APA YANG SEDANG KITA LAKUKAN DI SINI.
DAN
APA YANG HARUS KITA LAKUKAN DI SINI ?
Apa yang sebagian besar kita lakukan di dunia ini adalah
hidup dalam mimpi yang disebut kehidupan sehari-hari,
dalam keadaan melupakan apa yang disebut Kristus
sebagai satu-satunya hal penting, yaitu Realitas Ilahi.
Dan kita berada dalam keadaan seperti itu
karena kita telah lupa siapa diri kita.
Yang perlu kita lakukan hanyalah bangun
dan menyadari keadaan primordial kita,
yang senantiasa ada meski terkubur jauh
di balik banyak lapisan sampah kealpaan.
Nabi berkata :
"Manusia itu tertidur dan ketika meninggal dia terbangun".
Tasawuf dimaksudkan bagi mereka yang ingin terbangun,
yang menerima kematian ego di sini dan sekarang
agar dapat menemukan Diri dari semua diri
dan di dalam prosesnya terbakar oleh api Cinta Ilahi.
Karena kita semua mati,
lebih baik berusaha untuk bangun sekarang
di bawah kondisi yang melibatkan akal dan kehendak bebas kita
daripada dalam situasi di mana kita tak berdaya.
Mati sebelum mati ini adalah awal dari jalan spiritual.
Dalam menjawab pertanyaan ,
"apa yang harus kita lakukan di sini ?'
kaum Sufi , seperti orang-orang bijak dari tradisi lainnya ,
mengatakan bahwa kita harus memanfaatkan sepenuhnya
keadaan berharga sebagai manusia , dan berusaha untuk berjalan,
sementara kita masih bisa , melalui pintu yang membuka
ke ruang batin hati kita , dan juga ke Hadirat Ilahi.
Kesempatan itu tidak akan selalu ada ,
karena napas kita yang selanjutnya bisa jadi
napas kita yang terakhir.
Jika kita tidak melewati pintu itu sekarang,
pintu yang membuka lebih jauh ke dalam batin atau,
untuk menggunakan simbol objektif,
tingkatan wujud yang lebih tinggi,
yang pada akhirnya menuju Realitas
yang menjadi Sumber dan Akhir dari semua ,
pintu itu, yang akan menutup pada saat kematian,
mungkin tidak akan terbuka bagi kita besok .
Kita tidak bisa menjamin bahwa kita akan terus berada
dalam keadaan yang kita miliki sebagai manusia di dunia
setelah kita mencapai keadaan mewujud setelah mati.
Itulah sebabnya kenapa Rumi, menggemakan hadis Nabi,
"Matilah sebelum engkau mati," yang ditujukan kepada mereka
yang bertelinga untuk mendengar dan yang bermata untuk melihat,
" Matilah, Hai orang-orang yang terhormat , sebelum engkau mati,
Agar engkau tak menderita sakitnya kematian,
Matilah seolah-olah engkau sedang memasuki relung-cahaya,
Bukan kematian yang menempatkanmu ke dalam kubur".
Apa yang harus kita lakukan di sini adalah menemukan siapa diri kita
yang sebenarnya selama kita dapat melakukannya.
Proses ini mengharuskan kita mati terhadap "diri" kita
dan menembus dinding ego kita untuk menyusup ke dalam hati kita.
Ini tidak mungkin tanpa guru spiritual , yang sudah mengetahui
apa artinya menjadi manusia sepenuhnya dan yang telah menyadari
pengetahuan di dalam dirinya sendiri melalui perjalanan menjelajahi
gunung dan lembah eksistensi mikrokosmis untuk mencapai yang Esa.
Seperti yang akan kita lihat nanti dalam buku ini,
dalam Tasawuf prototipe pembimbing spiritual ini ujung-ujungnya
adalah Nabi sendiri ;dan semua guru Sufi adalah perwakilannya
dalam hal bimbingan inisiatik ini.
Sebagai Manusia Universal yang telah terealisasi sepenuhnya
dan sebagai kekasih Allah , Nabi telah diberi kuasa inisiatik,
yang disebut walayah/wilayah dalam bahasa Arab ,
yang memungkinkan bagi kita untuk terjaga dari mimpi duniawi kita
dan untuk memenuhi raison d'etre tertinggi kita sebagai manusia,
yaitu mencintai dan mengenai Allah,
yang berarti mewujudkan keadaan penghambaan sempurna,
dibarengi dengan kedekatan dengan Ilahi
dan melalui keheningan diri lahiriah kita,
membiarkan Allah yang ada di dalam diri kita
"untuk mengetahui" Dirinya Sendiri.
#SHN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar