Dari HUWA menjadi ANA (AKU) adalah
kehadiran DZAT dalam DIRI-NYA SENDIRI (KE-AKUAN-NYA , EGONYA SENDIRI), merupakan tahapan awal (martabat) yang disebut AHADIIYYAH
(KE-ESA-AN YANG MURNI).
Tahapan Ahaddiyyah merupakan tahapan tertinggi, dimana tahap-tahap lainnya
berada di bawahnya.
Pada tahap ini Dzat mulai menampakkan Potensial-NYA (Syuyunat),
kemampuan ilmu NYA dan Sifat-sifatnya yang muncul dari Dirinya Sendiri.
Kemudian Dia memproklamirkan Dirinya Sendiri :
Aku adalah Allah tiada Tuhan selain aku (Thaahaa 20 : 14).
ALLAH adalah Dzat Yang Maha Sempurna,
Dia mencakup semua Asma dan semua sifat DALAM 99 ASMA UL HUSNA,
termasuk sifat Keagungan dan Keindahannya
( Sifat Jalal dan Sifat Jamal ).
Karena Allah ini mencakup semua Asma dan semua sifat,
termasuk sifat Jamal dan Sifat Jalal,
maka Allah disebut juga sebagai AL MUHIT (Yang Maha Meliputi).
Setelah menyatakan Dirinya Sendiri sebagai AKU,
maka mulailah DIA bertindak sebagai PENGUASA (RUBUBIIYAH, kudrat)
yang berkehendak (Iradat).
Dia ingin dikenal ingin diketahui oleh mahluknya.
Esensi Dzat ingin eksis melalui kemampuan Ilmu dan Sifat-Nya.
AKU ADALAH PERBENDAHARAAN YANG TERSEMBUNYI,
MAKA OLEH SEBAB CINTA, AKU INGIN DIKENAL,
MAKA AKU JADIKAN MAHLUK (NUR MUHAMAD)
AGAR IA MENGENAL AKAN AKU (HADITS QUDSI).
Karena ingin diketahui maka mulailah Dia menjadi Sang Pencipta (AL KHALIQ).
BILA DIA MENGHENDAKI SESUATU MAKA DIA BERKATA
(MELALUI SIFAT KALAM-NYA) : KUN (JADILAH),
MAKA JADI (YASIN 36 : 82).
Pernyataan tersebut merupakan tahapan kedua yang disebut WAHDAH
yang dimanifestasikan sebagai cahaya, NUR MUHAMMAD.
ALLAAHU NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDHI :
ALLAH ADALAH SUMBER CAHAYA LANGIT DAN BUMI
( AN NUUR 24 : 35, AL A’RAAF 7 : 143 ).
HAI MANUSIA TELAH DATANG KEPADAMU BUKTI YANG NYATA DARI TUHAN MU DAN TELAH KAMI TURUNKAN KEPADAMU CAHAYA YANG TERANG
( AN NISA 4 : 174 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar