HIDUP ADALAH SEBUAH PERJALANAN.
Menurut Metafisika Sufi,
dan sesungguhnya tradisi metafisika lain pada umumnya ,
semua yang ada berasal dari Realitas yang secara serempak
Di Luar Wujud sekaligus Wujud,
dan akhirnya segala sesuatu kembali kepada Sumber itu.
Dalam bahasa pemikiran Islam ,
termasuk filsafat maupun tasawuf , bagian pertama dari perjalanan
semua makhluk dari Sumber disebut "lengkung menurun", dan
bagian kedua kembali ke Sumber "lengkung menurun".
Di dalam perjalanan kosmik yang luas ini , kita mendapati diri kita
berada di sini dan sekarang di bumi sebagai manusia.
Selain itu, hidup kita di dunia ini adalah sebuah perjalanan
di dalam perjalanan kosmik yang lebih besar dari semua yang ada
untuk kembali ke Sumber dari segalanya.
Kita dilahirkan, kita bergerak melalui waktu, lalu kita mati.
Untuk sebagian besar dari kita, tanpa mengetahui siapa diri kita
sebenarnya , kita bergerak antara dua misteri besar dan hal-hal
yang tidak diketahui , yaitu ,di mana kita sebelum datang ke dunia ini
dan ke mana kita akan pergi setelah mati.
Jawaban kaum materialis dan nihilis adalah bahwa kita tidak berasal
dari mana-mana ; kita tidak memiliki kenyataan sebelum kita datang
ke dunia ini dan tidak ada yang tersisa dari kesadaran kita setelah mati.
Mereka mereduksi keberadaan kita melulu pada tingkatan jasmani dan
duniawi serta meyakini bahwa kita tak lebih dari hewan
(yang dianggap tak lebih dari mesin yang rumit ) yang naik dari bawah ,
bukan nya makhluk spiritual yang turun dari atas.
Tetapi jika kita jujur dengan diri kita sendiri , kita sadari bahwa
konsep materi atau jasad sekalipun terkandung di dalam kesadaran kita
dan bahwa karena itu ketika kita bertanya pada diri kita sendiri ,
siapakah kita, kita bertindak sebagai makhluk sadar dan
harus memulai dengan kesadaran kita .
Jika kita terjaga secara intelektual , kita sadari bahwa
kita tidak dapat mereduksi kesadaran menjadi apa-apa
yang sekedar terkandung di dalam kesadaran kita.
Sekarang , terlepas dari bagaimana kita berusaha untuk kembali
ke asal-usul kesadaran kita, kita tidak dapat menjangkau awalnya
di dalam waktu dan kembali muncul pertanyaan
apakah kesadaran kita, apa asalnya, apa tujuannya.
Amalan spiritual dalam setiap jalan yang autentik , termasuk Tasawuf,
memungkinkan orang-orang yang mengikuti dan menjalankannya
secara sungguh-sungguh dan di bawah dan di bawah kondisi yang tepat
untuk mendapatkan tingkat kesadaran baru dan akhirnya menjadi sadar
bahwa kesadaran tidak memiliki permulaan di dalam waktu
(melainkan hanya di dalam Tuhan)
karena "pada mulanya adalah kesadaran", dan
tidak memiliki tujuan sementara
karena "pada akhirnya adalah kesadaran".
Begitu kita menemukan siapa diri kita dalam pengertian spiritual,
kita memperoleh wawasan tentang misteri dari mana kita
sebelum kafilah kehidupan duniawi kita mengawali perjalanannya
di bawah sini dan juga misteri ke mana kita akan pergi
setelah akhir perjalanan di bumi ini.
Pengetahuan diri juga mencabik tirai yang membatasi kesadaran
sehari-hari kita dan akhirnya mengarah ke keadaan lebih tinggi
yang berdiri di atas dunia yang ada.
Kita lalu mampu menyadari realitas manusiawi kita dan
identitas tertinggi kita melampaui batas-batas waktu dan ruang.
Tasawuf memungkinkan pengoyakan tirai ini karena
ia mengantarkan sang pencari ke sebuah perjalanan batin
di dalam perjalanan di jalan Hukum Suci, atau Syari'ah,
yang merupakan sebuah perjalanan di dalam perjalanan hidup,
sementara hidup itu sendiri adalah sebuah perjalanan di dalam
perjalanan semua makhluk dalam kepulangan mereka kepada Sumber.
Jalan Sufi merupakan perjalanan batin yang bertujuan
untuk mengetahui siapa kita sebenarnya ,
dari mana kita datang,dan kemana kita akan pergi .
Ia juga bertujuan untuk mengetahui hakikat dasar Realitas ,
yang juga Kebenaran sebagaimana adanya.
@SHN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar