Selasa, 17 November 2015

Mengubah Marah Menjadi Ramah

Bagaimana cara Mengubah Marah Menjadi Ramah? 

"Jangan marah, bagimu surga.” (HR. Thabrani, shahih)

Mengendalikan marah merupakan salah satu akhlak mulia seorang muslim. 
Meski begitu sebenarnya sangat manusiawi saat kita pernah merasakan marah. 
Mengenali rasa marah yang ada sembari dengan sabar terus menelusuri penyebabnya biasanya akan membantu kita meredamnya.

Mengapa kita sering sulit mengendalikan marah ? 
Ini terjadi kemungkinan besar karena kita hanya berjuang keras menahannya, 
tanpa berusaha menerima lalu menelusuri penyebabnya. 

Dan saat energi negatif berusaha kita tekan, 
makin kuat tekanannya maka aura negatifnya justru makin terasa, 
dan kita pun akan semakin kesulitan mengendalikannya. 
Bahkan rasa marah yang dibiarkan terpendam 
dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, salah satunya kanker. 

Lalu bagaimana caranya agar marah mudah dikendalikan ?

1.Kenali rasa marah kita dengan penuh kesadaran, 
ijinkan dia jadi bagian dari diri kita 
jangan abaikan apalagi ditekan keberadaannya. 

2.Mengadu pada Allah tentang rasa marah yang ada, 
mengaku lah dengan selemah-lemahnya diri 
bahwa kita manusia biasa yang sedang di uji dengan rasa marah. 
Jika di lakukan sepenuh hati 
maka setelah kita mengenali rasa marah yang ada, 
mendadak kita akan diberi kemampuan untuk menelusuri sebabnya.

3.Saat kita sudah paham dengan detil penyebab rasa marah kita, 
maka segera posisi kan diri kita sebagai orang si penyebab kemarahan kita, 
bayangkan jika kita di takdirkan ada dalam posisi dia, 
sebenarnya apa yang akan kita rasakan, 
karena memiliki kesalahan kemungkinan bisa terjadi pada siapa saja termasuk diri kita. Nah...Memiliki sikap empati seperti ini 
akan menjadikan rasa marah mengarah pada solusi, tidak sekedar memendam saja.

4.Setelah kita sudah dapat solusinya, 
jika hati kita sudah cukup tenang mengkomunikasikannya, 
maka segera dibicarakan. 
Namun jika pihak yang membuat kita marah terlihat tidak siap, 
dengan cara berempati, insya allah... 
Marah kita akan tersalurkan sehingga tidak ada lagi yang tersisa di hati dan 
tidak ada dendam juga.

Nah... Sahabat Ummi, 
pernah merasakan marah itu wajar, 
yang harus segera kita cari adalah solusinya dengan terus  membesarkan empati, 
agar tidak ada yang terpendam di hati, 
sehingga kesehatan mental kita senantiasa terjaga, dan 
marah yang ada pun akan berubah menjadi ramah.

Foto ilustrasi: google

Profil Penulis:

Rena Puspa bernama asli Irena Puspawardani, seorang ibu beranak 3 yang kini berdomisili di Malaysia. Buku solo perdananya berjudul "Bahagia Ketika Ikhlas" terbitan Elex Media Komputindo. Penulis kini aktif menulis di Komunitas Ummi Menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar