PENDIDIKAN WATAK.
Sehari-hari manusia hidup dalam kaitan yang aktif
dengan lingkungannya, dan secara dinamis mengubahnya
sesuai dengan maksud dan kebutuhan yang terkandung dalam dirinya .
Sifat aktif yang tersirat dalam watak seperti itu terungkap dalam
Asrar-i-Khudi (Rahasia Pribadi"), ketika Iqbal mendiskusikan
"Rahasia-rahasia yang terkandung dalam berbagai makna
dari makna-makna Ali".
Sajak-sajak tersebut dengan jelas mengungkapkan
seluruh permasalahan dari perkembangan individualitas serta
karakteristik-karekteristik yang mendukung nilai yang sesungguhnya.
Di bawah ini sajak-sajak tersebut dikutip secara lengkap :
"Barangsiapa memiliki watak Abu Turab ("Ali.r.a)
Akan mampu menarik mentari dari Barat !
Dengan penuh sadar diri
Ia bertindak sejalan Perintah Ilahi,
Dan lantaran Kuasa Ilahi
Ia menguasai - memerintah semesta !
'Pabila kau ingin nikmati hasil jerih payahmu sendiri,
Belajar dahulu menguasai dirimu sendiri !
Tempalah dirimu sekeras - sekuat batu granit !
Sehingga 'kan mampu menjadi fondasi
melandasi benteng yang kokoh !
Dari tanah liat - binalah hingga menjadi manusia !
Dari manusia - binalah hingga menjelma menjadi dunia !
Sekiranya kau tak mau membina bumimu sendiri,
Orang lain akan merampas tanahmu
bagi bahan batu merah buat bangunannya !
Maka bangkitlah !
Ciptakan dunia baru !
Ceburkan dirimu dalam bara api bagaikan Ibrahim !
Bila anda lembek mengembek
membuntut dunia ini yang lembek , brengsek,
maka kau ibarat pengecut
yang melemparkan pedang di medan perang !
Orang kuat berwatak baja
adalah Tuan bagi dirinya,
Ia akan mampu meraih bahagia yang memadai,
dan sekiranya bumi tidak memuaskannya ,
ia akan menengadah menantang langit !
Bermodalkan kekuatannya sendiri ia ciptakan
suatu dunia yang memuaskan
bila tak mampu hidup di dunia sebagai manusia ,
lebih baik mati sebagai syuhada !
Hidup hanya punya satu hukum ;
Hidup adalah kekuatan yang diwujudkan,
Memancar dari semangat untuk menang !
Hidup ibarat benih ...
dan kekuatan ibarat panenannya !
Hanya kekuatan yang mampu membeberkan rahasia
batas tegas, antara kebenaran dan kebatilan.
Dia yang tak mewujudkan kepercayaan
yang dilimpahkan kepada dirinya ...
memimpikan seolah dirinya
menguasai segala dunia !
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar