Rabu, 04 November 2015

IQBAL.

PERTUMBUHAN INDIVIDUALITAS.

Akan tetapi gagasan-gagasan ini tidak dapat diciptakan dalam 
ruang hampa, dalam suatu vakum ; sasaran-sasaran itu tumbuh dari
kegiatan yang dinamis dan maju terus serta membawa individu kepada
kemampuan untuk mengolah lingkungannya secara bermanfaat.
Pertautan dengan lingkungan yang sifatnya hanya bersifat fisik belaka 
tidak melahirkan hubungan yang edukatif .

Lingkungan itu mencakup aksi dan reaksi antara kedua belah fihak dan
dari pertautan timbal balik berupa aksi dan reaksi itulah muncul 
pergaulan yang memadai dan tepat.

Dalam pandangan seorang eksperimentalis , pengalaman seseorang
dengan lingkungannya itu diartikan sebagai berikut :

Pengalaman itu pertama-tama merupakan peristiwa yang aktif.
Ia merupakan proses "peng-alam-an" : 
suatu proses yang berupa penderitaan , atau bahkan luapan nafsu .
Organisme harus mengalaminya , harus menghadapi segala konsekwensi
tindakannya dalam lingkungan tersebut.

Iqbal akan sepenuhnya setuju dengan konsep tentang pengalaman 
seperti itu . 
Konsep tersebut selaras benar dengan pandangannya 
tentang tindakan atau kegiatan yang melandasi segala perkembangan.
Seluruh pandangan filsafinya merupakan pembelaan yang mantap
mengenai kehidupan yang bersemangat, penuh kegiatan dan perjuangan.

Dalam segala ini, Diri berinteraksi dengan lingkungan material maupun
budayanya dan sekaligus memanfaatkannya, mula-mula untuk mencapai
sasaran-sasaran yang masih pada tahapan belum berkembang dan masih 
bersifat menjajagi, dan kemudian , melalui proses penyataan diri 
secara kreatif , dengan maksud membentuk dan merumuskan sasarannya
lebih jelas serta meraih kekuatan yang lebih tangguh.

Bagi Iqbal , kehidupan yang menyendiri , menutup diri dan menarik diri,
kehidupan yang pasif, sama sekali tidak memuaskan.
Pandangan seperti ini terungkap dalam salah satu sanjaknya 
sebagai berikut :

"Pabila engkau ingin membawa kehidupan
 yang membentang bagaikan buku terbuka,
 Jangan kau biarkan sekilat nyala  terlepas dari obornya !
 Bacalah buku yang lekat dihati itu 
 dengan sikap ramah penuh pengertian
 Jangan kau jelajah negerimu 
 bagai kelana kembara di negeri orang".

K.G. Saiyidain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar