TATA KEHIDUPAN SOSIAL ISLAM.
Oleh karena itu pendidikan hendaknya berusaha untuk memperbaiki
dan mengatasi kekurangan ini ;
tidak hanya dengan jalan mengajarkan ilmu pengetahuan
kepada para siswa , akan tetapi juga dengan jalan menumbuhkan
dan mengembangkan suasana dan kehidupan ilmiah.
Akhirnya, tata kehidupan sosial itu hendaknya bersifat dinamis,
betul-betul hidup dan bersifat responsif terhadap kenyataan yang asasi
tentang adanya perubahan dan responsif pula terhadap daya
dan kekuatan formatif yang tetap mempengaruhi dan mendorong
perubahan tersebut.
Hidup itu selalu merupakan suatu arus yang mengalir terus ,
suatu perubahan yang abadi, suatu situasi gerak
yang tiada henti-hentinya .
Idee ini diungkapkan Iqbal melalui kata-kata Tipu-Sultan
yang ditujukannya kepada Sungai Kaveri :
"Engkau dan aku hanyalah alun dalam arus hidup ,
Setiap detik Alam semesta terlibat dalam arus melaju .
Hidup berubah setiap tarikan nafas ,
Sebab ia selalu terus terpadu
Dalam pencarian dunia yang baru !
Segala tindak segenap makhluk
Berakar pada gerak;
Segala damba untuk tumbuh
Terjabar dari gerak,
Pejalan kaki dan pelari cepat
Semua terlibat dalam gerak,
Baik tersembunyi ataupun jelas menampak
Di mana-mana terdapat gerak !
Kafilah dengan untanya
Padang sahara dengan oasenya,
Segala yang kaulihat
Terjerat dalam ikata gerak".
Konsepsi dinamis tentang masyarakat seperti yang diajukan Iqbal itu
merupakan suatu konsekuensi logis dari pandangan hidup dan
pandangan tentang semesta yang tersirat dalam ajaran Islam.
Hal ini telah didiskusikan dimuka.
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar