Dalam kernyataan yang sebenarnya,
wujud manusia itu bukanlah wujud yang berdiri sendiri
secara independen di luar wujud Allah,
terpisah dan terlepas dari kekuatan Allah.
Yang bisa berdiri sendiri (Qiyamu Binafsihi) hanya Allah.
Dalam kenyataannya memang tidak ada kekuatan
kecuali kekuatan Allah.
Oleh sebab itu,
keterpisahan manusia dengan Allah itu ilusi, dan
ketunggalan itu hakiki.
Fakta di atas walaupun tidak mudah diterima oleh pendapat umum,
namun kebenaran kenyataan tersebut juga tidak bisa diingkari dan ditolak oleh akal sehat. Sebab, akal sehat tidak bisa mengingkari kebenaran kenyataan bahwa
tidak ada kekuatan kecuali kekuatan Allah.
Fakta di atas bisa memaksa manusia merenungkan kembali pemahamannya
tentang wujud Allah,
wujud alam semesta dan wujud manusia,
tentang hubungan manusia dengan Allah,
serta tentang tugas,
kewajiban, dan
tanggungjawab manusia di tengah-tengah alam semesta.
Pemahaman yang lebih sempurna tentang wujud Allah,
bisa diperoleh manusia dari penjelasan Allah sendiri melalui al-Qur’an.
Allah menjelaskan bahwa
Allah itu adalah Yang Mutlak
(QS. 42:11),
Yang Tak Terbatas
(QS. 4:126),
Yang Awwal dan Yang Akhir, Yang Dzahir dan Yang Bathin
(QS. 57:3), dan
Allah itu Esa
(QS. 112:1).
Sebagai Yang Esa, Allah itu berada di mana-mana
(QS. 2: 115) dan
sekaligus tidak berada di mana-mana
(QS. 42:11).
Allah juga menjelaskan bahwa Allah itu adalah Pencipta, Pemilik, Penguasa, Pengatur, Penjaga, Pemelihara, dan yang mengurus seluruh ciptaan-Nya
(QS. 1:2).
Allah menciptakan alam semesta dan manusia sebagai tanda kekuasaan-Nya
(QS. 41:83),
dan Allah memerintahkan manusia agar manusia menyembah-Nya
(QS. 18:14).
Dari fakta-fakta itu,
bisa dipastikan bahwa manusia itu adalah
hamba Allah,
abdi Allah,
budak Allah, dan
pelayan Allah.
Oleh sebab itu, seharusnya, manusia menuruti kemauan Allah.
Jadi bukan sebaliknya, Allah yang harus menuruti kemauan manusia.
Sebagai hamba Allah, tugas dan kewajiban manusia adalah mengikuti petunjuk Allah dan melaksanakan perintah Allah, sehingga bisa mendapatkan haknya sebagai hamba Allah, seperti petunjuk, pertolongan, dan perlindungan-Nya.
Manusia yang berada dalam petunjuk, pertolongan, dan perlindungan Allah,
akan selamat dunia akhirat, sukses dunia akhirat, dan
bahagia selama di dunia dan di akhirat kelak.
Semoga Bermanfaat A HUIIiiiiiiiiiy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar