mam Ali bin Abi Thalib as berkata : “In lam ta’lam ayna ji’ta, lam ta’lam ilâ ayna tadzhab! - Jika anda tidak tahu dari mana anda datang, maka anda pun takkan (dapat) mengetahui kemana anda akan pergi!”.
Selayaknya, tahu "Jalan datang dan jalang pulang!" Jangan pulangnya nyasar! Tak dapat ridho pintunya Negerinya Nur,Imam Ali KW, kita nggak dizinkan masuk menjadi ahli dari Negeri Nur celakalah kita. Naudzubillah mindzalik. Karena Ilmu itu Nur, "Al Ilmu Nuurun". Sabda Kanjeng Nabi Muhammad: "Ana Madinatul ilm wa-Aliyyu baabuha - Aku kotanya ilmu dan Ali pintunya". Dalam matan hadist lain disebutkan Negeri Hikmah selain Kota Ilmu.
Kita perlu Grand Master Spiritual yang telah Tercerahkan Sempurna (Irsyad) – dengan ilmu Hudurinya/ Tasawuf-Irfannya (Living Presence) yang mampu mencerahkan pula, seperti dinyatakan Al Qur'an yang mereka yang mengajarkan ayat-ayat Allah dalam kitab-Nya (yg tersurat maupun yg tersirat- yu'allihimul kitab/ayatihi), hikmah-kebijaksanaan (wal hikmah) dan kuasa menyucikan jiwa kita (wayuzakkihim).
Kalau di Iran yang sekelas dengan ‘Ayatullah Khowas-khowas’ atau Kekasih Allah ada banyak (di sini pada ngumpet), yang bukan sekedar 'bicara rekaman kitab' dg dalil-dalil normatif serta penalarannya dan berkata anu dari si anu, katanya katanya katanya si anu.Kalo yang itu mah, kata-katanya tak sampai menempel di hati melewati kerongkongannya, hanya direkam di pusat rekaman di kepalax. DENGAN KEBERAGAMAAN “JARENE-JARENE” ATAU “KATANYA-KATANYA”. Namun, di dadanya - hatinya masih banyak najis batinnya. Bagi kita yang awam sulit melihatnya, namun bagi kaum 'Khowas-Khowas' najis batin setitik proton pada seseorang akan terlihat dengan amat jelas, karena mereka melihat dengan Nur Allah. (“Hati-hati dengan firasat orang mu’min, karena mereka melihat dengan Nur Allah”, Al-Hadist) . “Astagfirullahal adzhim, la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyiladzim.” (Yusufibaghdadi, January 18, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar