Sabtu, 28 November 2015

JANGAN HANYA HANYA LAHIRNYA YANG DI PERBAIKI

JANGAN HANYA HANYA LAHIRNYA YANG DI PERBAIKI

Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilany
Selasa sore 19 Syawal tahun 545 Hijriyah di Madrasah Al-Namurah

Beliau berkata: 
Bajunya nampak elok dan bersih hatinya kotor, 
berzuhudlah dalam kebolehan dan 
malas bekerja untuk makan guna mengisi agama, dan 
tidak mengenal wara (memelihara ddiri dari perkara haram dan subhat) 
terhadap makanan yang jelas haram.

 Bagi orang umum permasalahan itu tidak jelas 
tetapi bagi al khawash (abdal) sama sekali tidak – tetap jelas --- . 
Setiap zuhud dan kebaktiannya hanya dari lahirnya saja. 
Lahiriahnya memerintah, tetapi batiniahnya menentang.

Celaka kamu tunduk kepada Allah hanya dengan hati bukan meliputi acuan. 
Segala hal ini bergantung pada hati dan dimensi ketiga (sirr). 
Telanjangkan dirimu terhadap apa pun yang jiwamu bertempat di sana, 
hingga punya mu dicabut Allah tiada terasa sakit. 

Kosongkan dirimu hingga Dia bersamamu. 

Tinggalkan baju kelemahan dalam hak Allah. 
Lepaskanlah baju keberhentianmu bersama makhluk dan 
persekutuanmu bersama mereka,
 lepaskan baju syahwat, 
baju dungu, 
baju ujub dan 
baju nifaq, 
juga baju cintamu menerima makhluk dan 
penerimaan mereka atasmu, dan 
pemberian mereka untukmu, 
lepaskan pakaian dunia dan 
pakaian-pakaian akhirat. 

Tanggalkan pengitarmu, kekuatan dan kemarahanmu,
 campakkan dirimu di hadapan Al-Haq tanpa daya kekuatan dan 
tanpa mengenal henti dalam pertautan sebab (causalita), 
tanpa menyekutukan makhluk. 

Bila engkau laksanakan ini 
engkau akan melihat kelembutan Dia datang mengitarimu. 
Rahmat-Nya terkumpul untukmu, 
nikmat dan pemberian-Nya menutupimu. 

Tujulah Dia, 
putuskan dunia dengan telanjang. 

Jalanlah kepada-Nya dengan terputus dan terpusat dari selain Dia. 

Tujulah Dia dalam pencarianmu; 
yaitu pencarian yang bisa menyatukan dirimu dan 
mempagutkan jiwamu dengan kekuatan lahir dan batin. 
Sehingga kalaupun keberadaan ini terkunci untukmu dan 
yang berat dibebankan atasmu engkau tidak merasa berat, 
bahkan di sana ia menjagamu dari kelenyapan makhluk 
melalui tauhid yang engkau genggam, 
mengosongkan dunia dengan tangan zuhud dan 
mengosongkan segala selain Allah dengan genggaman cinta, 
sungguh sempurnalah; 
baik dan selamat, dan beruntung mendapat kebaikan dunia dan akhirat. 

Jagalah dirimu 
dari perbudakan nafsu, hawa dan setan-setan penunggumu sebelum mati. 

Jagalah kematianmu secara tertentu sebelum datang kematian sesungguhnya.

Wahai manusia sambutlah seruku ini, 
karena aku berdoa kepada Allah untukmmu 
agar dirimu tersampai ke pintu-Nya 
serta menaati perintah-Nya. 

Aku tidak mendoa-kanmu agar dirimu sampai ke pintu-Nya serta mentaati perintah-Nya. 

Aku tidak mendoakanmu untuk diriku pribadi. 

Orang munafik itu tidak mau berdoa kepada Allah untuk manusia umum, 
tetapi ia berdoa untuk diri sendiri, pencari untung dan penerima untung. 

Wahai orang dungu, 
mengapa engkau enggan mendengar suara ini dan 
bermalas-malasan dalam Biara bersama nfsumu. 

Pertama kali yang engkau butuhkan adalah 
persahabatan dengan orang-orang alim, 
membunuh nafsu dan segala sesuatu selain Allah, 
baru memungkinkan kamu memasuki tempat mereka. 

Maksudku adalah; orang berilmu, 
setelah itu menyendiri bersama mereka dan 
bertempat dalam kediaman sendiri bersama Al-Haq. 

Kalau demikian sudah jelas sempurna atasmu 
niscaya engkau akan merobah menjadi pengobat manusia lain, 
menjadi penjembat memperoleh petunjuk atas konsesi Allah. 

Lisanmu terpelihara tapi hatimu maksiat. 
Lisanmu penuh memuji Allah tapi hatimu lari dari-Nya. 
Lahirmu Muslim tapi hatimu kafir. 
Rupanya hatimu seperti gamping yang runtuh dari rumah mandi. 
Bila hal ini terjadi terus menerus padamu, 
berarti setan berrhasil membangun pos-pos dalam hatimu dan 
menjadi pemukimannya yang paling strategis.

Orang beriman 
tentu menjunjung penghidupan batininya untuk menghidupkan lahiriah.

Mereka laksana pekerja rumah yang memberi harta 
kepada setiap orang yang memasukinya, padahal pintunya runtuh. 
Setelah penghidupannya sempurna lalu mereka memperbaiki pintunya. 

Demikian Bidayah Allah dan Ridha-Nya, 
baru mereka berpaling menuju makhluk (manusia) dengan izin-Nya. 
Bidayah akan menghasilkan akhirat lalu akan mendapatkan bagian dari dunia.

sumber : ashikam ppa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar