Rabu, 04 November 2015

IQBAL.

PERTUMBUHAN INDIVIDUALITAS.

Iqbal menuntut kita untuk menerima segala pengalaman dengan terbuka
dan menolak sikap hidup menutup diri, mengasingkan diri dari pergaulan.
Guru yang mengurung siswanya diantara keempat dinding kelasnya 
bagaikan ahli tani menyimpan tanamannya di rumah kaca, dituduh Iqbal
sebagai merampas hubungan anak dengan alamnya.
Padahal hubungan anak dengan alam banyak memberinya arahan kepada
anak dan  oleh karena itu bagi pendidikan memiliki arti yang vital :

"Apakah gerangan guru itu ?
 Guru bagaikan pembina jiwa insani !
 O, betapa tepat ucap failasuf Qaani
 dalam mengulas cara membimbing siswa
 'Bila kauinginkan zamanmu bermandi cahaya
  Jangan kau bentangkan benteng pembendung 
  pancaran Surya'. "

Kegembiraan dan kesungguhan hidup tidak mungkin dihayati 
hanya dengan menonton penampilan lahiriahnya dari luar 
-seperti sering dilakukan oleh beberapa seniman dan failasuf-
akan tetapi kita harus terjun sendiri sepenuhnya dalam gejolak
gemuruhnya kehidupan, sambil menjadikan segala pengalaman,
baik yang menyenagkan maupun yang menyakitkan, sebagai
usaha untuk memperkuat dan memperkaya keterbinaan Diri.
Pesan ini diajukan Iqbal melalui nasehat burung pelatuk 
yang pemberani kepada burung kenari yang pemalu dan cengeng :

"Belajarlah dari  kerugian dan kemalangan
 Bunga mawar mendapatkan keindahan murni
 dengan mendobrak memecahkan kelopak !
 Bila terluka , obatilah dengan nyerinya !
 Biasakan hidup di tengah duri penuh nyeri,
 Barulah dapat bersatu dengan keindahan taman".

K.G. Saiyidain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar