Jadi, keyakinan Iqbal
- seperti juga halnya berbagai ahli fikir besar lainnya-
ialah bahwa pengembangan potensi individu yang latent itu
hanya dapat berlangsung sebaik-baiknya dalam iklim kebebasan.
Selanjutnya ia menunjukkan pula kenyataan yang sudah jelas,ialah :
(1) bahwa perkembangan kreatifitas merupakan atribut kemanusiaan
yang paling tinggi yang mempertautkannya dengan Ilahi.
(2) bahwa keaslian atau orisinalitas merupakan prasyarat
bagi segala perubahan yang mengarah kepada kemajuan
yang juga mempradugakan kebebasan.
Manusia yang terampas kebebasannya menjadi budak.
Iqbal melukiskan watak budak sebagai
"ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif
dan orisinal".
"Akan kuceritakan kepadamu secercah ceritera
yang sebening mutiara
suatu ceritera yang menggaris batas
antara si budak dan si bebas !
Pada dasarnya hidup budak adalah pengulangan
terampas terkuras dari segala orisinalitas !
Si bebas serba sibuk kar'na ghairah dan kreativitas
senar hidupnya bergetar selalu
dengan nada dan irama baru !
Lorong hidupnya tidak berputar melingkar
seolah digerakkan jarum kompas !
Hidup budak diikat dijerat belenggu saat
bibirnya meratap mengumpat Nasib !
Si bebas yang gagah berani
mengundang nasib 'tuk berkonsultasi ,
Tangannya lincah mencipta mengukir peristiwa !
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar