Untuk menyempurnakan asal kejadian diri kita,
atau asal kejadian dari pada agama Nabi kita Muhammad SAW.
Dan asal kejadian dari pada mengenal diri/mengenal Allah.
Maka barang siapa tidak mengetahui asalnya kejadian diri,
tidaklah sah sekalian Amal Ibadahnya, dan sia sia belaka perbuatannya,
maka sabda Nabi Muhammad SAW “ WUJUDUKA ZUMBUN’ADJIM” artinya
Diri Anak Adam itu Dosa yang Besar, melainkan mereka yang mengetahui.
Dengan adanya inilah yang diwajibkan untuk mengetahui asal kejadian Diri.
Wahai sekalian Saudaraku,
tuntutlah benar benar dan bersungguh sungguh Ilmu kesempurnaan ini,
supaya Amal Ibadahnya sempurna.
Barang siapa menyembah Allah dan ia tidak mengetahui yang empunya nama Allah
maka hukumlah bagi merekan itu, seperti menyembah nama saja, adalah terburu buru
“BAYA TULLAH” artinya menyembah tempat dan menyembah nama saja,
bukan menyembah yang empunya nama,
karena inilah sabda Nabi kita Muhammad SAW
“MAN’ABDA ISMA’U’NAL MA’NA FAHUWA KAFIRUN” artinya
Barang siapa menyembah nama,
tiada mengetahui yang empunya nama,
maka orang itu kafir lagi jahil. Dan
“MAN ZAKARAL ISMA’U’ NAL MA’NA FAHUWA BATHILUN” artinya
Barang siapa menyembah nyembah nama Allah tetapi
tiada mengetahui yang Empunya nama,
maka yaitu dihukumkan batal perkataan,
yaitu sia sia sahaja.
Dengan keterangan ini bukannya mengenal Agama saja,
atau namanya melainkan yang lebih perlu adalah empunya nama, artinya :
Barang siapa tidak mengenal Allah dari awalnya dan
barang siapa tidak mengenal Allah dari akhirnya, dan
barang siapa tidak mengenal Allah dari Dunia dan
barang siapa tiada mengenal Akhirat dari hidupnya …………… ?
Bermula ini kami mulailah asal kejadian NUR MUHAMMAD itu di dalam Kosong :
“NUR QUN HU DZULLLAH” artinya
Didalam Kandungan Qun Nur Muhammad dari pada Zatnya.
Dan menurut keterangan Allah didalam Hadis Qudsy
“ WAMA KHALAK TUKA ILA JALIKA FII SYAIAN KABLAHU NUR MUHAMMADIN
FII ZADTULLAH” artinya
Sebelumnya ada yang terlebih dahulu dijadikan dari pada sesuatu juapun,
maka Nur Muhammad dijadikan dari pada Zat Allah.
Maka sewaktu Allah menjadikan Nur Muhammad dari pada Nur Zatnya
didalam Alam SATIYAARIL GHOIB – SATIYAUL BUHTI artinya
Pada sesuatu itu dizahirkan Nur Muhammad didalam Alam dihari Ghaib, dan
Alam hari Zat “DZATTUL BUHTI” artinya
pada waktu itu Nur Muhammad dizahirkan bukannya di Alam bumi ini,
melainkan di Alam yang bernama “NURUL BUHTI MU’ALLATI” dan
artinya dizahirkan Nur Muhammad di Alam sebelum adanya Nama :
“ALLAH ZAT WAJIBAL WUJUD”.
Demikianlah sesudahnya Nur Muhammad dizahirkan di RAHSIAN :
“NUU RUL BUHTI MU’ALLATI”.
Dan diturunkan lagi di Alam SIR ZATTUL BUHTI adanya, artinya
di Alam RAHASIA dibahagian bagi DIRINYA,
sebelum bernama Allah.
Dan untuk namanya itu masih tersembunyi, sebahagian lagi lagi NurMuhammad diturunkan kepada Alam Ilmu artinya di Alam pengetahuan.
Dan sesudah itu diturunkan lagi Nur Muhammad di Alam Nur dunia artinya merupakan : NUR MUHAMMAD adanya.
Cahaya dunia berupa Zat (Zat Wajibal Wujud),
diturunkan Nur Muhammad di cahaya dunia itu,
diturunkan seperti burung TA’US maka
pada suatu Nur Muhammad hanya sendirian saja,
tiada yang lain, maka Nur Muhammad pada waktu itu
mengenal suatu kalimah yang bunyinya “HU ZAATULLAH”
Ini syahadat Nur Muhammad di Alam ZATUL BUHTI:
“ASYHADU ALLA ILAHA IL LALLAH”
Maka sesudah Nur Muhammad mengata sesuatu kalimah perkataan tersebut diatas,
maka Nur Muhammad berkata pula
“Hai segala pohon kayu dan batu, langit dan bumi,
maka dari pada sekalian sedang berada pada waktu itu,
berkatalah Nur Muhammad
“Tunduklah engkau sekalian pohon kayu, batu dan langit dan bumi,
maka dari pada sekalian sedang berada pada waktu itu,
berkatalah Nur Muhammad
“Tunduklah engkau sekalian pohon kayu, batu dan langit ber A’jdinlah Ia dan
pada saat itulah Zat Wajibal Wujud berkata dan menyatakan
Nur Muhammad itu bahwa dijadikan dari pada NUR ZATNYA
maka menyahut Zat Wajibal Wujud dengan satu kalimah menyatakan
pada Nur Muhammad “WA ASYHADU ANNA MUHAMMADDARASULULLAH” artinya Syahadat Zat Wajibal Wujud dan sesudahnya itu Zat Allah menyebut
dengan satu kalimah Rasul.
Maka firman Allah kepada Nur Muhammad
“YA MUHAMMAD ENGKAU ITU KU JADIKAN DARI PADA ZATKU,
DAN SEMESTA SEKALIAN JADI DARI PADA ENGKAU NUR HAKMU.
Maka terkejutlah Nur Muhammad setelah mendengar perkataan Zat Allah dan
Nur Muhammad telah berkata :
Bahwasanya adalah yang terlebih dahulu dari pada Diriku.
Sesudah itu Nur Muhammad mencita citakan/ munajad kepada Zat Allah,
lalu ia mengata Zikir Awal namanya Nur Muhammad dan Salawat Awal Nur Muhammad, maka Nur Muhammad sebagai meminta Do’a kepada Zat Allah
“LAA ILAHA ILLALLAHU MUHAMMAD WUJUDULLAH” artinya
Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah,
Hai Tuhanku bahwasanya Diriku ini dari pada Ujud DiriMu.
“LA ILAHA ILLALLAH …. NURIHAQQULLAH “ artinya
Tiada yang disembah melainkan Allah,
Hai Tuhanku bahwasanya Diriku ini dari pada Air Noktah Cahaya Dirimu.
“LA ILAHA ILLALLAHU MUHAMMAD ASTAGFIRULLAH” artinya
Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah,
Hai Tuhanku bahwasanya Aku meminta ampun,
bertaubatlah kepada Engkau yang tlah Engkau terima.
“KUN SALLI’ALA MUHAMMAD”
Jadi Kun Jadilah.
Hai Tuhanku Engkau jadikan Diriku olehmu yang Engkau kehendaki
serta engkau jadikan pada dari kami.
Maka Firman Zat Allah kepada Nur Muhammad
“Engkau ketahuilah bahwasanya Aku jadikan Zatku menjadi Nyawa kepada Engkau, dan Aku jadikan SifatKu kepada Engkau menjadi Tubuh Engkau, dan
Aku jadikan Af’alku ini menjadi Kelakuan Engkau.
Maka berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad :
Ya Muhammad, asalnya Kujadikan Dirimu itu dari pada ZatKU, dan
asal kejadian Dirimu itu dijadikan segala umat Engkau, dan daripada hak Engkau.
Maka berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad :
“ Ya Muhammad Aku bepesan kepada Engkau, dan
bahwasanya Engkau jadikan Nyawa Engkau menjadi Rahasia kepada Umat Engkau, dan Tubuh Engkau itu menjadi Ruh kepada kepada umat Engkau, dan
Aku jadikan Ilmu Engkau itu adalah menjadi Iman kepada Umat Engkau dan
engkau jadikanlah Kelakukan engkau itu menjadi hati kepada Umat Engkau, dan
apa bila Aku Muliakan atas Diri Engkau melainkan Aku Muliakan juga atas Umat Engkau, dan Apa bila Aku kehendaki Diri Engkau buat mengenal IA akan Dikau muliakan ,
Aku kehendaki jika atas mengenal IA akan Dikau serta Umat Engkau.
Maka berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad :
“ Ya Muhammad Aku wajibkan Umat Engkau itu mengenal IA
dari pada asl kejadian dirinya, dan
Aku wajibkan kepada Umat Engkau mengenal IA dari pada AgamaKU, dan
Aku wajibkan kepada Umat Engkau itu mengenal diri bersungguh-sungguh,
niscaya mengenal ia pada awalnya dan
barang siapa tiada mengenal IA pada akhirnya, dan
barang siapa tiada mengenal pada Dunianya, dan
barang siapa tiada mengenal IA pada zahirnya, dan
barang siapa tiada mengenal IA pada bathinnya, dan
barang siapa tiada mengenal akhir Kalamnya,
maka tidaklah mengenal kepada Negeri Akhirat.
Sesudah itu Zat Allah menerangkan kepada Nur Muhammad dengan beberapa keterangan yang tiada kekurangan.
Maka berfirman lagi Zat Allah :
“ Ya Muhammad Engkau titikkan Air Nuktah Engkau buat menjadi Malaikat yang empat, maka apabila Engkau menitikkan yang pertama bernama Nur Mada, dan
apabila Engkau menitikkan yang kedua bernama Nur Madi, dan
apabila Engkau menitikkan yang ketiga bernama Nur Mani, dan
apabila Engkau menitikkan yang keempat yaitu bernama Nur Manikam, dan
apabila Engkau mengata IYAKUN KUN JADI JIBRIL,
maka jadilah JIBRIL, dan
apabila Engkau mengata IYAKUN PAYAKUN JADILAH MIKAIL,
maka jadilah MIKAIL, dan
apabila Engkau mengata IYAKUN PAYAKUN JADILAH ISROPIL,
maka jadilah ISRAPIL , dan
apabila Engkau mengata IYAKUN PAYAKUN JADILAH IZROIL
maka jadilah IZROIL.
Dan berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad :
“Engkau perintahkan kepada malaikat Jibril dan
Engkau jadikan dari pada Anasarnya Jibril yaitu Bumi, dan
Engkau jadikan daripada Anasarnya Mikail yaitu Air, dan
Engkau jadikan daripada Anasarnya Isrofil yaitu Angin, dan
Engkau jadikan dari pada Anasarnya Izroil Api, dan
Engkau perintahkan Ya Muhammad Jibril buat mengambil tanah ditempat di Alam Akbar, dan supaya memperbuat lembangan Adam dan
Engkau perintah Mikail supaya mengambil Air di Alam Mualam, dan
supaya memperbuat lembangan Adam, dan
engkau perintahkan kepada Isropil supaya mengambil Angin di Alam Izzati
supaya memperbuat lembangan Adam, dan
Engkau perintahkan kepada Izroil
supaya mengambil Api di Alam Amarah dan
supaya memperbuat lembangan Adam.
Maka sesudah itu berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad :
“ Ya Muhammad, Aku ghaibkanlah Diriku ini dengan kehendaKU ini,
dan sesudah itu ghaiblah Nur Muhammad kepada Alam Sir,
dan kepada Alam Ruh, dan kepada Alam Nur.
Maka sesudah itu lalu dijadikan Dunia ini dan masih belum ada isinya,
dan sesudah itu dijadikanlah Jasad Adam di Alam Dunia ini
dengan hidup menunduk sendirinya saja,
dan tiadalah mahluk yang lainnya.
Lalu dinamai Dunia ini Alam Jisim dan Alam Insan dan Alam Ruh dan
terhimpunlah namanya kepada Alam Anasarnya Adam dan
dinamai Dunia ini Tubuh Anasarnya Adam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar