Rabu, 25 November 2015

TOOL MENUJU MAKRIFAT



diagram diatas menunjukkan kepada kita 
tentang alat alat yang digunakan dalam belajar makrifat, 
jika kita salah menggunakannya 
maka apa yang kita tuju tidak akan berhasil.

syariat alat yang digunakan adalah ilmu, 
anda tidak perlu berfikir 
cukup menerima saja 
apa apa yang sudah dituntunkan Allah dalam quran dan Rasulullah dalam hadis. 

Orang yang syariatnya kuat adalah orang yang samikna wathokna, 
yaitu orang yang mengiyakan dan membenarkan apa yang ada di quran 
dan apa yang di hadis. tidak mempertanyakan ataupun menentang. 

Dalam hal menerima syariat jangan menggunakan pikiran 
jika menggunakan pikiran pasti arahnya ke nafsu 
yaitu mengotak atik syariat sesuai keinginannya… 
akhirnya nikah kawin cerai di perbolehkan, 
akhirnya yang haram menjadi setengah haram, 
yang subhat jadi halal, 
semua ini karena ulah pikiran manusia. 

Dan parahnya yang demikian justru di lakukan 
oleh orang yang ahli agama, ahli bahasa arab, ahli hadis dan ahli quran. 
kalau syariat pakai pikiran maka yang terjadi perdebatan tiada henti… 
dan akhirnya menjadi permusuhan yang tiada usai. 
kita lihat saja suni -syiah sejak jaman sahabat 
sudah perang dan hingga sekarang. 
bukan masalah hakikat, bukan masalah makrifat tapi masalah syariat. 

Baiklah mari kita luruskan kembali bahwa menerima semua syariat 
dengan ilmu pengetahuan tentang syariat 
untuk kita benarkan dan kita siap menjalankan.

yang kedua adalah, tarekat, 
setelah kita memahami ilmu syariat 
maka langkah berikutnya adalah menjalankannya 
dan itu yang dinamakan dengan tarekat. 

Tarekat bukan aliran tarekat qodiriyah atau naqsabandiyah atau saziliyah.. 
tarekat yang saya maksud adalah menjalankan dengan perilaku dan tindakan kita. 
Misalnya 
syariatnya adalah shalat maka kita menjalankan tarekat ini adalah 
dengan menjalankan shalat lima waktu. 
jadi tarekat maknanya luas. 
tarekat dzikir, tarekat shalat, tarekat sedekah dan lain sebagainya.

dari menjalankan tarekat ini lah 
maka Allah memberikan pemahaman pemahaman tentang hakikat 
dari tarekat tarekat yang dijalankan.. 
misalnya hakikat shalat, hakikat puasa dan lain sebagainya. 
pemahaman yang diperoleh dari menjalankan tarekat inilah 
yang disebut dengan hakikat. 

Pada wilayah ini sudah tidak sekedar ilmu lagi tapi sudah berbentuk pemahaman. Pemahaman yang berupa ilham. 
Ilham ilham ini nantinya akan mengerucut 
pada satu bentuk pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam.

terakhir, adalah makrifat. 
ketika sudah mengenal hakikat tentang ibadah 
maka akan menemukan suatu pengenalan yang hakiki, 
pengenalan ini sudah tidak bisa menggunakan instrumen pikiran lagi 
tapi menggunakan kesadaran.

kalau sudah mencapai makrifat (syahadah) 
maka harus kembali ke yang pertama 
yaitu syariat, tarekat dan hakikat… 
sehingga antara keempatnya bukan lagi terpisah 
tapi sudah menjadi satu kesatuan.

demikianlah alat alat yang seharusnya kita gunakan dalam makrifat. 
maka jangan gunakan ilmu untuk makrifat, 
gunakanlah ilmu untuk syariat dan seterusnya .

bagi yang belum paham ini 
tolong abaikan tulisan saya ini 
tidak perlu diperdebatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar