KESERASIAN JASMANI DENGAN RUHANI.
Dalam menghadapi persoalan ini,
Iqbal dengan tandas memisahkan diri dari golongan yang dengan ekstrim
menolak keutamaan ruhani di atas materi .
Kata Iqbal,
"Evolusi kehidupan menunjukkan,
bahwa walaupun pada mulanya kehidupan ruhani banyak ditentukan
oleh fisik , namun dalam perkembangan selanjutnya ,
kehidupan ruhanilah yang justru cenderung mengatasi kehidupan fisik.
Pada akhirnya ia bahkan sampai kepada tahapan
kemampuan untuk membebaskan diri sepenuhnya dari padanya".
Posisi ruhani sedemikian itu dijelaskannya lebih lanjut sebagai berikut,
"Menurut versi Al-Qur'an ,
realita pada akhirnya bersifat ruhani,
dan kehidupannya berlangsung dalam kegiatan-kegiatan yang sementara
(temporal).
Sedangkan ruhani menampilkan diri dalam kehidupan alami, material,
maupun duniawi.
Oleh karena itu, segala yang bersifat bendawi pada akhirnya
bertopang pada akar ruhani pula.
Salah satu dari sumbangan alam fikiran yang sangat berharga
yang akarnya dapat dicarikan pada ajaran Islam,
- bahkan pada semua agama- ialah kritiknya terhadap
alam fikiran materialistis atau naturalistis.
Kritik tersebut membentangkan bahwa materi saja tidak mungkin
memiliki substansi apabila tidak berakar pada dunia ruhani (spiritual).
Tidak ada apa yang disebut "dunia profan"
(tidak bersumber pada Tuhan) itu.
Apa yang kita alami sebagai materi ...
merupakan ruang lingkup bagi perealisasian diri Ruh.
Atau dengan ungkapan Nabi saw :
"Seluruh bumi ini adalah masjid".
K.G.Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar