TAFSIR SURAH AL-FATIHAH.
Ayat seterusnya Maaliki yaum Al-Din "Yang menguasai Hari Pembalasan",
berkenaan alur waktu yang pada ujungnya ada kematian dan pertemuan
dengan Allah.
Menyadari kondisi kemanusiaan kita berarti menyadari bahwa
kita berada dalam sebuah perjalanan dalam hidup ini,
yang berakhir dengan kematian dan diikuti oleh kebangkitan,
dan bahwa kita ditakdirkan tanpa dapat dihindari
untuk bertemu dengan Allah,
yang berarti bahwa walaupun kita mati ,
kita juga abadi.
Kenyataan mendalam tentang kesadaran kita
tidak dapat dimusnahkan oleh terjadinya kematian tubuh.
Ayat ini tidak hanya berbicara tentang Hari
yang melampaui semua hari,
namun juga Pembalasan.
Penegasan eskatologis ini adalah yang paling penting
bagi kehidupan kita di bumi ini.
Penegasan ini menguak keagungan keadaan manusia dan fakta bahwa
segala perbuatan dalam kehidupan di bumi ini memiliki konsekwensi
di luar kehidupan dunia ini.
Nah, masalah ini mendapat penerimaan luas oleh orang yang beriman
di mana-mana.
Namun kaum Sufi,
mengambil langkah lebih lanjut dan berusaha untuk mati
serta dibangkitkan di sini dan sekarang ,
lalu mengalami perjumpaan dengan Allah saat masih berada di dunia ini
melalui amalan spiritual dan dengan menaiki tangga kesempurnaan.
Dalam pengertian terdalam ,
orang-orang yang telah mencapai tujuan itu sudah mati ,
sudah dibangkitkan, bertemu Sang Penguasa Hari Pembalasan,
telah dihisab oleh Hakim Agung , dan beristirahat
di Surga Kedekatan Ilahi.
Nabi pernah ditanya tentang kematian dan kebangkitan .
Beliau menjawab ,
"Lihatlah aku,
aku telah mati dan telah dibangkitkan berkali-kali".
@SHN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar