Inti sari dari Ajaran Islam adalah
terpusat pada Keimanan dan Kemanusiaan
Perhatikanlah,
“Asyahadu ala ilaa ha illalloh wa asyhadu ana Muhammadarosululoh”.
Alloh dan Muhammad,
Keimanan dan Kemanusiaan.
“aqimish sholata wa atuz zakata”
“tegakkan sholat dan zakatlah”
sholat dan zakat
Keimanan dan Kemanusiaan.
“Fa sholli li robbika wan har”
“sholatlah dan berkorbanlah”
Perintah puasa Romadhon,
Wajiblah mengeluarkan zakat fitrah,
Puasa dan zakat fitrah,
Keimanan dan Kemanusiaan.
“Robbana attina fidunya hasanah, wafiil akhiroti hasanah “
“Ya Alloh berikanlah kebaikan di duniaku dan kebaikan di akheratku”.
Kebaikan didunia, kebaikan di akherat.
Kemanusiaan dan keimanan.
“aqimis sholata innal tanha anil fakhsya’I wal munkar”
“tegakkan sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan kerji dan munkar”
sholat mencegah perbuatan keji dan munkar,
Keimanan dan Kemanusiaan.
Sebab itulah, di dalam praktek keagamaan,
Selain rajin dan istiqomah di dalam beribadah,
Juga harus kuat di dalam memperjuangkan kemanusiaan.
Seorang Ulama tasawuf mengatakan,
Apa artinya seseorang hidup,
Jika tidak gerak,
Apa artinya gerak,
Jika tidak positif,
Apa artinya gerak yang positif,
Jika tidak kuat,
Apa artinya gerak yang positif dan kuat,
Jika tidak untuk perjuangan mencapai cita-cita luhur,
Apa artinya perjuangan,
jika tidak untuk keluarganya,
Apa arti untuk keluarganya,
Jika tidak untuk masyarakat,
Apa artinya untuk masyarakat,
Jika tidak membawa manfaat untuk bangsa dan negaranya,
Dan Apa artinya bagi bangsa dan negara,
Kalau tidak untuk kebaikan seluruh umat manusia,
Apa arti kebaikan untuk seluruh umat manusia,
Kalau tidak demi tegak dan lestarinya kalimah,
“LAA ILAAHA ILLALLOH”
Sesungguhnya,
mukmin yang kuat itu lebih disukai oleh Alloh dan Rosulnya dari pada Mukmin yang lemah,
Kuat dari segi ibadahnya, dari segi keimanannya,
Dan kuat dari segi kemanusiaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar