Sabtu, 28 November 2015

MEREGUK SARI TASAWUF

TAFSIR SURAH AL-FATIHAH.

Ayat seterusnya Maaliki yaum Al-Din "Yang menguasai Hari Pembalasan",
berkenaan alur waktu yang pada ujungnya ada kematian dan pertemuan 
dengan Allah.

Menyadari kondisi kemanusiaan kita berarti menyadari bahwa 
kita berada dalam sebuah perjalanan dalam hidup ini,
yang berakhir dengan kematian dan diikuti oleh kebangkitan,
dan bahwa kita ditakdirkan tanpa dapat dihindari  
untuk bertemu dengan Allah, 
yang berarti bahwa walaupun kita mati ,
kita juga abadi.

Kenyataan mendalam tentang kesadaran kita 
tidak dapat dimusnahkan oleh terjadinya kematian tubuh.
Ayat ini tidak hanya berbicara tentang Hari 
yang melampaui semua hari,
namun juga Pembalasan.
Penegasan eskatologis ini adalah yang paling penting 
bagi kehidupan kita di bumi ini.

Penegasan ini menguak keagungan keadaan manusia dan fakta bahwa 
segala perbuatan dalam kehidupan di bumi  ini memiliki konsekwensi
di luar kehidupan dunia ini.

Nah, masalah ini mendapat penerimaan luas oleh orang yang beriman
di mana-mana. 
Namun kaum Sufi, 
mengambil langkah lebih lanjut dan berusaha untuk mati 
serta dibangkitkan di sini dan sekarang ,
lalu mengalami perjumpaan dengan Allah saat masih berada di dunia ini
melalui amalan spiritual dan dengan menaiki tangga kesempurnaan.

Dalam pengertian terdalam , 
orang-orang yang telah mencapai tujuan itu sudah mati , 
sudah dibangkitkan, bertemu Sang Penguasa Hari Pembalasan,
telah dihisab oleh Hakim Agung , dan beristirahat 
di Surga Kedekatan Ilahi.

Nabi pernah ditanya tentang kematian dan kebangkitan .
Beliau menjawab , 
"Lihatlah aku, 
 aku telah mati dan telah dibangkitkan berkali-kali".

@SHN.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar