INDIVIDU DAN MASYARAKAT.
Sehubungan dengan itu teori pendidikan yang modern hendaknya
memusatkan perhatiannya secara khusus kepada masalah
pertautan timbal balik antara tipe individu yang diharapkan tersebut,
dengan masyarakat .
Pada satu pihak tuntutan masyarakat untuk mengukuhkan dirinya
melalui tipe yang diharapkan nya melalui pendidikan dan
di lain fihak tuntutan individu untuk dapat berkembang melebihi tipe
yang telah ditentukan itu, sehingga dengan demikian ia dapat
memberikan sambutan yang bermanfaat
-kalau perlu dalam bentuk kritik- kepada masyarakat
yang telah membinanya.
Dalam pertentangan politik yang tragis berlangsung dewasa ini,
pendidikan harus mencari landasannya pada suatu tempat di antara
berbagai pengaruh yang mencerai-beraikan serta menimbulkan
dis-integrasi dari pandangan politik yang satu
(yang dibawakan liberalisme) dan pandangan yang lain
yang penuh tekanan yang mendesak -memaksa serta melarang
(yang dibawakan pandangan politik otoriter).
Masalah ini telah pula dibahas Iqbal dengan seksama dalam
"Mastnawi"-nya yang kedua , yaitu Rumuz-i-Bekhudi
(Rahasia Kehilangan-diri).
Karya ini memberikan pembahasan yang mendalam mengenai hakikat
pertautan antara kehidupan individu dan kebudayaan masyarakat
yang merupakan ruang-hidupnya, ruang geraknya serta tempat individu
itu, menyatakan keberadaannya.
Tanpa lingkungan kebudayaannya , individu itu lemah dan tidak berdaya,
kekuatannya habis tersia-sia dan tujuan hidupnya sempit , tak tentu arah
serta kabur.
Sebaliknya, bila individu turut serta aktif dalam kehidupan masyarakatnya
yang dinamis , padanya akan muncul suatu kesadaran akan kekuatannya,
kesadaran akan tujuan hidupnya yang besar, yang memperluas dan
memperdalam ruang lingkup serta mempertegas Diri dari individu
yang bersangkutan.
"Individu hanya mengada dalam tautannya
dengan masyarakat.
Apabila ia menyendiri , ia menjadi bertiada arti,
Ibarat riak riam hanya mencuat di sungai deras,
Di luar sungai ia lenyap bertiada bekas,"
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar