Rabu, 04 November 2015

INILAH JALAN HAKEKAT

Tulisan ini ditujukan khusus kepada mereka yang menempuh jalan salikin 
bukan untuk yang berada diatas jalan sariatin. 
Tolong pahami sebelum melangkah lebih jauh.

Bahwa tugas manusia adalah menanggung rahasia Allah 
dan memulangkan rahasia tersebut di dalam keadaan yang bersih, suci 
seperti asalnya tatkala awal di terimanya dahulu.

Setelah dilahirkan ke muka bumi ini mulai dari kecil hingga besar 
manusia telah menjalani dinamika dalam kehidupannya 
hingga sampailah dia meninggal dunia, 
mulai saat itulah maka dia harus mempertanggung jawabkan amanah 
yang telah diberikan yaitu sumpah janji kita dengan Allah Ta’ala.

Manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih disisi Allah, 
tetapi kemudian menjadi kotor dan terhijab hubungannya dengan Allah, 
oleh karena itu maka terputuslah hubungan diri batin rahasia Tuhannya 
dengan diri Empunya Diri.

Keadaan seperti ini bisa diibaratkan seperti orang yang hidup sebatang kara 
dan berada di dalam gua yang tertutup, gelap gulita, tidak ada cahaya 
serta tidak ada juga jalan untuk keluar dari gua tersebut.

Hidupnya merana, resah, gelisah dan sebagainya 
sebelum dia dapat menemukan kembali jalan untuk keluar dari gua tersebut.

Begitu juga hubungan antara manusia dengan Tuhannya, 
manusia memerlukan sinar hidayah untuk mengeluarkan dirinya dari hijab kegelapan, 
agar bisa kembali membuat hubungan dengan diri Empunya Diri.

Perlu diketahui bahwa hubungan antara diri Rahasia dengan diri Empunya diri 
harus berhubungan terus tanpa terputus dalam hidupnya 
selama 24 jam setiap hari dan setiap detik.

Seandainya diri kasar (jasmani) dapat dibikin menjadi gemuk dan sehat 
dengan memberi makan-makanan yang lezat seperti : 
daging, buah-buahan dan lain sebagainya, 
maka begitu juga dengan diri halus (rohani), 
dia juga membutuhkan makanan yang bisa membuat dirinya 
menjadi segar, gemuk dan bersih. 

Makanan yang dimaksudkan itu adalah zikir. 
Dengan makanan zikirlah maka dia dapat berhubungan dengan diri Empunya Diri 
dikala nafas masih dikandung badan atau jasad dan roh belum berpisah.

Oleh karena itu jika badan kasar manusia memerlukan minuman dan makanan 
agar bisa sehat, senang dan gembira, 
maka badan Rohani kita juga tidak terlepas daripada hal yang sama, 
semua itu tidak lain dan tidak bukan adalah zikrillah.

Oleh sebab itu makanan zikir ini harus kita sediakan supaya badan Rohani kita ini 
akan menjadi sehat, segar, suci, seimbang dengan kesehatan tubuh kasar kita.

Kebanyakan orang hanya bisa menjaga tubuh kasar ini dengan baik, kebersihan di jaga, makan minum di jaga, pakaian di jaga, pendek kata semuanya di jaga dengan baik. 
Tetapi mereka lupa menjaga dirinya yang satu lagi, yaitu Rohani. 

Mereka membiarkan badan rohani itu tersiksa, 
kurus kering yang akhirnya menyebabkan jiwanya, matanya,pendengarannya 
tertutup oleh hijab-hijab yang tebal yang mengakibatkan terputusnya 
hubungan dirinya dengan Empunya Diri.

Akibat terputusnya hubungan manusia dengan Tuhannya itu, 
maka muncullah sifat-sifat yang tidak baik pada diri manusia tersebut 
yang pada akhirnya menjauhkan dirinya dengan Empunya Diri, 
di samping itu timbul juga perangai-perangai yang dibenci oleh syariat dan hakikat Allah.

Manusia seperti ini akan hilang perasaannya, hilang pertimbangannya. 
hilang fikiran baiknya, dan juga akan hilang akal sehatnya 
sehingga menyebabkan benih-benih iman pada dirinya menjadi kotor dan mati. 

Bila saja benih-benih imannya mati maka manusia tersebut akan menjadi sesat dan lupa akan tugas utamanya dengan Allah s.w.t. dan manusia itu diibaratkan 
seperti seekor bangkai yang bernyawa ataupun binatang berupa manusia.

Menyadari hal ini maka manusia harus kembali ke jalan Tuhannya 
dengan cara mengenal Tuhannya yang menjadi tuan Empunya Diri.

Seperti sabda Rasulullah.
Awalludin Makrifatullah
"Bahwa awal-awal hidup (agama) itu adalah mengenai Allah".

Oleh karena Allah Ta’ala mempunyai sifat yang tidak dapat dikenal oleh panca indra, 
maka diberikanlah jalan untuk mengenalinya dengan cara mengenal Rahasia diri sendiri.

Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah. di dalam Hadist Qudsi :
Man Arafa nafsahu fakad arafa Rabbahu
"Barang siapa yang mengenal dirinya, maka kenallah Tuhannya".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar