PERTUMBUHAN INDIVIDUALITAS.
Iqbal menuntut kita untuk menerima segala pengalaman dengan terbuka
dan menolak sikap hidup menutup diri, mengasingkan diri dari pergaulan.
Guru yang mengurung siswanya diantara keempat dinding kelasnya
bagaikan ahli tani menyimpan tanamannya di rumah kaca, dituduh Iqbal
sebagai merampas hubungan anak dengan alamnya.
Padahal hubungan anak dengan alam banyak memberinya arahan kepada
anak dan oleh karena itu bagi pendidikan memiliki arti yang vital :
"Apakah gerangan guru itu ?
Guru bagaikan pembina jiwa insani !
O, betapa tepat ucap failasuf Qaani
dalam mengulas cara membimbing siswa
'Bila kauinginkan zamanmu bermandi cahaya
Jangan kau bentangkan benteng pembendung
pancaran Surya'. "
Kegembiraan dan kesungguhan hidup tidak mungkin dihayati
hanya dengan menonton penampilan lahiriahnya dari luar
-seperti sering dilakukan oleh beberapa seniman dan failasuf-
akan tetapi kita harus terjun sendiri sepenuhnya dalam gejolak
gemuruhnya kehidupan, sambil menjadikan segala pengalaman,
baik yang menyenagkan maupun yang menyakitkan, sebagai
usaha untuk memperkuat dan memperkaya keterbinaan Diri.
Pesan ini diajukan Iqbal melalui nasehat burung pelatuk
yang pemberani kepada burung kenari yang pemalu dan cengeng :
"Belajarlah dari kerugian dan kemalangan
Bunga mawar mendapatkan keindahan murni
dengan mendobrak memecahkan kelopak !
Bila terluka , obatilah dengan nyerinya !
Biasakan hidup di tengah duri penuh nyeri,
Barulah dapat bersatu dengan keindahan taman".
K.G. Saiyidain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar