nafkahkanlah demi Wajah Allah Sebiji atom yang kau nafkahkan demi Allah, akan kau dapatkan segunung balasan dariNya. Setetes yang kau nafkahkan, selautan yang diberikanNya, di dunia dan di akhirat akan kau raih semuanya, pahala dan balasanNya.Anak-anak…kalau kau beramal untuk Allah, bersihlah tanamanmu, mengalirlah sungai-sungaimu, rimbun, ranum dan subur tanamanmu. Perintahkan kebaikan, cegahlah kemungkaran dan tolonglah agama Allah azza wa-Jalla. Hadiahkan semua di dalamnya dengan benar. Siapa bersedekah dalam kebaikan akan abadi sedekahnya, baik dalam sunyi, sendiri, terang-terangan, suka maupun duka, musim semi maupun kemarau.
Carilah kebutuhanmu dari Allah bukan dari makhluk. Kalau kalian memang bersama sesama makhluk, sunyikan hatimu bersama Allah Ta’ala, Allah akan melimpahkan ilhamNya untuk dirimu keman arah yang harus kau raih hajatmu. Kalau kalian mendapatkan rizki itu bukan dari mereka tetapi dari Allah swt.
Orang-orang Sufi mengeluarkan kepentingan hasrat rizkinya dari hati mereka, karena mereka tahu kadar dan bagian dariNya, lalu mereka tidak berambisi dan bernafsu mencarinya, lalu hatinya bersemayam pada Sang Pemilik semuanya. Mereka merasa cukup dengan anugerah Allah Ta’ala, atas Maha DekatNya dan PengetahuanNya. Jikia sudah sempurna perilaku perjalanannya mereka menghadap arah makhl;uk lain, dan memberikan pencerahan pada mereka agar menuju kepada Sang Maha Diraja, dimana mereka menata hati ummat untuk dekat kepadaNya, demi diterimanya mereka dan Ridlo dariNya.
Diantara para Sufi – semoga Allah merahmati – berkata, “Hamba Allah yang sesungguhnya adalah mereka yang ibadahnya benar-benar hanya bagi Allah, sama sekali tidak pernah mencari ganti dunia dan akhirat. Dia hanya mencariNya, bukan lainNya.”Ya Allah, tunjukkan semua makhluk menuju PintuMu. Inilah permohonanku selamanya dan sepenuhnya terserah Engkau.Ini doa umum yang kupanjatkan padaNya. Adapun Allah azza wa-Jalla berbuat sekehendakNya bagi makhlukNya. Jika hati telah benar, maka rahmat dan rasa asih akan melimpah ke sesama.
Seorang Sufi berkata, “Tak ada orang yang berbuat kebajikan begitu banyak dan tidak meninggalkan dosa, kecuali para Shiddiqun. Kaum Shiddiqun meninggalkan dosa besar dan kecil, kemudian menjaga wara’nya dari kesenangan syahwat, meninggalkan hal-hal yang dibolehkan tetapi masih kabur, dan hanya mencari halal yang mutlak (benar-benar halal). Kaum Shiddiqun siang dan malamnya full ibadah, mereka robohkan kebiasaan watak manusiawi, dan meraih rizki melimpah tak terhingga. Jiwanya jernih dan bersih. Ia tetap bersabar ketika terhalang keinginannya, ketika tujuannya gagal. Coba bayangkan, dia berdoa tapi tidak diijabah, dia memohon tapi tidak diberi, dia mengadu, tapi bertambah aduannya, dia mencari jalan keluar tapi tidak menemukan, dia mendekat tetapi tidak tahu apakah Dia dekat dengannya, seakan-akan dia tak beriman dan tak bertauhid. Dan semua itu dilakukan dengan penuh kesabaran, karena dia hanya tahu bahwa kesabarannya itulah jadi obat bagi kejernihan jiwanya, bagi pendekatan kepadaNya. Semua kebaikan akan tiba setelah perjuangannya itu. Maka disinilah bedanya orang beriman dan orang munafik, orang bertauhid dan orang musyrik, orang yang ikhlas dan orang yang pamer, orang yang berani dan orang penakut, orang yang kokoh dan skeptik, orang yang sabar dan orang emosional., orang yang benar dan orang bathil, orang yang jujur dan pendusta, orang pencinta dan pemberang, pengikut sunnah dan pengikut bid’ah.

Dengarkan ucapan kaum sufi. “Jadilah di dunia ini seperti orang yang terluka dan sabar atas obat yang dituangkan demi menghilangkan rasa sakitnya. Semua yang ada di dunia adalah cobaan dan bencana ketika anda bersama makhluk. Mereka memandang dalam bencana, manfaat, anugerah dan kegagalan. Semua obat, dan hilangnya bala’, justru ketika hatimu keluar dari makhluk, dan tekadmu hanya pada ketentuan takdir. Janganlah anda berambisi menjadi pemuka diantara mereka, dan hendaknya hatimu hanya bersama Tuhanmu Azza wa-Jalla, sirrmu jernih bersamaNya, hasratmu hanya menuju kepadaNya. Jika nyata bagimu seperti itu maka hatimu membubung di barisan para Nabi dan rasul , Syuhada’ dan Sholihin, serta Malaikat Muqarrabin. Jika langgeng konsistensimu, engkau akan besar, agung, tinggi, membubung, dan semua kembali kepadamu. Allah melimpahkan apa yang dilimpahkanNya, memberikan apa yang diberikanNya. Sungguh rugi orang yang tuli dari ucapan ini.”Wahai orang yang sibuk dengan kehidupannya, jauh dari meraca cukup bersamaku, sedangkan laba ada padaku, riasan akhirat pada diriku. Aku mengundang sekali lagi, mengumumkan sekali lagi, kenapa kalian masih menengok selain Diriku? Aku telah memberikan segalanya. Jika berhasil meraih akhirat padaku, aku tidak makan sendiri, karena orang dermawan tidak pernah makan sendiri. jadilah kalian orang yang melihat kemurahan Ilahi, dan anda tidak pernah melihat diriku bakhil bukan? Siapa yang mengenal Allah Azza wa-Jalla, selainNya terasa hina. Kebakhilan itu dari ego nafsu, sedangkan nafsu si Arif telah mati jika disandarkan pada nafsu makhluk. Nafsu arif muthmainnah pada janji Allah Azza wa-Jalla, takut dengan ancamanNya

sumber :https://jiwa2kegelapan.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar