LALU SIAPAKAH KITA ?
Aku bukanlah tubuh, bukan pula jiwa ,
Bukan pula bayangan fana yang melintas-lintas,
Bukan konsep dan pemikiran, gambaran mental ,
Bukan pula sentimen dan labirin jiwa
Lalu siapakah aku ?
Sebuah kesadaran tanpa asal,
Tidak dilahirkan dalam waktu, maupun dikandung di bawah sini.
Aku yang ada dulu, kini dan nanti,
Sebuah permata di mahkota Diri Ilahi,
Sebuah bintang di langit Satu yang bercahaya.
Akan tetapi, menjadi manusia mengimplikasikan
penemuan tahap kedua dalam terang penemuan tahap pertama.
Setelah menemukan akarnya di dalam yang Ilahi
melalui ajaran dan amalan Tasawuf , sang Sufi kemudian kembali
ke tingkat eksistensi yang lebih rendah, yang sekali lagi dilihat
sebagai bagian dari identitasnya tetapi bukan sebagaimana sebelumnya.
Sebagai gantinya, mereka ditransformasi sehingga masing-masing
pada tingkatannya sendiri-sendiri mencerminkan sesuatu dari
Realitas supernal itu, yang menentukan identitas kita pada akhirnya.
Hati,
setelah ditemukan dan lapisan luarnya yang mengeras,
dilembutkan melalui amalan spiritual, memancarkan cahaya
yang menyinari pikiran , yang kemudian , alih-alih
melompat tanpa tujuan dari satu konsep ke konsep lainnya ,
menjadi instrumen akal yang mencerahkan ,
mampu memahami pengetahuan yang benar
serta membedakan antara
kebenaran dan kepalsuan ,
substansi dan aksiden ,
keniscayaan dan kemungkinan,
tingkat-tingkat keberadaan ,
dan di atas semua itu , yang Mutlak dan yang relatif.
Ia menjadi penolong , bukannya perusak, realisasi-diri.
Hal yang sama berlaku pada fakultas imajinatif ,
yang berubah dalam cara tertentu sehingga menciptakan
bentuk-bentuk imajinal yang mencerminkan
tingkat-tingkat yang lebih tinggi , bukannya tingkat-tingkat
yang lebih rendah dari realitas dan memudahkan kontemplasi
teofanik tentang bentuk-bentuk yang sakral .
Adapun emosi, alih-alih bersifat negatif dan
membuyarkan energi spiritual , justru menjadi energi positif
yang didominasi oleh cinta, kasih, empati,, dan sebagainya serta
dikontrol oleh kebajikan .
Memori kita pun ditranformasi ,
menjadi tempat penyimpanan untuk mengingat sang Teman,
bukannya sekedar gudang suram yang dipenuhi dengan
bentuk , konsep, dan imaji yang sepele dan buram.
@HSN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar