JADILAH SUFI KONTEMPORER
Sufi : Kata benar dan salah hanyalah ilusi yang selalu berubah. Bukanlah kata yang absolut. Benar saat ini bisa berubah jadi tidak benar di saat lain waktu. Benar bagi seseorang bisa saja tidak benar bagi yang lain. Kebenaran bersifat subyektif.
Demikian juga dengan phrase kata ’salah’. Juga sangat subyektif. Mereka yang merasa berkuasa akan selalu mengatakan orang yang lebih lemah salah. Selama ini kita terjebak dalam phrase kata ‘benar dan salah’. Akibatnya terus menerus terjadi konflik karena beda persepsi.
Lain halnya jika istilah kata ‘benar’ diganti kata ‘tepat’ dan istilah kata ’salah’ diganti ‘tidak tepat’
Kata tepat berarti benar sesuai keadaan. Bisa juga salah dalam keadaan berbeda walaupun tindakannya sama.
Misalnya begini. Seseorang bisa melakukan pembunuhan dalam situasi perang. Sebagai tentara ia bisa membunuh karena tugasnya membela negara. Situasi peperangan memberi dua pilihan membunuh atau dibunuh. Saat bisa membunuh musuh, ia diberi penghargaan sebagai pahlawan.
Tentara yang sama melakukan pembunuhan di saat bukan situasi pertempuran. Dapat dipastikan ia mendapatkan ganjaran hukuman bukan penghargaan. Tindakannya tidak tepat. Dia bukan seorang pahlawan tetapi penjahat. Sangat berbeda pembunuhan di situasi perang, ia melakukan tindakan yang tepat.
Demikian pula seorang pengusaha yang memperoleh hak pengelolaan hutan. Ia benar dalam melaksanakan penebangan tetapi mesti dilakukan secara tepat, yaitu dengan memperhatikan pelestarian hutan demi lingkungan yang baik. Seorang dokter demi menyelamatkan nyawa pasiennya diperbolehkan mengamputasi kaki seseorang demi menyelamatkan nyawa si pasien. Tindakan yang tepat.
Jadilah pengusaha sukses berjiwa sufi. Harta banyak, pikiran untuk kemashlahatan orang banyak, hati tidak terikat pada harta benda. Hati penuh kasih ilahi….
Di zaman modern seperti sekarang jika ada orang yang mengaku sufi kemudian pergi ke hutan untuk mensucikan diri berarti belum faham makna tindakan tepat atau tidak tepat. Tindakan tepat bagi sufi kontemporer adalah menyebarkan kesadaran di dunia dengan pikiran yang selalu terpusat pada keilahian diri. Segala tindakannya demi kepentingan bersama atau umum. Ia tidak akan mendapatkan manfaat pergi ke hutan dan selalu berdzikir. Yang dibutuhkan tindakan nyata di keramaian. Jika ia melakukannya hanya untuk keuntungan diri sendiri, ia bukan lah sufi.
Jadilah sufi kontemporer. Badan di dunia, pikiran di akherat demi peningkatan evolusi jiwa. Dengan cara ini, ia berkarya tanpa pamrih semata demi kebaikan sesama. Bukan demi keuntungan pribadi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar