Minggu, 01 November 2015

IQBAL

Patutlah diakui bahwa sistem pendidikan kita 
- dengan sedikit pengecualian di sana sini-
masih didasarkan pada citra pinjaman , pada sumber intelektual
yang ditimba dari budaya asing, bahkan dengan sekuat tenaga dan 
secara menghamba masih mempergunakan bahasa asing sebagai 
alat komunikasi ilmiahnya.
Sikap seperti ini dicap Iqbal sebagai sikap meminta-minta , 
sikap mengemis ("Su-al").

Dari angkatan ke angkatan kita merasa bangga dan puas 
memandang dunia , bukan saja dengan kacamata orang asing,
akan tetapi bahkan dengan mata , dengan pandangan dan sikap
yang dipergunakan orang asing.
Walaupun sekarang kekuatan politik telah dan sedang mendobraknya.

Pendidikan di sekolah tidak berkutik dan tak kuasa berbuat sesuatu 
untuk menghindarkan kecenderungan sikap ini, 
baik dalam metodanya , dalam kurikulumnya, bahkan juga 
dalam ideologi yang mendasarinya.

Dengan demikian harga diri sebagai bangsa terkubur dalam-dalam 
dan menghambat masyarakat untuk meyalurkan kandungan hatinya
yang kreatif.
Apabila benar-benar pendidikan hendak diperbaharui , 
hendaklah hal itu dilaksanakan atas dasar ideologi baru yang sehat.
Pendidikan seharusnya diarahkan kepada penggugahan dan penguatan 
individualitas manusia, pada penggalian dan pengukuhan kembali
sumber-sumber kebudayaan nasional dan pemanfaatan kekayaan
khazanahnya guna mempercepat dan meningkatkan tempo kegiatannya
yang kreatif.

Syarat ketiga yang bagi Iqbal sangat esensial bagi pembinaan individu
yang sungguh dan tangguh ialah Kebebasan.
Ia berkeyakinan bahwa hidup daan kehidupan tidak mungkin 
mengembangkan segala kemungkinan dan kemampuannya, 
individu tidak akan mungkin memanfaatkan dan membentangkan
kekuatan nya yang latent apabila tidak bernafaskan udara dan kebebasan.

Kebebasanlah yang membuka kesempatan untuk bereksperimen 
dengan dan dalam lingkungannya ; kebebasanlah yang memberikan 
kesempatan untuk bereksperimen dengan dan dalam lingkungannya;
kebebasanlah yang memberikan kesempatan kepada individu 
untuk belajar dan mengembagkan pilihannya yang benar-benar selektif.

Dalam suasana bebas itulah ia dapat belajar untuk menghayati 
pengalaman-pengalaman pribadinya secara langsung dari sumbernya,
tanpa menjiplak dan mengulangkaji pengalaman orang lain.
Iqbal mengharapkan agar sekolah dapat membina dan megembangkan 
pribadi-pribadi yang bebas, berani dan kreatif, bukan dalam bentuk 
pemuda-pemuda yang habis dikuras segala dayanya dan dicetak
dikekang dengan tali kendali yang menjerat ketat.

K.G.Saiyidain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar